Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Dana CSR PT RAPP Rp 3,2 M, Wisatawan Bisa Lihat Ranjang Sultan Syarif Kasim II di Istana Peraduan

Istana Peraduan yang berada di samping kiri istana Siak belum lama ini dibuka untuk akses wisatawan setelah dilakukan pemugaran. 

Penulis: Mayonal Putra | Editor: Nolpitos Hendri
TRIBUNPEKANBARU.COM/MAYONAL PUTRA
Dana CSR PT RAPP Rp 3,2 M, Wisatawan Bisa Lihat Ranjang Sultan Syarif Kasim II di Istana Peraduan. Foto: Replikasi Ranjang Sultan Syarif Kasim II di dalam Istana Peraduan, kompleks Istana Siak. Tribunpekanbaru.com/Mayonal Putra 

“Pada zaman dahulu, kamar yang tertata rapi dan ranjang yang sudah empuk, kelambu dengan kain pilihan, itu luar biasa.

Hawa dalam ruangan ini membawa saya ke masa Sultan, membayangkan romantisnya Sultan dengan permaisurinya dalam balutan religiusitas yang tinggi,” kata pengunjung asal Pekanbaru, Ramdhani yang dianggukkan oleh pemandu di istana itu, Zainuddin.

Kamar pribadi Sultan Syarif Kasim II tidaklah terlalu luas. Ruangan dalam kamarnya tanpa sekatan, namun ranjangnya mencuri perhatian wisatawan sejak dibukanya Istana Peraduan itu untuk umum. 

Di sebelah ranjang Sultan, terdapat sebuah kursi, lengkap dengan meja berukuran sedang.

Di atas meja itu terletak sebuah Alquran, yang membuktikan bahwa betapa religiusnya sultan terakhir Siak itu. 

Istana Peraduan sebagai Mahar Pernikahan Sultan 

Istana Peraduan ini dinamakan juga istana Tengku Syarifah Latifah.

Istana Peraduan tersebut mahar pernikahan Sultan Syarif Kasim II dengan Tengku Syarifaf Latifah, sang permaisuri. 

“Ya benar, dalam sejarahnya istana tersebut memang mahar Sultan terhadap permaisurinya Tengku Syarifah Latifah,” kata Datuk Seri Wan Said, Ketua Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kabupaten Siak. 

Ia memaparkan, Istana Peraduan dibangun pada 1915 silam atau 7 tahun setelah lahirnya Boedi Oetomo, organisasi pemuda yang didirikan Soetomo untuk menyatukan nusa dan bangsa.

Pembangunan Istana Peraduan ini selesai pada 1916.

“Istana Peraduan merupakan bangunan penting sebagai bukti otentik dari kerajaan Siak selain dari istana utama.

Bangunan ini adalah cagar budaya dan ornamen peradaban Melayu. Karena itu harus dirawat,” kata dia.

Ia memberikan apresiasi atas dipugarnya bangunan itu, sehingga bentuk dan nilai sejarahnya menjadi abadi.

Datuk Seri Wan Said juga memuji kepedulian PT RAPP yang mau mengeluarkan dana Rp 3,2 miliar untuk mempugar bangunan yang menjadi kebanggaan masyarakat Siak tersebut. 

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved