Ukraina Bombardir Bendungan Pembakit Listrik Kherson, Rusia Gagal Cegat Roket HIMARS
Ukraina bombardir pasukan Rusia meledakkan bendungan pembangkit listrik PLTA Kakhovskaya di Wilayah Kherson.
Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: Ilham Yafiz
TRIBUNPEKANBARU.COM - Ukraina bombardir pasukan Rusia meledakkan bendungan pembangkit listrik PLTA Kakhovskaya di Wilayah Kherson.
Militer Ukraina menembakkan rudal HIMARS buatan AS ke bendungan tersebut.
Bendungan tersebut diledakkan pada hari Minggu 7 November kemarin.
Diberitakan Rusia Today, enam proyektil menargetkan struktur sekitar pukul 10 pagi waktu setempat.
Lima dicegat oleh pertahanan udara Rusia, tetapi satu berhasil melewatinya, kata seorang perwakilan.
"Angkatan Bersenjata Ukraina tidak menyerah pada upaya mereka untuk menghancurkan bendungan pembangkit listrik tenaga air Kakhovskaya dan menciptakan keadaan untuk bencana kemanusiaan," pernyataan itu menjelaskan.
Pihak berwenang setempat kemudian mengklarifikasi bahwa rudal itu gagal menyebabkan kerusakan kritis.
Dalam beberapa pekan terakhir, Moskow telah menyalahkan Kiev karena mencoba berbagai serangan terhadap bendungan pembangkit listrik tenaga air Kakhovskaya, yang berdiri di Sungai Dnieper, hulu dari kota Kherson.
Pihak berwenang Rusia mulai merelokasi warga sipil dari kota dan daerah di tepi kanan Dnieper bulan lalu. Gubernur sementara Kherson, Vladimir Saldo, menjelaskan bahwa ada "bahaya banjir langsung di wilayah tersebut karena rencana penghancuran bendungan pembangkit listrik tenaga air Kakhovskaya" oleh pasukan Ukraina.
Pada hari Kamis, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan,
"mereka yang tinggal di Kherson harus dievakuasi dari zona aksi paling berbahaya. Penduduk sipil tidak boleh menderita karena penembakan, segala jenis ofensif dan counter-ofensif, dan kegiatan lain yang terkait dengan operasi militer," ujarnya.
Namun, Ukraina telah mengklaim bahwa Rusia telah merencanakan untuk meledakkan bendungan itu sendiri dalam operasi bendera palsu yang bertujuan menjebak Kiev karena banjir.
Klaim tersebut telah berulang kali dibantah oleh Moskow.
Wilayah Kherson secara resmi dinyatakan sebagai bagian dari Rusia pada awal Oktober, bersama dengan Wilayah Zaporozhye dan Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk, setelah orang-orang di wilayah tersebut sangat mendukung langkah tersebut dalam referendum.
Dalam beberapa pekan terakhir, militer Ukraina telah berulang kali mencoba menyerang Kherson, tetapi semua serangan itu berhasil dihalau.
Pada hari Minggu, Kirill Stremousov, wakil kepala pemerintahan regional, mengatakan bahwa Kiev telah “menerjunkan lebih banyak APC dan tank” di dekat Kherson dalam persiapan untuk serangan lain.
