Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Ini yang Terjadi Pada Otak Jika Kita Sedang Melamun, Namun Hati-hati Jika Sering Melamun

Sering melamun adalah gejala ganggguan psikologis, namun melamun ternyata sangat baik bagi otak jika dilakukan sesekali.

Shutterstock
Ilustrasi Melamun 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Termenung sering terjadi pada semua orang di saat tidak sedang melakukan apa-apa. Melamun juga kerap dialami orang ketika sedang memikirkan sesuatu.

Sebenarnya melamun adalah sebuah cara istirahat bagi pikiran kita untuk mengolah informasi.

Namun sejumlah penelitian menyatakan jika sering melamun adalah gejala gangguan psikologis. 

Tahu kah Anda apa yang terjadi pada otak ketika sedang melamun? 

Studi terbaru tentang ilmu saraf dari melamun, para ilmuwan di Norwegia menggunakan optogenetika dan teknik canggih lainnya untuk menyelidiki aktivitas otak pada tikus selama periode kewaspadaan yang tenang yang mencerminkan pikiran yang berkeliaran pada manusia.

Selama kajian in vivo pada tikus, ahli saraf dari Universitas Oslo's Vervaeke Lab menemukan bahwa sel-sel tertentu di sirkuit thalamocortical yang mengirim sinyal sensorik dari tubuh ke korteks melalui thalamus dibungkam sebentar beberapa detik sebelum hippocampus memancarkan riak gelombang lambat yang samar (SWR) memori. 

Untuk diketahui, hippocampus atau hipokampus adalah bagian kecil di otak yang berperan penting dalam memberikan ingatan informasi baru dan menghubungkan emosi dalam ingatan tersebut.

Penelitian ini menunjukkan bahwa selama melamun, bisikan ingatan yang samar dikirim dari hippocampus dalam riak gelombang lambat ke korteks dan bahwa keheningan sesaat otak memudahkan korteks untuk mendengar sinyal terkait SWR ini.

Melamun ternyata bisa membantu otak mengembalikan ingatan yang samar.

Hal ini dibuktikan melalui temuan tim Norwegia (Chambers, Berge, & Vervaeke, 2022) tentang mekanisme otak spesifik tipe-sel dari pengembaraan pikiran yang diterbitkan baru-baru ini dalam jurnal Cell Reports.

"Anda benar-benar melamun untuk saat-saat singkat ribuan kali dalam sehari, seringkali hanya beberapa detik dalam satu waktu," kata penulis pertama Anna Chambers dikutip Pschology Today.

"Ketika kita terjaga tetapi tidak terlibat—mungkin melamun—kita kurang menyadari peristiwa yang terjadi di sekitar kita. Penelitian kami menunjukkan bahwa ini terjadi untuk alasan yang baik. Sebaliknya, otak sibuk mendengarkan ingatan,” sambungnya.

Selama tidur dan dalam keadaan yang disebut 'kewaspadaan yang tenang', kita biasanya kurang menyadari apa yang terjadi di sekitar kita. Kita dapat melamun atau membiarkan pikiran kita mengembara.

Ketika kita menemukan diri kita dalam keadaan ini, hippocampus mengirimkan impuls listrik yang mengkodekan berbagai kenangan," jelas penulis senior Koen Vervaeke.

Penelitian ini menunjukkan bahwa kebosanan dan tidak memperhatikan tugas-tugas yang monoton membuat otak lebih mudah menerima ingatan yang samar atau jauh yang mungkin tidak diperhatikan.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved