Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Pada Pilpres 2019 Batal Jadi Cawapres, Soal 2024 Mahfud MD Tak Mau Sesumbar: Biar Berjalan Alami

Mahfud MD menambahkan, ia memegang filosofi apapun jabatan bila tidak ditakdirkan oleh Tuhan maka tidak akan didapat.

Kompas TV
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD akan menyambangi gedung DPR di Senayan, Rabu siang, 29 Maret 2023, untuk menjelaskan transaksi janggal Rp 349 triliun di lingkungan Kementerian Keuangan. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia (Menko Polhukam), Mahfud MD, merespons santai peluang ia maju di Pilpres 2024 mendatang.

Mahfud MD saat ini memilih tidak memberikan respons apapun mengenai itu.

Diketahui, Mahfud MD nyaris maju di Pilpres 2019 sebagai calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Joko Widodo (Jokowi).

Namun, langkah mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu gagal di menit-menit akhir.

"Terus terang sampai sekarang saya tidak merespons apapun soal itu (Pilpres 2024)."

"Saya tidak merespons, sekurang-kurangnya belum merespons," ungkap Mahfud MD dalam dialognya di kanal YouTube Helmy Yahya Bicara, Minggu (16/4/2023).

Mahfud MD disebut-sebut masuk radar kandidat cawapres untuk Pilpres 2024 setelah namanya mencuat gegara polemik transaksi janggal di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sebesar Rp 349 triliun yang ia ungkap.

Sosok yang sempat menjabat Menteri Pertahanan (Menhan) di era Gus Dur itu mengungkapkan beda sikapnya menanggapi isu Pilpres 2024 dengan 2019 lalu.

"Dulu 2019, kalau ada berita seperti itu, saya kejar, kapitalisasi, agar ini berkembang terus sehingga saya menguat."

"Karena waktu itu saya memang ya, mau (menjadi cawapres). Tapi sekarang saya ndak mengkapitalisasi, biar ajalah berkembang sendiri, nanti pada saatnya kalau sudah perlu dijawab ya dijawab."

"Biar berjalan sendiri alami," ungkap Mahfud.

Tidak Perlu Mengejar

Mahfud MD menambahkan, ia memegang filosofi apapun jabatan bila tidak ditakdirkan oleh Tuhan maka tidak akan didapat.

Sedangkan bila sudah ditakdirkan, tanpa dikerjar pun akan didapat.

"Semua itu sudah pernah saya alami."

"Saya pernah ngejar jabatan ndak dapet, sudah mati-matian ndak dapat."

"Tapi ketika saya sedang tidur-tiduran, tiba-tiba dipanggil diberi jabatan, juga pernah," ungkapnya.

Ditambah lagi momen Pilpres 2019 membuat Mahfud MD mengambil banyak pelajaran.

"Iya saya belajar dari pengalaman itu (Pilpres 2019), bahwa kalau direncanakan, kalau Tuhan tidak mengizinkan, apalagi di politik, bisa belok mendadak."

"Kalau kita tidak merencanakan pun, kalau Tuhan menghendaki tiba-tiba dapet," ungkap Mahfud MD.

Diisukan Jadi Cawapres Anies

Terkini, nama Mahfud MD disebut-sebut disandingkan dengan bakal capres, Anies Baswedan.

Namun, isu tersebut ditolak oleh Demokrat yang masih menjagokan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk mendampingi Anies.

Hal itu diungkapkan Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Demokrat, Irwan Fecho.

"Terkait usulan Anies-Mahfud, jika saya ditanya apakah Demokrat mempertimbangkan pasangan itu? Tentu tegas saya katakan bahwa memikirkannya saja tidak," kata Irwan dalam keterangannya, Rabu (12/4/2023).

Irwan menegaskan sejauh ini Demokrat masih menawarkan Ketua Umum AHY sebagai bakal calon wakil presiden (bacawapres) Anies.

"Dari Demokrat kami menawarkan Ketum AHY untuk menjadi pendamping Mas Anies Baswedan," ujarnya.

Sebab, dia menilai Menko Polhukam tersebut bukan bagian dari simbol perubahan melainkan bagian pemerintahan saat ini.

Di sisi lain, Irwan menegaskan Mahfud bukan kader dari partai politik (parpol) yang tergabung di Koalisi Perubahan.

"Bukan kader partai koalisi perubahan dan persatuan dan yang pasti visinya tidak sama dengan visi Anies Baswedan dan Partai Demokrat," ucapnya.

Apalagi, kata dia, dalam piagam Koalisi Perubahan sudah tertera beberapa poin terkait kriteria cawapres Anies.

"Pertama, dia memiliki kontribusi signifikan pada pemenangan. Kedua, bisa memperkuat barisan koalisi perubahan," ungkap Irwan.

Ketiga, memiliki kapasitas dalam membantu jalannya pemerintahan dengan efektif.

Keempat, memiliki visi yang sama dengan capres dan kelima, mampu membangun kerjasama tim sebagai dwi tunggal.

"Nah kelimanya tidak ada yang masuk dengan Pak Mahfud. Sehingga saya yakin sekali nama beliau tidak pernah terpikirkan sama sekali oleh Pak Anies Baswedan juga Partai Demokrat," imbuhnya.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved