China Peringatkan Pengaruh Amerika Serikat di ASEAN, Wang Yi: Jangan Mau Jadi Pion
China memperingatkan negara di Asia Tenggara untuk tidak terpengaruh provokasi Amerika Serikat menjadi pion negara besar.
Penulis: Firmauli Sihaloho | Editor: Ilham Yafiz
TRIBUNPEKANBARU.COM - China memperingatkan negara di Asia Tenggara untuk tidak terpengaruh provokasi Amerika Serikat menjadi pion negara besar.
Negara-negara Asia Tenggara tidak boleh saling bermusuhan, kata Menteri Luar Negeri China Wang Yi.
"Kita harus melindungi wilayah ini dari perhitungan geopolitik dari digunakan sebagai bidak catur, dari persaingan kekuatan besar dan dari pemaksaan," kata Wang di Jakarta, Indonesia, Senin, seperti diberitakan Rusia Today mengutip Reuters.
Wang Yi membuat komentarnya saat menghadiri pertemuan ASEAN, blok ekonomi dan politik regional yang beranggotakan sepuluh negara di Asia Tenggara.
"Masa depan wilayah kita harus ada di tangan kita sendiri,” katanya.
“menghormati hak dan kepentingan sah satu sama lain di Asia-Pasifik daripada bertujuan untuk memusuhi atau menahan pihak lain," lanjutnya
Pada bulan Maret, Wang Yi menuduh AS berusaha membentuk versi NATO di Indo-Pasifik untuk memicu ketegangan di kawasan itu.
“Asia-Pasifik adalah lahan yang menjanjikan untuk kerja sama dan pembangunan, bukan papan catur untuk kontes geopolitik,” tegasnya.
Gedung Putih kemudian membantah bahwa mereka ingin membentuk NATO versi Asia.
Pernyataan Senin dari diplomat tinggi China itu muncul setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mendesak ASEAN untuk menekan Myanmar, salah satu anggota blok itu, di mana militer merebut kekuasaan dalam kudeta tahun lalu.
"Saya pikir semua negara ASEAN perlu meminta pertanggungjawaban rezim untuk terus menuntut penghentian segera kekerasan, pembebasan tahanan politik, dan pemulihan jalur demokrasi Burma," kata Blinken kepada wartawan pada hari Minggu, mengacu pada Myanmar dengan nama yang lebih tua.
Wang bertemu dengan Blinken di Indonesia pada hari Sabtu. Diplomat China itu mendesak Washington untuk menjatuhkan "mentalitas Perang Dingin" dan "berhenti mencoreng dan menyerang sistem politik China dan kebijakan dalam dan luar negeri," menurut sebuah pernyataan oleh Kementerian Luar Negeri China.
( Tribunpekanbaru.com )
