Pentingnya Koneksi Internet bagi Pertumbuhan Ekonomi di Wilayah Terluar
Kopi Liberika Meranti membutuhkan bantuan segala pihak dalam bidang promosi agar mampu bersaing dengan varian Robusta dan Arabika.
Penulis: Firmauli Sihaloho | Editor: Firmauli Sihaloho
TRIBUNPEKANBARU.COM - Sebagai Pulau Terluar Indonesia, Kepulauan Meranti di Provinsi Riau membutuhkan dukungan dari berbagai pihak dalam mempromosikan potensi daerah.
Salah satunya Kopi Liberika Meranti yang unik. Berbeda dari varian Robusta dan Arabika, Liberika Meranti dipanen dari lahan gambut di dataran rendah dengan ketinggian 2 Mdpl.
Akan tetapi, Kopi Liberika lebih banyak diekspor ke negeri Jiran Malaysia sementara kurang dikenal di Indonesia.
Padahal, International Coffee Organization (ICO) menyebut Indonesia menjadi negara dengan konsumsi kopi terbesar kelima di dunia pada 2020/2021. Jumlahnya sebanyak 5 juta kantong berukuran 60 kilogram.
“Berdasarkan cerita petani di sana, memang Kopi Liberika Meranti ini lebih banyak diekspor ke negeri tetangga. Karena peminatnya lebih banyak di sana dibanding kita yang di Indonesia,” kata Taufik, Pemilik Kopi Curah Pekanbaru yang fokus mengolah Liberika Meranti sejak tahun 2016.
Ia mengatakan Kopi Liberika Meranti membutuhkan bantuan segala pihak dalam bidang promosi agar mampu bersaing dengan varian Robusta dan Arabika.
Sebab, Liberika Meranti menawarkan rasa yang berbeda, perpaduan antara nangka, kopi dan coklat.
“Juga menjadi alternatif lain bagi penikmat kopi, karena varian ini dikenal memiliki tingkat keasaman dan kadar kafein yang tergolong rendah,” jelas Taufik.
Sementara Badan Pusat Statistik dalam laporan bertajuk Kabupaten Kepulauan Meranti Dalam Angka 2022, menyebut tanaman kopi ini menjadi salah satu unggulan warga selain Sagu, Kelapa, Karet dan Pinang. Tercatat luas lahan kopi sudah mencapai 2,24 ribu hektare pada tahun 2021.
Berkaca dari perkembangan teknologi saat ini, promosi Kopi Liberika Meranti untuk menjangkau pasar yang lebih luas sepertinya bukanlah sesuatu yang sulit.
Seperti menggunakan media sosial dan e-commerce sebagai alat promosi sekaligus memasarkan produk. Oleh sebab itu, kehadiran akses internet menjadi penting di Kepulauan Meranti.
Sementara pemerataan akses internet di Indonesia memiliki tantangan sendiri karena kondisi alam geografisnya. Selain itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika Farida Dwi Cahyarini mengatakan distribusi penduduk yang tidak merata juga menjadi kendala tersendiri.
"Kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari kawasan perkotaan dan daerah terpencil, seperti di pegunungan, hutan dan laut, menjadi tantangan bagi Indonesia untuk membangun koneksi internet dan membuatnya tetap berkualitas," katanya menyadur kominfo.go.id.
Meski begitu, IndiHome sebagai penyedia layanan internet terdepan di Indonesia, menyadari pentingnya pemerataan akses internet, terutama di wilayah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal).
Dengan kabel bawah laut milik Telkom, Jasuka yang selesai dibangun pada tahun 2011, akses internet kini sudah bisa digunakan masyarakat di pelosok negeri, sekalipun di wilayah terluar.
| Diungkap Siswa, Terduga Pelaku Ledakan di SMA Jakarta Kerap Gambar Tak Lazim, Tontonan Pun Aneh |
|
|---|
| Sudah Disetujui BKN, Pejabat Hasil Seleksi Pejabat Pemkab Kepulauan Meranti Segera Dilantik |
|
|---|
| Kunci Jawaban Halaman 175 IPAS Kelas 5 SD/MI Kurikulum Merdeka, Mari Refleksikan |
|
|---|
| Roy Suryo cs Jadi Tersangka Kasus Ijazah Palsu, Jokowi Klaim Tak Ada Sebut Nama dalam Laporan |
|
|---|
| Kunci Jawaban Halaman 172 IPAS Kelas 5 SD/MI Kurikulum Merdeka, Mari Mencari Tahu |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.