Padahal Dulu Nyaris Dihukum Mati, Kini Ramos Horta Selangkah Lagi jadi Presiden Timor Leste
Dulunya Jose Ramos Horta atau Ramos Horta hampir Dihukum Mati, kini malah selangkah lagi jadi Presiden Timor Leste.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Dulunya Jose Ramos Horta atau Ramos Horta hampir Dihukum Mati, kini malah selangkah lagi jadi Presiden Timor Leste.
Kala itu peraih Nobel itu disebut membelot ke Indonesia.
Dilansir dari Channel Asia, Senin (21/3/2022), Ramos meraih posisi terdepan dalam pemilihan presiden Timor Leste.
Dia melawan petahana Timor Leste Francisco Lu Olo Guterres.
Meski demikian, keputusan akhirnya tinggal satu langkah lagi yakni menunggu hasil putaran kedua nanti.
Negara terbaru di Asia itu sedang menyelenggarakan pemilihan presiden kelimanya sejak kemerdekaan dari Indonesia pada 2002.
Diketahui tokoh perlawanan Jose Ramos-Horta memimpin dengan kemenangan telak setelah lebih dari 90 persen suara telah dihitung.
Menurut data dari badan penyelenggara pemilu negara itu.
Namun tahukah kamu bawa Ramos berhutang nyawa pada Mozambik?
Yap, kala itu tahun 1980, pejabat dari Afirka menyelamatkannya dari eksekusi selama pembersihan internal negara tersebut.
Setelah invasi Indonesia, pihak Fretilin menjadi semakin radikal.
Pihaknya berusaha menekankan interpretasi fundamentalis terhadap Marxis-Leninisme.
Pada pertengahan 1977 seruan untuk revolusi rakyat di sepanjang garis Mao dimulai.
Biodata
Nama : Dr José Manuel Ramos-Horta, GCL
Lahir : Dili, 26 Desember 1949
Istri : Ana Pessoa
Anak : Loro Horta
Karier Politik
- Presiden Timor Leste (20 Mei 2007-19 Mei 2012)
- Perdana Menteri Timor Leste (8 Juli 2006-20 Mei 2007)
- Menteri Luar Negeri Timor Leste (2002-undur diri tahun 2006)
- Jubir bagi perlawanan Timor Leste di pengasingan selama pendudukan Indonesia antara 1975 dan 1999.
Sepak Terjang Politik
Ramor Horta berdarah Mestiço. Ibunya orang Timor dan ayahnya Portugis yang diasingkan ke Timor Portugis oleh diktator Salazar.
Dia dididik di sebuah misi Katolik di desa kecil di Soibada, yang belakangan dipilih oleh Fretilin sebagai markas besarnya setelah invasi Indonesia. Dari sebelas saudaranya, empat terbunuh oleh militer Indonesia.
Ramos Horta belajar Hukum Internasional Publik di Akademi Hukum Internasional Den Haag (1983) dan di Universitas Antioch di mana ia mendapatkan gelar Master dalam Studi Perdamaian (1984).
Dia terlatih dalam Hukum Hak Asasi Manusia di Institut Internasional Hak-hak Asasi Manusia di Strasbourg, Prancis (1983).
Ramos Horta juga mengikuti kelas-kelas pascasarjana dalam Kebijakan Luar Negeri Amerika di Universitas Columbia di New York (1983).
Dia juga adalah anggota Perkumpulan Senior College St Anthony, Oxford, England (1987).
Ramos Horta sangat aktif terlibat dalam pengembangan kesadaran berpolitik di Timor Portugis yang menyebabkannya diasingkan selama dua tahun pada 1970-1971 ke Afrika Timur Portugis.
Ini adalah sebuah tradisi keluarga karena kakeknya juga pernah diasingkan, dari Portugal ke pulau Azores, kemudian ke Cape Verde, Guinea Portugis dan akhirnya ke Timor Portugis.
Ramos Horta adalah seorang moderat di kalangan kepemimpinan nasionalis Timor yang sedang muncul.
Ia diangkat menjadi Menteri Luar Negeri dari pemerintahan "Republik Demokratis Timor Leste" yang diproklamasikan oleh partai-partai pro-kemerdekaan pada November 1975.
Ketika diangkat menjadi menteri, Ramos Horta baru berusia 25 tahun. Ia meninggalkan Timor Leste tiga hari sebelum pasukan-pasukan Indonesia menyerang, untuk memohon pembelaan bagi kasus Timor di depan PBB.
Ramos Horta tiba di New York untuk berpidato di depan Dewan Keamanan PBB dan mendesak mereka untuk mengambil tindakan terhadap militer Indonesia yang melakukan pembantaian atas lebih dari 200.000 orang Timor Timur selama 1976 dan 1981.
Ramos Horta adalah Wakil Tetap Fretilin untuk PBB selama 10 tahun
https://makassar.tribunnews.com/2022/03/23/dulu-ramos-horta-hampir-dihukum-mati-kini-malah-jadi-calon-terkuat-presiden-timor-leste-penyelamat?page=all
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/terpuruknya-ekonomi-timor-leste-bank-mandiri-dan-bri-ikut-disalahkan-ramos-horta-sampai-murka.jpg)