Belum Dimulai, Acara KTT G20 di Bali Sudah Diserang Siber , TNI dan Polri Langsung Lakukan Ini
Serangan siber terdeteksi pada acara KTT G20 . Panglima TNI langsung lakukan hal yang responsif bersama Polri
TRIBUNPEKANBARU.COM - Helatan KTT G20 yang akan dihadiri pemimpin dari berbagai negara belum dimulai, namun sudah terdeteksi serangan siber .
Tentu saja kenyataan itu langsung mendapat respon yang serius . Tak tanggung-tanggung , serangan siber tersebut terdeteksi kala dilakukan simulasi.
Seperti yang dikatakan oleh Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa . Ia mengungkapkan adanya potensi serangan siber saat perhelatan puncak Konferensi Tingkat Tingkat (KTT) G20 di Bali yang berlangsung pada 15-16 November 2022 di Bali.
Baca juga: Jelang KTT G20, PLN Pamerkan 2 PLTS dan 33 PV Rooftop di Bali
Serangan siber tersebut mulai terdeteksi saat TNI, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Badan Intelejen Negara (BIN), dan Kepolisian RI (Polri), melakukan simulasi pengamanan siber G20.
"Siber ini saya tidak mau detailnya tetapi yang jelas kita bersama BSSN, BIN, Polri, sudah berkali-kali untuk mencoba melakukan simulasi dan kebetulan ada gangguan yang real atau beneran," kata dia saat menghadiri gelar pasukan Ops Puri Agung 2022 di Lapangan Renon, Denpasar, Bali, Senin (7/11/2022).
Menurut dia, serangan siber jelang G20 ini menjadi pelajaran bagi TNI dan lembaga terkait lainya.
Sehingga, ke depannya semakin memperketat dan lebih siap menangani serangan serupa pada saat G20.
"(serangan siber) Itu justru membuat kami lebih matang sebenarnya. Serang-serangan itu juga malah membuat kami lebih siap terus terang saja," kata dia.
Andika menambahkan, pihaknya juga telah bekerja sama dengan intelijen militer beberapa negara tetangga untuk mengantisipasi adanya pontensi gangguan keamanan lainnya.
Namun, pihaknya masih belum menemukan adanya pontensi gangguan yang signifikan.
Baca juga: Jaga Keandalan Listrik Selama KTT G20, PLN Resmi Operasikan PLTG Relokasi dari Grati ke Bali
"Kalau situasi nanti, dari sisi saya, saya mengunakan cara yang sama pada saat kami latihan Super Garuda Seal. Jadi TNI juga berkerja sama dengan intelijen militer dari negara tetangga, kerja sama ini lah yang membuat kita lebih teliti. apakah ada pendeteksian tentang potensi-potensi atau rencana-rencana tertentu," kata dia.
"Sejauh ini secara umum selain siber keliatan belum ada yang signifikan. Tapi kalau siber memang harus saya akui memang ada," kata dia.
Andika berharap masyarakat Indonesia yang memiliki kemampuan teknologi informatika untuk ikut membantu menangkal serangan siber yang dapat menganggu kelancaran pertemuan G20.
"Kami tetap mengimbau kepada semua masyarakat Indonesia membantu seandainya mereka punya skill kemampuan juga kemudian melihat adanya percobaan-percobaan gangguan terhadap jaringan siber," kata dia.
Teknologi Face Recognition
Kepolisian Republik Indonesia (Polri) memanfaatkan teknologi pengenalan wajah atau face recognition dalam rangka pengamanan acara puncak perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang berlangsung di Bali pada 15-16 November 2022.
Teknologi canggih itu digunakan untuk mendeteksi wajah orang yang dicurigai masuk Daftar Pencarian Orang (DPO).
Baca juga: Joe Biden Keluarkan Syarat Berunding dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di KTT G20 Bali
Wakil Kepala Kepolisian RI (Wakapolri) Komisaris Jenderal Gatot Eddy Pramono, mengatakan, teknologi face recognition ini terpasang di sejumlah titik dan langsung terhubung dengan Command Center Polda Bali.
"Command center ini juga menggunakan face recognition sehingga jika ada satu DPO yamg kita curigai di tempat tersebut kita bisa mengambil langkah-langkah apa yang kita lakukan sesuai cara bertindak yang kita siapkan," kata dia usai memimpin pelatihan pra Operasi Puri Agung 2022 dalam rangka pengamanan pelaksanaan presidensi KTT G20 di Bali, pada Jumat (4/11/2022).
Gatot mengatakan, keberadaan Command Center untuk mengawasi dan mengontrol aktivitas para personel di lapangan serta sarana dan prasarana KTT G20.
"Tadi kita langsung melihat simulasi-simulasi di lapangan melalui command center dan bisa mengontrol semuanya di sana," kata dia.
Gatot menambahkan, simulasi Operasi Puri Agung 2022 digelar untuk memantapkan pengamanan agar sesuai dengan rencana.
Selain itu, pihaknya juga akan terus melakukan evaluasi dalam latihan ini apabila masih terdapat kekurangan yang bisa menjadi celah terjadinya hal yang tidak diinginkan.
Baca juga: Joe Biden Tak Tutup Kemungkinan Bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di KTT G20 Bali
"Sehingga pelaksanaan presidensi G20 mulai daru persiapan, pada saat dan pasca bisa berjalan aman lancar dan tak ada gangguan," kata dia.
Seperti diketahui, Polri tengah melaksanakan latihan pra Operasi Puri agung 2022 yang diikuti 4.700 personel gabungan dari Mabes Polri, Polda Bali dan juga Polda jajaran se-Indonesia.
Dalam pelatihan itu, para personel mengikuti pelatihan berbagai latihan, di antaranya tactical floor game dan tactical digital game layaknya metaverse.
Kegiatan ini untuk memastikan kesiapan personel yang bertugas dalam mengamankan seluruh rangkaian jalannya KTT G20 di Bali. (*)