Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Riau

Satu Ekor Sapi di Kampar Mati Terpapar PMK, Total Kasus PMK di Riau Tembus 130 Kasus

Hewan ternak yang terkena PMK di Riau paling banyak di‎temukan di Kabupaten Bengkalis dengan jumlah kasus mencapai 69 kasus.

Penulis: Syaiful Misgio | Editor: CandraDani
TribunPekanbaru/Donny Putra
sapi mati 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ‎hewan ternak di Riau terus bertambah. Hingga Senin (13/6/2022) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Riau mencatat total kasus PMK di Riau sudah mencapai 130 kasus.

Ratusan ekor sapi yang terjangkit PMK tersebut tersebar di lima kabupaten.

Yakni di Kabupaten Rokan Hulu, Siak, Indragiri Hilir, Kampar dan Bengkalis. Kasus PMK di Riau ditemukan di 8 kecamatan dan 8 desa.

Hewan ternak yang terkena PMK di Riau paling banyak di‎temukan di Kabupaten Bengkalis dengan jumlah kasus mencapai 69 kasus.

Kemudian di Inhil 21 kasus, Siak 19 kasus, Kampar 16 kasus dan di Rohul 5 kasus.

Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan, Dinas PKH Riau, drh Faralinda Sari, Senin (13/6/2022) mengungkapkan, dari 130 ekor sapi yang terpapar PMK tersebut saat ini sudah ada 36 ekor yang sudah sembuh.

Baca juga: DPRD Riau Minta Masyarakat Tidak Panik Soal PMK Sapi : Tak Membahayakan Bagi Manusia

Saat ini kondisi sapi sapi yang dinyatakan sembuh tersebut kondisi kesehatan sudah membaik. Hasil pemeriksaan sampelnya pun sudah negatif.

Namun sapi tersebut masih diisolasi karena meski sudah sembuh dan negatif, potensi penularanya masih bisa terjadi.

"Masih kita isolasi, belum bisa kita lepas liarkan sebelum kita berikan vaksin, karena meskipun sudah negatif, potensi penularanya masih ada, karena virusnya kan masih ada, tapi untuk kondisi kesehatanya sudah membaik," katanya.

Fara mengungkapkan, saat ini sudah ditemukan 1 ekor sapi di Riau yang mati akibat terkena PMK. Kasus tersebut ditemukan di Kabupaten Kampar.

"Secara umum kasus PMK di Riau kategorinya ringan sampai sedang. Tidak sampai ke gejala yang berat, jadi proses kesembuhanya juga lebih cepat," katanya.

Sejauh ini pihaknya bersama dinas Pertenakan kabupaten kota seudah menurunkan tim dokter hewan ke daerah-daerah yang sudah ditemukan PMK.

Para dokter hewan ini diturunkan ke lapangan untuk melakukan tindakan pengobatan sapi yang terpapar PMK.

"Petugas kesehatan hewan di kabupaten sudah memberikan pengobatan suportif dan penanganan infeksi sekunder. Seperti memberi vitamin, antibiotik, dan desinfeksi kandang ternak," katanua.

Selain pengobatan, petugas juga sudah melakukan isolasi hewan ternak yang sakit, agar tidak menular ke ternak lainnya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved