Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Negara-negara Asia Diperingatkan PBB, Dapat Bernasib Seperti Sri Lanka

Sri Lanka gagal membayar utang luar negerinya senilai 51 miliar dolar pada bulan April dan saat ini sedang dalam pembicaraan bailout dengan IMF.

YouTube CBC
Warga Sri Lanka mengantre demi makanan gratis di dapur umum 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari Jumat (27/8/2022), memperingatkan bahwa negara-negara Asia Selatan lainnya dapat mengalami krisis seperti Sri Lanka.

PBB menyatakan, anak-anak di negara kepulauan itu "akan tidur dalam keadaan lapar,".

Sri Lanka bergulat dengan rekor penurunan terburuk setelah kehabisan mata uang asing untuk mengimpor kebutuhan pokok.

Saat ini negara itu membutuhkan makanan, bahan bakar, dan barang penting lainnya.

Krisis ini sangat dirasakan oleh warga Sri Lanka. Mereka kerap kali menahan rasa lapar mereka sepanjang hari.

"Hal itu disebabkan harga kebutuhan pokok dapur tidak lagi terjangkau," kata George Laryea-Adjei, direktur UNICEF Asia Selatan.

"Anak-anak akan tidur dalam keadaan lapar, tidak yakin dari mana makanan mereka selanjutnya akan datang," katanya kepada wartawan.

Sri Lanka gagal membayar utang luar negerinya senilai 51 miliar dolar pada bulan April dan saat ini sedang dalam pembicaraan bailout dengan IMF.

"Kegentingan ekonomi akut dan inflasi di seluruh Asia Selatan siap mengancam kehidupan anak-anak," katanya.

"Apa yang saya lihat di Sri Lanka adalah peringatan bagi negara-negara lain di Asia Selatan," tambah Laryea-Adjei.

UNICEF telah mengeluarkan seruan sebesar 25 jutadolar  untuk memenuhi kebutuhan mendesak setidaknya setengah dari populasi anak-anak Sri Lanka.

Pemerintah bulan ini mengeluarkan seruannya sendiri untuk mengatasi penyebaran gizi buruk yang cepat di kalangan anak-anak.

Angka resmi pada tahun 2021 menunjukkan 127.000 dari 570.000 siswa pra-sekolah secara nasional kekurangan gizi.

Sejak itu, para pejabat percaya angka tersebut telah meroket karena dampak penuh dari kekurangan pangan dan inflasi yang meningkat.

Mantan Presiden Gotabaya Rajapaksa melarikan diri dari negara itu dan mengundurkan diri bulan lalu setelah ribuan pengunjuk rasa, yang marah dengan keadaan negara, menyerbu kediaman resminya.(Tribunpekanbaru.com).

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved