Kisah Nabi Saleh: Mukjizat Apa yang Diterima Oleh Nabi Shaleh

Dalam Kisah Nabi Saleh ini akan dibahas soal mukjizat apa yang diterima oleh Nabi Shaleh dan bagaimana sifat Nabi Saleh .

Penulis: pitos punjadi | Editor: Nolpitos Hendri
Ilustrasi
Kisah Nabi Saleh: Mukjizat Apa yang Diterima Oleh Nabi Shaleh 

Seperti yang diriwayatkan dalam Al-Qur’an, Nabi Saleh AS berpesan kepada umatnya untuk tidak berbuat jahat kepada Unta Betina Allah. Bahkan Nabi Saleh AS mengizinkan kaumnya untuk memerah dan mengkonsumsi susu unta tersebut secara bergantian.

Namun hal tersebut tidak serta merta membuat mereka bersyukur dan berterimakasih. Para penentang Nabi Saleh AS bahkan tidak suka akan kehadiran unta tersebut karena dianggap meminum banyak air di sumber mata air milik mereka.

Terbunuhnya Unta Betina Allah

Para kaum Tsamud yang menentang Nabi Saleh AS merasa kesal karena banyak ternak mereka yang kekurangan air.

Mereka menganggap kehadiran unta betina hanya menambah beban mereka karena menghabiskan jatah air di sumber mata air. Mereka pun segera memikirkan rencana jahat untuk membunuh unta betina tersebut.

Diantara orang-orang yang berencana melakukan pembunuhan terhadap Unta Betina Allah, terdapat dua wanita yang menjadi provokator rencana tersebut. Dua wanita tersebut adalah Shaduq binti Mahya bin Zuhair Al-Mukhtar dan ‘Unaizah binti Ghunaim bin Mijlaz.

‘Unaizah merupakan istri dari Dzu’ab, salah satu pemimpin kelompok penentang Nabi Saleh AS. ‘Unaizah dan Dzu’ab memiliki 4 orang anak perempuan dan membentuk perjanjian dengan Qudar bin Salif untuk dapat memilih salah satu anaknya apabila berhasil membunuh unta betina.

Shaduq pun melakukan hal yang sama, yaitu menawarkan dirinya sendiri pada Mishra’ bin Mahraj bin Mahya apabila Mishra’ mampu membunuh unta tersebut.

Qudar dan Mishra’ yang tergiur dengan tawaran kedua wanita tersebut pun bertekad penuh untuk membunuh unta betina dengan mengajak 7 pemuda yang lain.

Mereka mengawasi ketika unta betina sedang minum air di mata air, lalu secara kilat memanah betis unta tersebut sembari menikam bagian perut unta dengan menggunakan pedang. Dengan begitu terbunuhlah Unta Betina Allah yang merupakan mukjizat milik Nabi Saleh AS.

Azab yang Mendatangi Kaum Tsamud yang Ingkar dan Keji

Nabi Saleh AS sangat sedih ketika mendapati bahwa Unta Betina Allah telah dibunuh oleh kelompok penentangnya. Nabi Saleh AS pun segera mengingatkan para pembunuh unta agar segera bertaubat atau azab yang pedih akan datang.

Namun mereka justru meremehkan peringatan dari Nabi Saleh AS bahkan menantang agar azab segera diturunkan. Maka Nabi Saleh AS pun berpesan kepada mereka untuk bersuka ria selama 3 hari sebelum datangnya azab. Seperti yang diriwayatkan dalam Al-Qur’an surat Hud ayat 65.

“Maka mereka menyembelih unta itu, kemudian dia (Salih) berkata, ‘Bersukarialah kamu semua di rumahmu selama tiga hari. Itu adalah janji yang tidak dapat didustakan.’” (Q.S. Hud ayat 65).

Perbuatan mereka membunuh unta tersebut adalah suatu pelanggaran terhadap larangan Nabi Saleh AS. Oleh sebab itu Allah SWT menjatuhkan kepada mereka hukuman yaitu membatasi hidup mereka hanya dalam tempo tiga hari, maka sebagai ejekan mereka disuruh bersuka ria selama tiga hari itu.

Pada hari pertama sebelum datangnya azab yang menewaskan pembunuh unta dan para kaum Tsamud yang ingkar, wajah mereka berubah warna menjadi kuning. Pada hari kedua, wajah mereka menjadi merah. Dan pada hari ketiga, wajah mereka menjadi berwarna hitam.

Diriwayatkan oleh Ibnu Katsir, pada hari keempat setelah matahari terbit maka datanglah azab Allah SWT yang dahsyat kepada kaum Tsamud yang ingkar. Azab yang diterima oleh mereka adalah terdengarnya suara keras dari langit dan terjadilah gempa bumi yang dahsyat sekali. Para pembunuh unta dan kelompok penentang Nabi Saleh AS pun mati bergelimpangan di rumah mereka masing-masing.

Diceritakan bahwa tidak ada satupun kelompok penentang Nabi Saleh AS yang selamat, kecuali Kalbah binti As-Salq. Kalbah adalah seorang budak perempuan yang pada saat azab terjadi melarikan diri ke arah perkampungan Arab lalu menceritakan kejadian azab tersebut kepada penduduk di sana.

Kalbah diberi minum oleh salah satu warga perkampungan tersebut. Namun setelah minum, Kalba langsung tewas seketika. Begitulah azab Allah SWT.

Sedangkan Nabi Saleh AS dan para pengikutnya yang beriman kepada Allah SWT selamat dari kejadian tersebut.

Meskipun tidak diceritakan dalam Al-Qur’an mengenai kehidupan Nabi Saleh AS dan pengikutnya setelah kejadian yang menimpa kaum Tsamud, namun terdapat sumber yang mengatakan bahwa mereka berpindah ke daerah Ramlah di Kawasan Palestina.

Ayat Dalam Al-Qur’an Yang Berkisah Mengenai Nabi Saleh AS

Kisah perjalanan Nabi Saleh AS dalam berdakwah tercantum dan diabadikan dalam beberapa surat Al-Qur’an, diantaranya:

1. Al-Qur’an surat Asy-Syams ayat 11-15

“(Kaum) Tsamud telah mendustakan (rasulnya) karena mereka melampaui batas,” (Q.S. Asy-Syams ayat 11).
“Ketika bangkit orang yang paling celaka di antara mereka,” (Q.S. Asy-Syams ayat 12).
“Lalu Rasul Allah (Saleh) berkata kepada mereka: (Biarkanlah) unta betina Allah dan minumannya.” (Q.S. Asy-Syams ayat 13).
“Lalu mereka mendustakannya dan menyembelih unta itu, maka Tuhan mereka membinasakan mereka disebabkan dosa mereka, lalu Allah menyamaratakan mereka (dengan tanah),” (Q.S. Asy-Syams ayat 14).
“dan Allah tidak takut terhadap akibat Tindakan-Nya itu.” (Q.S. Asy-Syams ayat 15).

2. Al-Qur’an surat Hud ayat 61-68

“Dan kepada kaum Tsamud (Kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat (rahmat-Nya) dan memperkenankan (doa hamba-Nya).” (Q.S. Hud ayat 61).

“Mereka (kaum Tsamud) berkata, “Wahai Saleh! Sungguh, engkau sebelum ini berada di tengah-tengah kami merupakan orang yang diharapkan, mengapa engkau melarang kami menyembah apa yang disembah nenek moyang kami? Sungguh, kami benar-benar dalam keraguan dan kegelisahan terhadap apa (agama) yang engkau serukan kepada kami.” (Q.S. Hud ayat 62).

“Dia (Saleh) berkata, “Wahai kaumku! Terangkanlah kepadaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan diberi-Nya aku rahmat (kenabian) dari-Nya, maka siapa yang akan menolongku dari (azab) Allah jika aku mendurhakai-Nya? Maka kamu hanya akan menambah kerugian kepadaku.” (Q.S. Hud ayat 63).

“Dan wahai kaumku! Inilah unta betina dari Allah, sebagai mukjizat untukmu, sebab itu biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun yang akan menyebabkan kamu segera ditimpa (azab).” (Q.S. Hud ayat 64).

“Maka mereka menyembelih unta itu, kemudian dia (Saleh) berkata, “Bersukarialah kamu semua di rumahmu selama tiga hari. Itu adalah janji yang tidak dapat didustakan.” (Q.S. Hud ayat 65).

“Maka ketika keputusan Kami datang, Kami selamatkan Saleh dan orang-orang yang beriman bersamanya dengan rahmat Kami dan (Kami selamatkan) dari kehinaan pada hari itu. Sungguh, Tuhanmu, Dia Mahakuat, Mahaperkasa.” (Q.S. Hud ayat 66).

“Kemudian suara yang mengguntur menimpa orang-orang zalim itu, sehingga mereka mati bergelimpangan di rumahnya,” (Q.S. Hud ayat 67).

“seolah-olah mereka belum pernah tinggal di tempat itu. Ingatlah, kaum Tsamud mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah, binasalah kaum Tsamud.” (Q.S. Hud ayat 68).

Selain terdapat dalam surat Asy-Syams dan surat Hud, kisah mengenai Nabi Saleh AS juga diriwayatkan dalam surat Al-Qamar ayat 23-32, surat Fushshilat ayat 17-18, surat An-Naml ayat 45-53, surat Asy-Syu’ara’ ayat 141-159, surat Al-Isra’ ayat 59, surat Al-Hijr ayat 80-84, dan surat Al-A’raf ayat 73-79. sumber data: Gramedia.com

( Tribunpekanbaru.com / Pitos Punjadi )

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved