Korban Kebijakan Sendiri, Uni Eropa Beli Mahal Gas Usai Embargo Rusia
Korban kebijakan sendiri, embargo ekonomi Uni Eropa ke Rusia memaksa negara-negara Eropa membeli gas dengan harga mahal.
Penulis: Firmauli Sihaloho | Editor: Ilham Yafiz
TRIBUNPEKANBARU.COM - Korban kebijakan sendiri, embargo ekonomi Uni Eropa ke Rusia memaksa negara-negara Eropa membeli gas dengan harga mahal.
UE telah meningkatkan pembelian energi, mengimpor gas alam dengan harga premium karena kebutuhan mendesaknya.
Negara-negara Eropa harus mengisi fasilitas penyimpanan gas mnereka sebelum musim dingin tiba atau Rusia mematikan keran gas karena penolakan importir untuk membayar dalam rubel.
Data dari Reuters menunjukkan bahwa persediaan saat ini terisi lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.
Menurut statistik, permintaan untuk pengiriman gas Rusia ke Eropa mencapai level tertinggi dalam lima bulan bulan ini. Impor LNG juga meningkat.
Menurut laporan itu, pada awal Mei, tingkat persediaan gas alam di Eropa 18% di bawah rata-rata lima tahun dari sebelum pandemi.
Jumlah penyimpanan gas di UE dan Inggris Raya telah berkembang menjadi 380 terawatt-hours (TWh). Pada tingkat ini, gas dalam penyimpanan bisa mencapai 904 TWh pada 1 Oktober ketika musim pemanasan dimulai, kata para analis.
Uni Eropa berjanji untuk memangkas dua pertiga impor gas Rusia pada tahun depan dan untuk menghilangkan ketergantungannya sebelum 2030.
Dorongan untuk melepaskan diri dari energi Rusia datang di tengah permintaan global yang sudah tumbuh dan harga LNG yang tinggi.
Rusia telah menjadi pemasok utama energi ke UE, memenuhi sekitar 40% dari permintaan blok tersebut untuk gas alam.
Menurut peneliti EWI, jika Moskow menghentikan aliran gas sekarang, UE—tidak termasuk Spanyol dan Portugal—dan Inggris, bersama-sama, perlu memangkas konsumsi gas sebesar 459 TWh selama musim panas.
Jika wilayah tersebut berupaya mempertahankan tingkat persediaan gas 33% dari total kapasitas, maka wilayah tersebut harus mengurangi konsumsi sebanyak 790 TWh, kata peneliti.
Sementara itu, kekhawatiran telah berkembang bahwa jika UE membeli gas alam dengan "harga yang sangat tinggi", maka harga yang akan dijualnya kepada konsumennya tidak akan terjangkau untuk semua orang.
Bisnis dan konsumen di seluruh benua telah berjuang dengan tagihan listrik mereka, dan beberapa bahkan telah memperingatkan tentang kebangkrutan yang akan segera terjadi karena biaya energi yang berlebihan.
