Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Viral Lumba-lumba Suka Memperkosa dan Membunuh, Ahli Tegaskan Hal Ini

Menanggapi pengunggah, beberapa warganet mengatakan, lumba-lumba merupakan hewan yang tidak memiliki pikiran.

Twitter/@Askrlfess
Viral narasi lumba-lumba suka memperkosa dan membunuh 

Mamalia air ini juga terkenal sebagai hewan cerdas dan memiliki intelegensi tinggi untuk berkoordinasi antar anggota untuk kelestarian kelompok.

Slamet menjelaskan, lumba-lumba memiliki hierarki yang rumit, seperti pejantan alfa dan subordinatnya.

Ritual kawin sekawanan lumba-lumba juga rumit, harus diawali dengan courtship yang diinisiasi pejantan.

Menurut dia, courtship layaknya masa pacaran, yakni tahapan jantan merayu dengan berbagai cara sampai diterima betina atau gagal.

"Saat satu individu betina dewasa dan heat (birahi), akan 'diapeli' banyak pejantan. Namun, betina akan memilih hanya satu jantan yang akan menjadi pasangan dan mengawininya," tutur dia.

Tahapan courtship inilah, menurut Slamet, banyak disalahartikan dengan banyak jantan yang mengawini satu betina.

Padahal, betina hanya akan memilih satu jantan, dan keduanya akan saling merawat sampai setelah bunting sekitar 8 bulan.

"Betina akan melahirkan satu anak dan kedua induk akan merawat anak selama 2-3 tahun," jelas Slamet.

Adapun sama seperti anak-anak manusia, dia mengatakan bahwa anak lumba-lumba senang bermain.

Bukan suka membunuh, tetapi...

Lumba-lumba sendiri tergolong Odontoceti atau paus bergigi yang memiliki makanan utama berupa ikan, kepiting, cumi, ubur-ubur, dan sebagainya.

Sebagai mamalia, akademisi UGM ini menjelaskan, keterampilan berburu mangsa sangat penting untuk kelangsungan hidup.

Namun, berbeda dengan ikan hiu, kemampuan berburu lumba-lumba tidak didapat secara insting.

"Kemampuan berburu harus diajarkan kepada generasi penerus, termasuk pemahaman hewan-hewan beracun yang bisa fatal kalau salah mangsa, seperti ikan buntal, untuk kelestarian flock," jelasnya.

Dia juga membantah anggapan mamalia ini menggunakan ikan buntal sebagai media mabuk.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved