Berita Riau
Satu Ekor Sapi di Kampar Mati Terpapar PMK, Total Kasus PMK di Riau Tembus 130 Kasus
Hewan ternak yang terkena PMK di Riau paling banyak ditemukan di Kabupaten Bengkalis dengan jumlah kasus mencapai 69 kasus.
Penulis: Syaiful Misgio | Editor: CandraDani
Kemudian petugas juga melakukan komunikasi, informasi dan edukasi ke peternak, pengurus desa, dan masyarakat sekitar.
"Petugas kami di lapang lapang terus melakukan pengawasan dan pengamatan terhadap ternak yang ada di sekitar kejadian kasus ditemukanya PMK. Kami pantau terus, apakah sudah ada ternak lain disekitar kejadian yang memiliki gejala yang sama," katanya.
Menurut keterangan Fara, dari tindakan yang dilakukan petugas terhadap sapi yang terjangkit PMK, saat ini kondisi sapi perkembangannya kesehatan membaik.
Meskipun belum dinyatakan sembuh total, namun kondisinya terus membaik. Sehingga sapi-sapi yang sudah dinyatakan positif PMK tersebut tidak ada yang semakin parah.
"Memang belum bisa kita katakan itu sembuh total, tapi progresnya sudah berangsur membaik lah. Dan sejauh ini belum kita temukan sapi yang terpapar PMK kondisi parah," ujarnya.
Fara mengungkapkan, memang untuk tingkat penularan PMK hewan ternak ini cukup cepat dibandingkan dengan Lumpy Skin Disease (LSD), karena penularannya lewat angin.
"Meski tingkat penularannya cepat, tapi untuk tingkat kematian sapi akibat PMK ini sangat rendah. Dari 100 sapi maksimal tingkat kematian sekitar 5-10 ekor. Namun untuk di Riau sejauh ini belum ada kasus sapi mati mendadak akibat PMK," ungkapnya.
Sebelumnya, Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar menginstruksikan petugas dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Riau agar mengisolasi hewan ternak yang terpapar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Langkah ini diambil sebagai upaya untuk mencegah agar penyebaran PMK di Riau tidak semakin meluas.
"Saya sudah menugaskan Dinas Peternakan dan Hewan untuk agar mengisolasi hewan yang sudah terkena PMK. Termasuk memberitahu masyarakat agar saat membeli sapi betul-betul dicek kesehatannya," kata Gubri Syamsuar, Jumat (10/6/2022) kemarin.
Tidak hanya itu, Gubri Syamsuar minta dinas terkait melakukan pemeriksaan ketat. Termasuk memeriksa sapi yang masuk untuk dijadikan sebagai hewa kurban.
Gubri bahkan secara tegas mengingatkan kepada masyarakat, temasuk panitia qurban agar tidak membeli hewan qurban dari daerah yang terkena PMK.
"Usahakan sumber sapi jangan dari daerah yang terjangkit PMK," kata Syamsuar.
Selain itu Syamsuar juga minta sapi-sapi yang terpapar untuk ditangani dengan maksimal. Pengecekan rutin dilakukan agar penularan tidak meluas.
"Kami dari Pemprov telah menggerakan dinas terkait. Sekaligus kesehatan sapi yang sudah kena dicek, semua dari Riau dicek kesehatan," kata Syamsuar. (Tribunpekanbaru.com/Syaiful Misgio)
