PM Israel Suruh Presiden Ukraina Menyerah Saja Pada Rusia, Benarkah? Inilah Faktanya
Presiden Amerika Serikat Joe Bident menegaskan telah siap jika terjadi perang dunia ketiga tetapi bukan di Ukraina.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Benarkah Perdana Menteri (PM) Israel Naftali Bennett mendesak Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk menyerah ke Presiden Rusia Vladimir Putin.
Sebelumnya dua media Israel, Walla dan Haaretz, mengabarkan jika Presiden Zelensky telah didesak PM Bennet untuk menerima tawaran Vladimir Putin berupa konsesi yang signifikan untuk mengakhiri invasi Moskwa.
Namun, Walla tidak merinci tawaran Putin. Tetapi, laporan Walla menyebutkan bahwa Putin menuntut wilayah Donbas yang independen, sambil berhenti mencari perubahan rezim di Ukraina.
Sementara laporan Haaretz mengabarkan, usulan yang disodorkan Bennett ke Zelensky termasuk mengakui pencaplokan Crimea oleh Rusia, mengakui Donetsk dan Luhansk sebagai entitas yang terpisah, dan mengubah konstitusi Ukraina untuk menarik komitmen untuk bergabung dengan NATO.
“Jika saya jadi Anda, saya akan memikirkan kehidupan orang-orang saya dan menerima tawaran itu,” kata Bennett kepada Zelensky selama panggilan telepon pada Selasa (8/3/2022), menurut seorang pejabat senior Ukraina yang berbicara kepada media Haaretz dengan syarat anonim.
Namun, Presiden Zelensky tidak menerima usulan dari Bennet dan menanggapi dengan singkat dengan berkata, "Saya mendengar Anda."
"Bennett telah mengusulkan agar kami menyerah. Namun kami tidak punya niat untuk melakukannya. Kami tahu bahwa tawaran Putin hanyalah permulaan,” kata pejabat senior Ukraina kepada Walla dan Haaretz.
Laporan itu juga menyebutkan bahwa Israel juga telah meminta agar Ukraina menghentikan permintaannya untuk bantuan militer atau pertahanan dari Israel. Pasalnya, permintaan tersebut dapat menghambat upaya Israel untuk menengahi dan menjaga netralitas.
Sejauh ini, Zelensky tidak terkesan dengan upaya mediasi yang dilakukan oleh Bennett. Zelensky bahkan pernah mengatakan bahwa Bennet sudah cukup menjadi "kotak surat" yang menyampaikan pesan antara Rusia ke Ukraina. “Kami tidak membutuhkan kotak surat,” kata pejabat senior Ukraina tersebut.
BERITA LAINNYA CEK FAKTA KEBOHONGAN RUSIA
Menlu Ukraina Sebut Ada 'Otoritas' yang Sulit Digambarkan di Balik Kremlin
Kini, pada Minggu (13/3/2022), sudah 17 hari Rusia invasi Ukraina. Kedua negara belum membuat kemajuan dalam menyepakati gencatan senjata. Pertemuan terakhir dalam pembicaraan yang alot di Turki pada Kamis (10/3/2022), Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengungkapkan; "Kami juga berbicara tentang gencatan senjata, gencatan senjata 24 jam, tetapi tidak ada kemajuan yang dicapai dalam hal itu."
Pernyataan Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba itu keluar setelah melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov di Antalya.
"Tampaknya, ada pembuat keputusan lain untuk masalah ini di Rusia," beber Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba, dikutip Channel News Asia.
Ketika kesepakatan gencatan senjata belum tercapai, Dmytro Kuleba bersumpah: "Ukraina belum menyerah, tidak menyerah, dan tidak akan pernah menyerah."
