Tak Berperikemanusiaan, Dubes Israel: Warga Palestina Tak Punya Hak Kembali

TRIBUNPEKANBARU.COM - Bak tak berperikemanusiaan, Duta Besar Israel untuk PBB mengklaim warga Palestina tidak memiliki hak untuk kembali ke rumah mereka.

Padahal, rumah dan tanah tempat mereka kembali itu merupakan tanah warga Palestina sebelum diusir oleh Israel.

''Biar saya perjelas, tidak ada hak untuk kembali. Anda semua tahu ini,'' kata Gilad Erdan dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB.

"Tuntutan untuk mengembalikan jutaan keturunan pengungsi menuntut untuk melenyapkan hak rakyat Yahudi untuk menentukan nasib sendiri, dan ini tidak akan pernah terjadi."

Saat ini ada 5,9 juta pengungsi Palestina di Jalur Gaza, Tepi Barat, serta negara-negara tetangga di Timur Tengah, menurut UNRWA, Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina.

Duta Besar Palestina untuk PBB mengatakan bahwa ada lebih dari 700.000 pemukim Israel di wilayah Palestina yang diduduki, termasuk Yerusalem Timur.

"Pendudukan Israel adalah pendudukan kolonial pemukim," katanya. 

"Satu-satunya cara masyarakat internasional dapat mengakhirinya adalah dengan mengatasi sifat pemukim-kolonialnya."

Dia menyerukan agar resolusi PBB diterjemahkan ke dalam rencana aksi dengan langkah-langkah yang harus diambil oleh setiap negara "cinta damai" untuk mencegah Israel mempertahankan pendudukannya.

Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Masjid Al-Aqsa berada, selama Perang Arab-Israel 1967. Itu menganeksasi seluruh kota pada tahun 1980, dalam suatu langkah yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.

Pasukan Israel dan pemukim Yahudi Israel yang fanatik sering melakukan penggerebekan di Masjid Al-Aqsa untuk memprovokasi orang-orang Palestina, dan beberapa tahun terakhir telah melihat serangan tumbuh lebih besar dan lebih berani.

Ketegangan telah memuncak di Tepi Barat yang diduduki dalam beberapa bulan terakhir di tengah serangan berulang Israel ke kota-kota Palestina.