Indonesia Gempar, Mafia-mafia Migor Diumumkan Mendag, Siapa Saja Mereka, Begini Informasinya
Diumumkan Mendag, nama-nama Mafia Migor akan terpublish. Tentu saja Indoensia jadi gempar sebab ketahuan siapa saja mafia migor
TRIBUNPEKANBARU.COM- Indonesia akan gempar setelah terungkap para mafia minyak goreng. Mafia-mafia ini direncanakan akan diumumkan oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi.
Tentu saja itu menjadi kabar yang menggembirakan sekalgus miris. sebab, akan terlihat dan tahu siapa saja mafia migor yang dimaksud oleh Mendag.
Perhatian publik tentu akan teruju pada mafia migor tersebut. Nah, itu tentu akan berdampak dan memberikan efek sosial yang luar biasa.
Baca juga: Cabut HET Hingga Minyak Goreng Melambung Tinggi, Kemendag: Sesuai Arahan Presiden
Sebab, mafia ini akan diumumkan dan menjawab rasa penasaran banyak orang.
Lalu pertanyaannya, apakah benar Mendag akan mengumumkan nama-nama mafia Migor?
Janji segera umumkan tersangka
Dalam kesempatan yang sama, Lutfi mengatakan bahwa tersangka mafia minyak goreng akan segera diumumkan.
Dia mengatakan, Kemendag bersama Satuan Tugas Pangan terus menelusuri keberadaan para mafia tersebut. Janji Mendag, calon tersangka mafia minyak goreng akan diumumkan Senin (21/3/2022) hari ini.
"Saya, kita pemerintah, tidak pernah mengalah apalagi kalah dengan mafia, saya akan pastikan mereka ditangkap dan calon tersangkanya akan diumumkan hari Senin," katanya.
Lutfi mengaku telah memberikan data terkait praktik mafia minyak goreng tersebut ke Badan Reserse Kriminal Polri agar dapat diproses hukum.
Dia menuturkan, praktik yang dilakukan oleh para mafia tersebut antara lain mengalihkan minyak subsidi ke minyak industri, mengekspor minyak goreng ke luar negeri, hingga mengemas ulang minyak goreng agar bisa dijual dengan harga yang tak sesuai HET.
"Saya akan perangi dan memastikan mereka yang mengerjakan itu akan dituntut di muka hukum," ujar Lutfi.
Namun, di samping permainan mafia, Lutfi menyebut kisruh minyak goreng yang terjadi juga disebabkan karena invasi Rusia ke Ukraina.
Lutfi pun mengaku bersalah karena tak bisa memprediksi lonjakan kenaikan harga sejumlah komoditas pangan.
Meski begitu, ia mengeklaim tidak akan menyerah pada mafia-mafia pangan di Indonesia.