Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

China Punya Rencana Terselebung Bila Rusia Berhasil Taklukan Ukraina, Taiwan Wajib Waspada

Hasil dari pelajaran perang di Ukraina tersebut kemungkinan akan disesuaikan dengan rencana jangka panjang Beijing untuk menguasai Taiwan.

Editor: Muhammad Ridho
AFP via BBC
Presiden China Xi Jinping ketika berjabat tangan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin saat berkunjung ke Moskwa pada Rabu (5/6/2019). 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Dampak perang Rusia vs Ukraina berdampak global.

Tengok saja CIA, yang belum lama ini membocorkan rencana terselebung China.

Kabarnya China bersiap melakukan invasi militer bila Rusia berhasil taklukan Ukraina.

Sasarannya jelas Taiwan, negara pecahan yang melepaskan diri dari China.

Ya, Taiwan wajib waspada lantaran ambisi China untuk merebut kembali wilayahnya cukup besar.

Informasi selengkapnya ada dalam artikel ini.

Melansir TribunPalu.com dengan judul Jika Rusia Berhasil Caplok Ukraina, CIA Sebut China Bakal Rencanakan Invasi ke Taiwan, Direktur CIA Bill Burns mengatakan, China sedang mempelajari invasi Rusia ke Ukraina.

Hasil dari pelajaran perang di Ukraina tersebut kemungkinan akan disesuaikan dengan rencana jangka panjang Beijing untuk menguasai Taiwan.

“China sedang mencoba untuk melihat dengan hati-hati pelajaran apa yang harus mereka ambil dari Ukraina tentang ambisi-ambisi mereka serta Taiwan," kata Burns dalam konferensi Financial Times, Sabtu (7/5/2022).

Burns menduga, Beijing terkejut oleh kinerja buruk pasukan militer Rusia serta perlawanan keras yang muncul dari seluruh elemen di Ukraina, sebagaimana dilansir AFP.

“Saya pikir mereka telah dikejutkan oleh cara aliansi transatlantik bersatu untuk membebankan biaya ekonomi pada Rusia sebagai akibat dari agresi itu,” ujar Burns.

Dia menambahkan, China juga gelisah mengenai fakta yang muncul bahwa apa yang telah dilakukan Presiden Rusia Vladimir Putin justru membuat AS dan Eropa menjadi semakin dekat.

“Kesimpulan apa yang didapat dari semua itu yang masih menjadi tanda tanya,” papar Burns. Dia menuturkan, Beijing sedang melakukan penilaian yang sangat hati-hati atas invasi Rusia ke Ukraina.

“Pada biaya dan konsekuensi dari setiap upaya untuk menggunakan kekuatan untuk mendapatkan kendali atas Taiwan,” ujar Burns.

Taiwan hidup di bawah ancaman invasi dari Beijing.

China selalu menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya yang akan direbut kembali suatu hari nanti, dengan paksa jika perlu.

China juga meningkatkan tekanan pada Taipei sejak Tsai Ing-wen terpilih sebagai Presiden Taiwan pada 2016.

9 Mei 2022 bagi Rusia

Melansie Tribunnews.com dengan judul Beri Peringatan Keras untuk Barat, Rusia akan Terbangkan Pesawat Kiamat di Hari Kemenangan 9 Mei, presiden Rusia, Vladimir Putin dilaporkan akan mengirim peringatan kepada Barat saat perayaan Hari Kemenangan pada Senin (9/5/2022) mendatang.

Tahun ini merupakan peringatan ke-77 kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerman.

Dilansir Reuters, Putin rencananya akan berpidato di Lapangan Merah di depan parade pasukan militer, tank, roket, dan rudal balistik antarbenua.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, parade kekuatan udara yang mencakup pesawat tempur supersonik, pembom supersonik strategis Tu-160, dan pesawat komando 'hari kiamat' Il-80 akan melintas di atas Katedral St Basil.

Menurut laporan Reuters, ini akan jadi penampilan pertama Ilyushin Il-80 dalam parade Hari Kemenangan sejak 2010.

Pesawat airborne command and control Rusia ini difungsikan sebagai pusat komando udara untuk pejabat Rusia, termasuk Presiden, jika terjadi perang nuklir.

Dalam skenario itu, Il-80 dirancang untuk menjadi pusat komando jelajah Presiden Rusia.

Pesawat ini dikemas dengan teknologi, tetapi detail spesifik adalah rahasia negara Rusia.

Data terbaru Kementerian Pertahanan Rusia, lapor Newsweek, menunjukkan bahwa parade Hari Kemenangan tahun ini akan dikurangi secara signifikan.

Diketahui pada tahun lalu, 12.000 tentara dan 191 kendaraan militer tampil dalam parade.

Kementerian belum menjelaskan pengurangan tersebut, meskipun sejumlah besar tentara dan perangkat keras militer terlibat perang di Ukraina.

Putin berulang kali menyamakan perang di Ukraina dengan perlawanan Uni Soviet terhadap Nazi Jerman pimpinan Adolf Hitler yang menyerang pada 1941.

"Upaya untuk menenangkan agresor pada malam Perang Patriotik Hebat ternyata merupakan kesalahan yang merugikan rakyat kita," kata Putin pada 24 Februari ketika dia mengumumkan 'operasi militer khusus' di Ukraina.

"Kami tidak akan membuat kesalahan seperti itu untuk kedua kalinya, kami tidak berhak."

Putin menganggap perang di Ukraina sebagai pertempuran untuk melindungi penutur bahasa Rusia di sana dari penganiayaan oleh Nazi.

Pemimpin berusia 69 tahun itu juga berusaha melawan ancaman terhadap Rusia karena ekspansi NATO di negara-negara bekas Uni Soviet.

Ukraina dan Barat menolak klaim fasisme sebagai omong kosong dan mengatakan Putin mengobarkan perang agresi yang tidak beralasan.

Uni Soviet kehilangan 27 juta orang dalam Perang Dunia Kedua, lebih banyak dari negara mana pun.

Selain kekalahan Kaisar Prancis Napoleon Bonaparte di tahun 1812, kekalahan Nazi Jerman adalah kemenangan militer paling dihormati Rusia, meskipun kedua invasi bencana dari barat membuat Rusia sangat sensitif tentang perbatasannya.

Perang di Ukraina akan membayangi Hari Kemenangan tahun ini.

Invasi Rusia yang dimulai sejak 24 Februari telah menewaskan ribuan orang dan membuat hampir 10 juta orang mengungsi.

Akibatnya, kini Moskow dicengkeram dengan sejumlah sanksi dari Barat yang dikhawatirkan memicu konfrontasi Rusia dan Amerika Serikat (AS).

Sejauh ini, Rusia dan AS merupakan kekuatan nuklir terbesar di dunia.

Tahun ini tidak ada pemimpin Barat yang diundang Kremlin selama perayaan.

Padahal kurang dari dua dekade lalu, Presiden AS George W. Bush bergabung dengan Putin untuk perayaan 9 Mei di Moskow.

Sempat beredar spekulasi bahwa Putin sedang mempersiapkan pengumuman khusus terkait perang Ukraina, antara deklarasi perang atau mobilisasi nasional.

Namun hal ini telah dibantah juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov yang menyebutnya omong kosong.

Amerika Serikat sendiri diketahui juga memiliki pesawat 'hari kiamat' versi Boeing 747 yang banyak dimodifikasi, yang disebut E-4B Nightwatch.

Baru-baru ini, pesawat itu terlihat terbang di dekat Pangkalan Angkatan Udara Edwards California Selatan dan menemani Presiden Joe Biden selama perjalanan Maret ke Eropa untuk membahas perang di Ukraina dengan sekutu NATO.

( Tribunpekanbaru.com )

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved