Berita Kampar
Sapi di Kampar Mati karena Penyakit Mulut dan Kuku, Ini Penjelasan Disbunnak Keswan
Seekor sapi mati di Kampar mati disebut karena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Hal ini direspons Disbunnak Keswan Kampar
Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Nurul Qomariah
TRIBUNPEKANBARU.COM, KAMPAR - Dinas Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disbunnak Keswan) Kampar merespons informasi yang menyebut seekor sapi mati di Kampar. Kematian itu disebut karena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Kepala Disbunnak Keswan Kampar, Syahrizal melalui Kepala Bidang Keswan, drh. Deyus Herman membenarkan informasi dari Kabid Keswan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Riau, drh. Faralinda Sari pada Senin (13/6/2022) tersebut.
"Sebenarnya data kematian ini sudah beberapa hari yang lalu," kata Deyus kepada Tribunpekanbaru.com, Senin sore.
Ia sendiri menanyakannya langsung ke dokter hewan di lapangan.
Ia menjelaskan, sapi itu didatangkan dari Medan, Sumatera Utara beberapa hari lalu.
Sapi mati sebelum hasil uji laboratorium keluar. Ia mengkonfirmasi sapi itu mati karena PMK.
Sebelumnya, ia menyebut terdapat tiga ekor sapi di Kampar yang terkonfirmasi positif PMK.
Ia belum mendapat laporan adanya penambahan kasus.
Berbeda dengan keterangan Dinas PKH Riau yang menyebutkan, PMK di Kampar sudah 16 kasus hingga Senin (13/6/2022). Satu di antaranya mati.
Deyus merujuk hasil uji laboratorium yang telah diterima. Hasil uji menyatakan tiga ekor positif PMK.
Sampel diambil dari tiga ekor Sapi pada Selasa (7/6/2022).
"Sampel kita yang diambil tiga ekor dan positif di (Kecamatan) Tapung Hulu," katanya kepada Tribunpekanbaru.com, Jumat (10/6/2022).
Sampel dari Desa Karya Indah Kecamatan Tapung sudah diambil. Tetapi hasil uji laboratorium belum diterima.
"Ada yang di Tapung Desa karya Indah belum ada hasil lab-nya. Jadi kita berpedoman dengan hasil labor dulu," ujarnya.
Ia menyebutkan, Kampar menjadi kabupaten keenam yang terjangkit PMK.
