Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Perang Ukraina vs Rusia

Mengerikan, Kelamin Tahanan Ukraina Dipotong, Percakapan Telepon Tentara Rusia Bocor

Percakapan telepon seorang tentara Rusia bocor, pembicaraan dengan ibunya bikin geger, mengaku telah memotong penis tahanan Ukraina.

Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: Ilham Yafiz
Yasuyoshi CHIBA/AFP
Ilustrasi Seorang tentara Ukraina duduk di atas kendaraan pengangkut personel lapis baja (APC) yang mengemudi di jalan dekat Sloviansk, Ukraina timur, pada 26 April 2022, di tengah invasi Rusia ke Ukraina. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Percakapan telepon seorang tentara Rusia bocor, pembicaraan dengan ibunya bikin geger, mengaku telah memotong penis tahanan Ukraina.

Seorang tentara Rusia diduga membual kepada ibunya tentang bagaimana dia suka memotong penis tahanan Ukraina.

Diberitakan dailystar, Pembicaraan ini terekam dalam panggilan telepon yang bocor.

Dalam panggilan yang disadap, yang dirilis oleh tentara Ukraina, prajurit Konstanin juga memberi tahu ibunya Tatyana tentang pasukan Rusia yang menyiksa warga sipil.

Ibunya tampak tidak terpengaruh ketika dia membuka pembicaraan tentang kawat berduri yang sengaja dimasukkan ke anus tahanan atau mematahkan kaki mereka sehingga mereka tidak bisa melarikan diri.

Seruan itu diterjemahkan di Twitter oleh pakar Eropa timur Sergej Sulenny.

Pertama, Konstanin menjelaskan teknik penyiksaan "mawar kecil" kepada ibunya.

Dia berkata: "Saya juga ambil bagian dalam hal ini. Petugas FSB menyiksa tawanan perang. Anda tahu apa mawar kecil itu?"

"Tidak," jawabnya.

Dia menjelaskan: "Anda dapat menumbuhkan 21 mawar di tubuh laki-laki. 20 jari dan satu kelamin, maaf.

"Satu memotong kulit dengan daging, semua jari. Dan kemudian Anda melakukannya di sana (di kelamin). Inilah yang disebut 21 mawar di tubuh laki-laki."

Tatyana kemudian bertanya kepada putranya apakah dia ikut serta dalam hal ini.

Dia melanjutkan: "Sementara kami menunggu komandan sel penyiksaan, kami menahan tawanan perang, kami memukuli tawanan perang dengan kejam, kami mematahkan kaki mereka sehingga mereka tidak bisa melarikan diri.

"Jadi seorang tawanan perang duduk, tulang pinggul patah. Saya mematahkannya. Mereka mengungsi. Dia berkata: 'Saya tidak peduli'. Tapi mengapa Anda takut jika Anda tidak peduli? "Saya tidak takut!". Dan kenapa kamu menangis Dia diam.

"Saya sangat menyukainya, memperkosa orang secara moral, hanya dengan dua kata."

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved