Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Perempuan di Iran Dilema: Ingin Jual Diri tapi Beresiko Tak Dibayar karena Hal Ini

menurut laporan tidak resmi oleh lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan peneliti, jumlah orang yang bekerja di industri seks hanya meningkat.

File/AFP
ILLUSTRASI Wanita Iran di Teheran 

Aftab Society, sebuah LSM yang didedikasikan untuk perawatan wanita pecandu narkoba di Iran, mengatakan pada 2019 bahwa mungkin ada hampir 10.000 pekerja seks wanita di ibu kota, sekitar 35 persen di antaranya sudah menikah.

Menurut Amir Mahmoud Harrichi, seorang profesor kesejahteraan sosial di Universitas Teheran, angka jumlah pekerja seks wanita di Teheran bisa dua kali lebih tinggi.

Mengingat kurangnya kesempatan kerja bagi perempuan di Iran dan tidak adanya kesetaraan gender, banyak perempuan yang hidup di bawah garis kemiskinan terpaksa menukar seks dengan uang.

Namun, pekerjaan itu datang dengan risiko besar.

"Laki-laki tahu bahwa prostitusi adalah ilegal di Iran dan menimbulkan hukuman berat bagi perempuan, jadi mereka menggunakannya untuk keuntungan mereka," kata seorang pekerja seks paruh waktu, Mahnaz, seorang mahasiswa di sebuah universitas di Teheran.

"Sudah terjadi pada saya dalam berbagai kesempatan bahwa saya berhubungan seks dengan seseorang tetapi dia tidak membayar saya dan saya tidak bisa pergi ke pihak berwenang."

Mahnaz mengatakan biaya hidup di Teheran sangat tinggi dan melakukan pekerjaan lain tidak akan membayar tagihannya.(Tribunpekanbaru.com).

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved