Berita Luar Negeri
Armenia Dukung Militer Armenia yang di Ambang Perang Dengan Azerbaijan
Prancis bakal mengirimkan peralatan militer ke Armenia di tengah negara itu di ambang perang dengan Azerbaijan.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Prancis bakal mengirimkan peralatan militer ke Armenia di tengah negara itu di ambang perang dengan Azerbaijan.
“Prancis telah memberikan persetujuannya terhadap penyelesaian kontrak masa depan dengan Armenia yang akan memungkinkan pengiriman peralatan militer ke Armenia sehingga dapat menjamin pertahanannya,” kata Menteri Luar Negeri Catherine Colonna pada hari Selasa (3/10/2023).
Colonna melakukan perjalanan ke Armenia untuk menilai kebutuhan mendesak negara tersebut di tengah masuknya pengungsi dari Karabakh setelah operasi kontraterorisme Azerbaijan.
Negara-negara tetangga di Kaukasus ini terlibat perselisihan mematikan mengenai wilayah kantong tersebut – yang diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan tetapi diduduki oleh Armenia selama lebih dari tiga dekade – sejak tahun 1980-an dan terlibat dua perang memperebutkan wilayah tersebut.
Pada tahun 2020, Azerbaijan membebaskan beberapa kota, desa dan pemukiman dari pendudukan Armenia selama 44 hari bentrokan. Perang berakhir dengan perjanjian damai yang ditengahi Rusia.
Bulan lalu, Azerbaijan melancarkan operasi antiteror untuk membersihkan wilayah tersebut guna menegakkan tatanan konstitusional di wilayah tersebut.
Angkatan bersenjata Armenia menyerah di Karabakh setelah operasi 24 jam tersebut.
Azerbaijan, yang telah menegakkan kedaulatan penuh di wilayah tersebut, telah meminta penduduk Armenia untuk menjadi bagian dari masyarakat Azerbaijan dan berjanji untuk melindungi hak-hak mereka.
Militer Azerbaijan mengambil alih puluhan posisi militer yang dipegang oleh pasukan separatis Armenia di Karabakh.
Hal itu terjadi dalam operasi kontraterorisme yang dilancarkan Azerbaijan di wilayah tersebut.
“Lebih dari 60 posisi tempur unit angkatan bersenjata (separatis) Armenia kini berada di bawah kendali angkatan bersenjata kami,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Azerbaijan Anar Eyvazov pada konferensi pers.
Iran pada hari Selasa menawarkan untuk menengahi konflik antara Azerbaijan dan Armenia dan menyerukan kepatuhan terhadap perjanjian gencatan senjata tahun 2020.
Tawaran itu muncul beberapa jam setelah Azerbaijan memulai operasi militer besar-besaran untuk mengambil alih Karabakh.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani menyerukan kepatuhan terhadap perjanjian gencatan senjata antara Azerbaijan dan Armenia, yang keduanya berbatasan dengan Iran.
Beberapa hari yang lalu, Menteri Pertahanan Iran Mohammad-Reza Ashtiani memperingatkan adanya perang di wilayah tersebut.
Kedua negara bekas Uni Soviet ini telah memperebutkan Karabakh selama beberapa dekade.
Iran, seperti Rusia, memelihara hubungan baik dengan Armenia.
Meskipun demikian, perwakilan militer tingkat tinggi dari Baku dan Teheran baru-baru ini bertemu untuk melakukan pembicaraan dan menandatangani perjanjian untuk memperdalam kerja sama pertahanan dan militer.
Jumlah korban tewas meningkat menjadi lebih dari dua lusin di Karabakh setelah Azerbaijan melancarkan operasi “anti-teroris” yang dikatakan kelompok separatis pada Selasa malam.
Seorang pejabat separatis menyatakan ada 25 korban jiwa dan 138 luka-luka.
| Tiongkok Canangkan Made in China 2025, Ambisi Kuasai Pasar Global |
|
|---|
| Cuaca Panas di Asia Tewaskan 61 Orang di Thailand |
|
|---|
| Penyebab Mobil yang Ditumpangi Menteri Israel Ben Gvir Terbalik Terungkap |
|
|---|
| PM India Narendra Modi Kembali Lecehkan Muslim, Sebut Umat Muslim Penyusup |
|
|---|
| Dua Helikopter Militer Malaysia Bertabrakan, 10 Orang Tewas |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/tentara-armenia-menembakkan-artileri-saat-bertempur-melawan-azerbaijan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.