Belasan Ribu Tentara Bayaran Berpihak ke Rusia, Ukraina Bakal Hancur Lebur

Pejuang asing, termasuk mantan dan personel tentara Inggris saat ini, juga telah tiba di Ukraina untuk memperjuangkan pemerintah di Kyiv.

Penulis: Nolpitos Hendri | Editor: Guruh Budi Wibowo
Sputnik News
Tentara Rusia menembakan misil ke sebuah kawasan di Ukraina 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Ukraina telah kalah dari Rusia dalam perebutan tentara bayaran. Ukraina dan Rusia telah membuka peluang bagi tentara bayaran untuk bergabung dalam perang mereka. 

Namun, seiring berjalannya waktu tak sedikit tentara bayaran yang berpihak ke Rusia.

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan ada 16.000 sukarelawan di Timur Tengah yang siap bertempur bersama pasukan yang didukung Rusia.

Para pejabat AS mengatakan ini bisa termasuk warga Suriah yang terampil dalam pertempuran perkotaan.

Moskow adalah sekutu lama Suriah dan Putin telah menjadi pendukung utama Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam perang saudara di negara itu.

"Jika Anda melihat bahwa ada orang-orang yang ingin atas kemauan mereka sendiri, bukan karena uang, untuk datang membantu orang-orang yang tinggal di Donbas, maka kita perlu memberi mereka apa yang mereka inginkan dan membantu mereka sampai ke zona konflik," kata Putin memberi tahu menteri pertahanannya.

Shoigu juga mengusulkan sistem rudal anti-tank Barat yang disita diserahkan ke pejuang yang didukung Rusia di wilayah di  Luhansk dan Donetsk di wilayah Donbas.

Menanggapi hal itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan jika tentara bayaran Suriah akan datang ke Ukraina utuk membunuh rakyatnya.

Namun Zelensky mengklaim tidak takut dengan tentara bayaran Suriah karena mendapatkan bantuan dari tentara bayaran asal Inggris.

Charles Lister, seorang analis di Middle East Institute yang berbasis di AS, mempertanyakan seberapa berguna pasukan Suriah bagi Putin.

"Jika rezim Assad mulai mengirim pasukan ke Ukraina, mereka tidak lebih dari umpan meriam dalam pertempuran dan lingkungan yang benar-benar asing bagi mereka," tulisnya di Twitter seperti dilansir dari BBC.

Tidak ada bukti perekrutan warga Suriah yang sebenarnya telah terjadi, tambahnya.

(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved