Migor Tetap Langka Harga Menggila
Harga Minyak Goreng Membubung Tinggi di Siak, Barang Langka, Masih Susah Dicari
Warga di Kabupaten Siak semakin mengeluh soal mahalnya harga minyak goreng. Selain itu, barang juga langka di warung -warung
Penulis: Mayonal Putra | Editor: Nurul Qomariah
Minyak goreng itu dikemas dengan plastik ukuran 1 liter dan diikat karet di bagian penutup.
Ia berharap ada perhatian pemerintah untuk mengatasi kelangkaan minyak goreng ini. Kalau tidak, yang paling terancam adalah pedagang.
“Warung nasi goreng ini satu-satunya usaha kami, kalau tidak ada minyak goreng otomatis kami
tak bisa lagi berjualan,” kata dia.
Pantauan di beberapa warung harian dan ritel modern, menunjukkan kosongnya stok minyak goreng pada pukul 10.30 WIB.
Alasan pengelola warung bahwa stok sangat terbatas sedangkan permintaan sangat banyak.
“Kosong Bang, belum masuk. Biasanya kalau masuk cuma 2 kardus,” kata kasir di Alfamart depan LAMR Siak.
Sementara warung harian Cece di lampu merah Jalan Sutomo, kelurahan Kampung Dalam hanya ada minyak kiloan.
Pemilik warung itu, Cece menyebut stok juga sangat sedikit, berkisah 25 kilo sekali dua hari.
“Jadi kalau mau dapat ya datang lebih pagi, karena pukul 08.00 -10.00 WIB banyak orang yang membelinya,” kata Cece.
Sedangkan stok untuk minyak goreng kemasan hanya ada 24 liter dengan kemasan 1 liter. Minyak goreng kemasan ini pun juga ludes pada pukul 10.45 WIB.
“Harga untuk minyak goreng kemasan Rp 35.000 per liter. Harga naik karena dari pemasoknya naik juga,” kata dia.
( Tribunpekanbaru.com / Mayonal Putra )