'Belajar dong dari Malaysia', Anggota DPR RI Ini Sentil Pemerintah Soal Minyak Goreng Langka

Pertama, Irma Suryani mengatakan bahwa ia mengapresiasi penetapan harga minyak goreng menjadi Rp 14.000 oleh pemerintah.

Editor: Muhammad Ridho
YouTube Indonesia Lawyers Club
Anggota DPR RI F-Nasdem Irma Suryani Chaniago saat memberikan tanggapan tentang kelangkaan minyak goreng saat menjadi bintang tamu di acara Indonesia Lawyers Club. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Kelangkaan minyak goreng masih saja menjadi perbincangan di tengah masyarakat.

Terlebih setelah adanya korban meninggal dunia karena berdesakan saat antri mendapatkan bahan pokok tersebut.

Karena itu, program acara Indonesia Lawyers Club (ILC)  yang dipandu Karni Ilyas tak lupa menyoroti hal ini dengan mengangakat tema "Ironi! Minyak Goreng Langka di Negara Penghasil Sawit Terbesar di Dunia".

Salah satu bintang tamu yang hadir di ILC menyampaikan pendapatnya tentang kelangkanan minyak goreng ini adalah Anggota DPR RI F-Nasdem Irma Suryani Chaniago.

Pertama, Irma Suryani mengatakan bahwa ia mengapresiasi penetapan harga minyak goreng menjadi Rp 14.000 oleh pemerintah.

Namun, ia menenkan bahwa harga tersebut sebenarnya pada tahun 2021, memang sudah seperi itu dalam artian tidak ada perubahan harga.

"Saya tiap bulan itu beli minyak goreng. Jadi saya tahu persis harga 2021 juga tetap Rp 14.000, bukan baru 2022 ini," kata Irma Suryani dikutip dari Indonesia Lawyers Club, Senin (14/3/2022).

Selain itu, ia juga membadingkan harga minyak goreng Indonesia dengan Malaysia.

Menurutnya, meskipun Malaysia hanya pengahasil kelapa sawit nomor keberapa di banding Indonesia yang berada di posisi pertama di dunia, tapi harga minyak gorengnya masih relatif murah.

Lantaran itu, diakui Irma Suryani kalau sebenarnya tidak ada alasan kelangkaan minyak goreng terjadi di Indonesia hanya karena harganya diturunkan.

"Saya nggak tau, ini menterinya yang nggak becus atau distribusinya, atau aparatnya yang harusnya ikut mengontorol ikut membantu menterinya untuk mengatasi masalah," ungkap Irma Suryani Chaniago.

Meskipun pemerintah sudah bekerja sama dengan pemerintah setempat di berbagai wilayah Indonesia sampai bekerja sama dengan penegak aparat hukum, tapi bagi Irma Suryani hari ini belum juga ditemukan solusi dan perbaikan.

Sehingga, ia pun menyebutkan bahwa pemerintah harusnya bisa belajar dari Malaysia dengan penetapan harga minyak yang diberlakukan ke masyarakat.

"Belajar dong dari Malaysia, kenapa Malaysia bisa Rp 8.000, kita sudah Rp 14.000, masih ngomong lagi bahwa itu kemurahan," beber Irma Suryani.

"Lah itu 4 produsen, 4 pabrik minyak terbesar di Indonesia itu, tutup semua aja itu. Karena mereka nggak bertanggung jawab," tambah Irma Suryani.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved