Berita Siak
Virus PMK Hewan Ternak Kian Menyebar, Kasus Bertambah di Siak
Virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada sapi di kabupaten Siak semakin menyebar.
Penulis: Mayonal Putra | Editor: Ariestia
TRIBUNPEKANBARU.COM, SIAK - Virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada sapi di kabupaten Siak semakin menyebar.
Dalam waktu seminggu belakangan, jumlah kasus PMK sudah terdapat sebanyak 11 kasus.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Siak Susilawati menguraikan data kasus PMK, Minggu (12/6/2022).
Awalnya kasus PMK di kabupaten Siak terdapat di Maredan, kecamatan Tualang. Saat ini terdapat pula di Kecamatan Dayun.
“Terdapat satu kasus si kampung Banjar Seminai, kecamatan Dayun dengan jumlah satu ekor sapi,” kata Susilawati.
Sedangkan jumlah kasus di Maredan, kecamatan Tualang bertambah menjadi 8 ekor sapi. Selain itu terdapat di desa Tualang 1 ekor dan Perawang Barat 1 ekor. Jumlah kasus PMK hingga saat ini sudah 11 ekor sapi di kabupaten Siak.
“Untuk di Kabupaten Siak yang terkonfirmasi positif berdasarkan hasil laboratorium Balai Veteriner Bukittinggi ada 4 spesimen yaitu sapi di kampung Maredan di kecamatan Tualang,” kata Susilawati.
PMK pada sapi ini penyebabnya adalah virus, sedangkan penularannya melalui udara sehingga lebih sulit pengendalian dan pencegahannya dibanding dengan penyakit Lumphy Skin Disease (LSD).
“Sedangkan 7 sapi lainnya yang tanpa hasil uji labor sudah menunjukkan gejala PMK sehingga langsung kita perlakukan sebagai PMK,” kata dia.
Pihaknya melakukan tindakan pengobatan pada ternak yang sakit melakukan pengobatan suportif meningkatkan stamina ternak tersebut. Pihaknya juga melalukan tindakan pengobatan simpomatis untuk menghilangkan gejala umum, seperti demam dan lain-lain.
Selain itu, Disnakkan juga melakukan pengobatan untuk mengantisipasi timbulnya infeksi sekunder oleh bakteri (infeksi ikutan) yang dapat memperparah keadaan sapi yang sakit.
“Kami juga memberikan obat-obat anti peradangan karena pada kasus PMK ini terdapat lesi-lesi pada mulut gusi, lidah, kaki di sekitar teracak,” kata dia.
Ia menjelaskan, untuk sapi yang sakit juga dilakukan isolasi, memisahkan sapi tersebut dari sapi lain yang sehat. Tujuannya agar virus tersebut tidak gampang menular ke sapi-sapi yang sehat.
“Tindakan vaksinasi memang belum ada dilakukan karena memang belum ada vaksin tersedia di seluruh provinsi dan kabupaten kota yang terjangkit. Kita masih menunggu dari pusat kareja vaksin yang rencananya akan didatangkan dari luar negeri, dan itu belum sampai ke pusat,” kata dia.
Tidak hanya itu, pihaknya juga melakukan komunikasi dan mengedukasi masyarakat maupun pihak kecamatan dan desa. Pihaknya juga bekerja sama dengan Polres Siak untuk melakukan sosialisasi dan edukasi terukur ke berbagai tingkatan pemerintahan dan masyarakat.
