Inilah Deretan Pengakuan Bripka RR yang bikin Kasus Ferdy Sambo Kian Terkuak, Tak Tahu Ada Pelecehan
Bripka RR yang mulai buka-bukaan, akhirnya menguak apa sebenarnya yang terjadi pada kasus pembunuhan Brigadir j
TRIBUNPEKANBARU.COM- Kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Ferdy Sambo lengkap dengan dengan drama dan skenarionya, bakalan terbuka lebih terang.
Satu persatu tersangka yang semula ikut drama dri Ferdy Sambo, kini meeka buka suara.
Menyampaikan fakta sebenranya yang terjadi. bahkan secara blak-blakan menceritakan apa yang sebenarnya yang terjadi.
Baca juga: Selain Bharada E juga Ada Bharada S dalam Kasus Ferdy Sambo, Tapi Beda Peran dengan Bripka RR
Termasuk apakah benar ada pelecehan seksual pada Putri candrawathi sampai apakah benar Putri Candrawathi juga ikut melakukan penembakan
Salah satu tersangka yang buka suara yakni Bripka Ricky Rizal (Bripka RR)
Ia memutuskan tak lagi mengikuti skenario mantan Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo, terkait kasus pembunuhan berencana Brigadir Joshua Hutabarat (Brigadir J).
Bripka RR mengikuti jejak Bharada Richard Eliezer (Bharada E), Bripka RR mulai membongkar satu per satu fakta yang diketahuinya terkait pembunuhan Brigadir J.
Lewat kuasa hukumnya, Erman Umar, Bripka RR membeberkan kejadian di Magelang, Jawa Tengah.
Banyak hal baru yang disampaikan oelh Bripka RR lewat BAP yang baru
- ART menangis
Erman Umar mengungkapkan Bripka RR sempat melihat asisten rumah tangga (ART) bernama Susi menangis saat mereka berada di rumah Magelang, Jawa Tengah.
Baca juga: Semuanya Jadi Kena Gara-gara Kasus Ferdy Sambo, Termasuk Bharada S yang Intimidasi Wartawan
Hal ini diketahuinya ketika tiba di rumah setelah diminta Putri Candrawathi untuk segera pulang.
Sebagai informasi, Bripka RR dan Bharada E tengah mengantar keperluan anak Ferdy Sambo ketika Putri Candrawathi menelepon.
"Ada peristiwa tanggal 7 (Juli), dia (Bripka RR) disuruh oleh Ibu (Putri Candrawathi) mengantar kebutuhan anak-anaknya Pak Sambo yang sekolah di Magelang."
"Saat menyerahkan kebutuhan anak Sambo, berdering telepon dari Ibu PC kepada Richard meminta supaya kembali ke rumah."