Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Uraaa, Sudah 4 Jenderal Rusia yang Tewas Dalam Misi Menghancurkan Ukraina, Ini Nama-namanya

Perang bisa membinasikan siapa saja, termasuk jenderal pasukan, sejak berlangsungnya perang, tercatat sudah empat orang jenderal di pihak Rusia tewas.

Sputnik News
Tentara Rusia menembakan misil ke sebuah kawasan di Ukraina 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Kalau perang, pastinya akan menimbulkan korban jiwa.

Siapa saja bisa saja mati ketika berada dalam daerah perang, karena perang tidak memilih siapa yang akan terbunuh.

Perang antara Rusia dan Ukraina tak hanya memakan korban jiwa kalangan tentara biasa.

Sejak berlangsungnya perang, tercatat sudah empat orang jenderal di pihak Rusia tewas.

Tiga jenderal dari militer Rusia dan satu orang dari jenderal Chechnya.

Terbaru, Mayor Jenderal Rusia dilaporkan tewas di Ukraina, menurut pejabat barat pada Jumat (11/3/2022), ketika pasukan Volodymyr Zelensky terus mempertahankan negara mereka melawan serangan Rusia.

Angkatan bersenjata Ukraina mengatakan Mayor Jenderal Andrei Kolesnikov, komandan Distrik Militer Timur, adalah perwira tinggi Rusia ketiga yang tewas sejak pasukan Vladimir Putin menginvasi Ukraina 16 hari lalu.

Pemerintah Ukraina mengumumkan hal itu beberapa hari setelah pembunuhan Mayor Jenderal Vitaly Gerasimov, Kepala Staf Angkatan Darat ke-41, yang tewas di luar Kharkiv, dan Mayor Jenderal Andrei Sukhovetsky.

Keengganan Ukraina untuk mundur dinilai menjadi pukulan lebih lanjut bagi militer Rusia, yang telah dikejutkan oleh taktik pertahanan strategis presiden Ukraina Zelensky, menurut sumber-sumber barat kepada kantor berita PA pada Jumat (11/3/2022).

Sekitar 20 Mayor Jenderal Rusia diperkirakan mengambil bagian dalam invasi, dengan beberapa dari mereka yang tewas telah mengajukan diri untuk maju ke garis depan.

“Anda melihat bahwa pada satu titik pasukan tidak dapat membuat keputusan sendiri dan tidak memiliki kesadaran situasional atau takut untuk bergerak maju, pada saat itu lebih banyak perwira senior maju untuk memimpin dari depan,” kata seorang pejabat seperti dilansir dari kompas.com.

Sebelumnya, intelijen militer Ukraina mengeklaim pada Selasa (8/3/2022), bahwa pasukan Ukraina telah membunuh seorang jenderal Rusia di dekat Kota Kharkiv yang terkepung.

“Mayor Jenderal Vitaly Gerasimov, Wakil Komandan Pertama tentara ke-41 Rusia, tewas pada Senin (7/3/2022),” kata Kepala Direktorat Intelijen Kementerian Pertahanan Ukraina dalam sebuah pernyataan.

Kementerian pertahanan Rusia tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar terkait klaim Ukraina telah membunuh jenderal Rusia.

Sementara jenderal Rusia lainnya, Andrei Sukhovetsky yang juga merupakan seorang wakil Komandan Angkatan Darat Gabungan ke-41, dilaporkan tewas pada akhir Februari lalu.

Organisasi perwira lokal mengkonfirmasi kematiannya terjadi di wilayah Krasnodar, Rusia Selatan.

Namun keadaan kematiannya tidak segera jelas.

Sukhovitsky memulai dinas militer sebagai komandan pleton pada usia 47 tahun setelah lulus dari Akademi Militer lalu terus naik dan mengambil posisi kepemimpinan penting dan berpartisipasi dalam kampanye militer Rusia di Suriah.

Ia juga menjadi wakil komandan Campuran ke-41 Angkatan Darat.

Ada sumber yang menyebut Mayor Jenderal Sukhovitsky terbunuh karena peluru penembak jitu militer Ukraina.

Pravda, sebuah surat kabar Rusia, juga melaporkan kematiannya.

Dijelaskan bahwa Sukhovetsky lulus dari Sekolah Lintas Udara Tinggi Ryazan pada tahun 1995 setelah memulai menjadi komandan peleton dan kemudian naik menjadi jabatan kepala staf unit serangan udara Pengawal.

“Dengan rasa sakit yang luar biasa, kami mengetahui berita tragis kematian teman kami, Mayor Jenderal Andrei Sokhovitsky, di wilayah Ukraina selama operasi khusus. Kami menyampaikan belasungkawa tulus kami kepada keluarganya,” kata Sergei Chepelev, seorang wakil veteran Rusia, menulis di media sosial.

Belum ada rincian lebih lanjut yang dirilis, tapi diketahui bahwa layanan pemakaman akan dilaksanakan di Novorossiysk.

Sebelumnya, jenderal Pasukan Khusus Chechnya Jenderal Magomed Tushaev dilaporkan tewas dihantam rudal Ukraina.

Pasukan Khusus Chechnya dikirim oleh Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menangkap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky baik dalam keadaan hidup atau mati.

Konvoi pasukan elite Chechnya tersebut dihantam rudal tentara Ukraina. 56 tank dikabarkan hancur berkeping-keping.

Belum ada laporan resmi jumlah anggota pasukan khusus yang tewas tersebut.

Dilansir dari Wartakotalive.com, bersumber dari breaking news dailymail.co. pasukan khusus tersebut telah dilenyapkan setelah konvoi 56 tank mereka hancur berkeping-keping di dekat Hostomel, timur laut Kyiv, oleh tembakan rudal Ukraina pada hari kedua serangan Chechnya.

Tidak jelas berapa banyak yang meninggal, tetapi jumlahnya kemungkinan mencapai ratusan.

Di antara mereka yang dikatakan telah hancur adalah Jenderal Chechnya Magomed Tushaev.

Dia adalah komandan brigade penjaga nasional bermotor ke-141 - pasukan elit kepala negara Chechnya Ramzan Kadyrov.

Tushaev telah berfoto bersama Kadyrov, untuk kepentingan bagi rezim Chechnya, yang menjadi terkenal di barat karena memburu, menyiksa, dan membunuh pria gay.

Kadyrov bahkan diyakini telah mengunjungi skuadron Tushaev di hutan Ukraina sebelum mereka diduga tewas.

Mengatur ulang pasukan

Menurut penilaian intelijen Kementerian Pertahanan (MoD) terbaru, pasukan Rusia tampaknya berusaha "mengatur ulang" strategi sebelum melakukan serangan baru, termasuk terhadap Kyiv.

“Pasukan darat Rusia terus membuat kemajuan terbatas. Masalah logistik yang telah menghambat kemajuan Rusia tetap ada, seperti halnya perlawanan kuat dari Ukraina,” menurut pembaruan intelijen Inggris, yang diunggah ke Twitter pada Jumat (11/3/2022).

“Rusia kemungkinan berusaha mengatur ulang dan memposisikan kembali pasukannya, untuk aktivitas ofensif baru dalam beberapa hari mendatang. Ini mungkin termasuk operasi melawan ibukota Kyiv.”

Rekaman dari minggu ini menunjukkan konvoi kendaraan militer Rusia sepanjang 40 mil, mendekati Kyiv, dibombardir oleh pasukan Ukraina, yang akhirnya memaksa mereka untuk mundur.

Daily Mail melaporkan para ahli mengaku bingung dengan ketidakmampuan taktik yang digunakan oleh tentara Rusia, setelah rekaman pesawat tak berawak kemarin menunjukkan barisan tank Rusia ditembak satu per satu dalam penyergapan oleh pasukan Ukraina.

Analis mengatakan komandan tank Rusia tampaknya mengizinkan Ukraina menembak jatuh unit mereka, dengan mengemudi di tengah jalan utama menuju Kyiv - dan langsung ke jebakan maut.

Setelah terhenti selama lebih dari seminggu, barisan kendaraan lapis baja sebelumnya terlihat bergerak lagi.

Tank-tank disebar ke hutan terdekat dan dengan artileri bergerak ke posisi menembak.

Pasukan Putin sekarang telah kehilangan lebih banyak tank daripada yang beroperasi di seluruh tentara Jerman.

Negara Eropa timur itu mengatakan minggu ini Rusia telah kehilangan lebih dari 12.000 tentara, serta persenjataan berat, termasuk 80 helikopter, 1.036 kendaraan lapis baja dan 120 meriam.

Dengan kematian Mayor Jenderal Kolesnikov, artinya perwira senior Rusia yang tewas dalam dua minggu di Ukraina sama banyaknya dengan jumlah yang tewas selama 11 tahun seluruh perang saudara Suriah, di mana Putin membantu menopang rezim Bashar al-Assad.

Mengklaim “penghapusan” perwira senior itu dalam sebuah kicauan Twitter, militer Ukraina mengatakan: “Penjajah Rusia terus kehilangan perwira mereka dalam perang melawan Ukraina.”

Kementerian pertahanan Rusia, sejauh ini, menolak untuk menanggapi klaim ini, yang juga belum diverifikasi secara independen.

Menurut PBB, setidaknya 549 warga sipil, termasuk 41 anak-anak, telah tewas.

Setidaknya 801 lainnya terluka di Ukraina sejak awal invasi, meskipun angka sebenarnya diperkirakan jauh lebih tinggi.

Juga diumumkan sebelumnya bahwa perang di Ukraina telah memaksa lebih dari 2,5 juta penduduk untuk melarikan diri dari negara yang dilanda perang.

Sumber Bangkapos.com

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved