Jet Tempur Sukhoi Su-27 Rusia Buntuti Peswat Mata-mata Inggris di Laut Hitam
Sebelumnya, Amerika Serikat (AS) menegaskan bahwa pihaknya terus akan terbang di langit Laut Hitam yang merupakan wilayah internasional.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Dua pesawat tempur Su-27 Rusia mengawal sebuah pesawat intelijen sinyal Angkatan Udara Kerajaan Inggris RC-135 dan dua pesawat tempur Typhoon di atas Laut Hitam, Pusat Kontrol Pertahanan Nasional mengumumkan Senin.
“Pada 26 Juni 2023, peralatan pemantau wilayah udara Rusia mendeteksi tiga target udara yang mendekati perbatasan negara Federasi Rusia. Sepasang pesawat tempur Su-27 diacak untuk mengidentifikasi target udara dan untuk mencegah pelanggaran perbatasan negara," bunyi pernyataan Pusat Kontrol Pertahanan Nasional, pada Senin (26/6/2023).
Menurut Pusat Kontrol Pertahanan Nasional, awak pesawat mengidentifikasi target udara sebagai pesawat intelijen sinyal RC-135 Angkatan Udara Kerajaan Inggris dan dua pesawat tempur multiguna Typhoon.
"Saat pesawat Rusia mendekat, pesawat asing itu memutar balik dari perbatasan negara Federasi Rusia. Pesawat Rusia dengan selamat kembali ke lapangan terbang asalnya. Tidak ada pelanggaran perbatasan negara Federasi Rusia," bunyi pernyataan itu. .
Pesawat-pesawat Rusia melakukan misi mereka dengan sangat mematuhi hukum udara internasional, di atas perairan netral, dan tanpa melintasi rute udara atau mendekati pesawat asing secara berbahaya, kata Pusat itu.
Sebelumnya, Amerika Serikat (AS) menegaskan bahwa pihaknya terus akan terbang di langit Laut Hitam yang merupakan wilayah internasional.
Mereka menyatakan tak takut dengan gertakan Rusia yang telah menjatuhkan droen tempur AS MQ-9.
Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengatakan kepada Menhan Rusia Sergei Shoigu pada hari Rabu (16/3/2023) bahwa doren AS akan terbang di wialayah udara manapun ada hukum internasional.
Washington mengatakan Su-27 Rusia memotong MQ-9, mengharuskan pesawat tak berawak itu dijatuhkan di Laut Hitam, sementara Moskow menyangkal tanggung jawab dan menuduh AS melakukan penerbangan "bermusuhan" di wilayah tersebut.
Austin berbicara dengan Shoigu "mengenai perilaku tidak profesional, berbahaya, dan sembrono baru-baru ini oleh angkatan udara Rusia di wilayah udara internasional di atas Laut Hitam," kata Pentagon dalam sebuah pernyataan.
Dia "menekankan bahwa Amerika Serikat akan terus terbang dan beroperasi di mana pun hukum internasional mengizinkan," tambahnya.
Rusia mengkonfirmasi panggilan itu dan mengatakan Washington telah memprakarsainya.
Kepala pertahanan AS juga mengatakan pada konferensi pers bahwa "adalah kewajiban Rusia untuk mengoperasikan pesawat militernya dengan cara yang aman dan profesional."
Austin mengatakan menjaga komunikasi dengan Rusia adalah kuncinya, setelah lebih dari satu tahun perang Ukraina di mana kontak langsung antara pejabat tinggi pertahanan AS dan Rusia jarang terjadi.
"Kami menanggapi potensi eskalasi dengan sangat serius dan itulah mengapa saya yakin penting untuk menjaga jalur komunikasi tetap terbuka," katanya.
"Saya pikir itu sangat penting bahwa kita dapat mengangkat telepon dan terlibat satu sama lain. Dan saya pikir itu akan membantu mencegah salah perhitungan di masa mendatang."
Puing-puing 'tidak lagi berharga'
Jenderal Mark Milley, ketua Kepala Staf Gabungan AS, mengatakan bersama Austin bahwa dia berencana untuk memanggil mitranya dari Rusia juga.
Pentagon masih menganalisis video dan data dari drone untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.
"Disengaja atau tidak? Belum tahu," kata Milley. "Kami tahu bahwa pencegatan itu disengaja. Kami tahu bahwa perilaku agresif itu disengaja, kami juga tahu itu sangat tidak profesional dan sangat tidak aman."
Tetapi untuk "kontak sebenarnya dari pesawat tempur sayap tetap Rusia dengan UAV kami, kontak fisik dengan keduanya, belum pasti," katanya, menggunakan singkatan dari kendaraan udara tak berawak.
Moskow mengatakan Rabu bahwa mereka akan mencoba untuk mengambil reruntuhan. Milley tidak secara eksplisit mengesampingkan upaya pemulihan AS, tetapi mengatakan hal itu akan sulit dilakukan.
"Kami tidak memiliki kapal permukaan angkatan laut di Laut Hitam saat ini," dan drone itu kemungkinan besar pecah dan tenggelam di area dengan kedalaman air 4.000-5.000 kaki (1.200-1.500 meter), katanya.
Bahkan jika Rusia berhasil memulihkan puing-puingnya, Amerika Serikat mengambil "langkah-langkah mitigasi" untuk melindungi informasi sensitif.
"Kami cukup yakin bahwa apa pun yang bernilai tidak lagi berharga," kata Milley.
Amerika Serikat menggunakan MQ-9 untuk pengawasan dan serangan dan telah lama beroperasi di Laut Hitam, mengawasi pasukan angkatan laut Rusia.
Beberapa drone telah hilang dalam beberapa tahun terakhir, termasuk yang menurut Komando Pusat AS ditembak jatuh di atas Yaman dengan rudal darat-ke-udara pada tahun 2019.
(*)
| Aksi Provokasi Amerika Direspon Keras oleh Rusia, Drone MQ Reaper Langsung Dijatuhkan Sukhoi |
|
|---|
| Pesawat Pembom TU-95 BEAR-H dan Jet Tempur SU-35 Rusia Ketahuan Masuk Ke Wilayah Amerika di Alaska |
|
|---|
| Tegang, Sukhoi Su-30 dan Kapal Perang China Mondar Mandir di Selat Taiwan |
|
|---|
| Pesawat Mata-mata Inggris Dikejutkan Oleh Tembakan Rudal SU-27 Rusia di Laut Hitam |
|
|---|
| Rusia Dilaporkan Telah Gunakan Jet Temput Mematikan di Ukraina |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.