Sidang Dugaan Suap M Adil

4 Pemeriksa BPKP Riau Dihadiahi Speaker JBL Usai Lakukan Pemeriksaan di Pemkab Kepulauan Meranti

Empat pemeriksa atau auditor pada BPKP Riau, dihadiahi speaker merk JBL usai melakukan pemeriksaan di lingkungan Pemkab Kepulauan Meranti.

Penulis: Rizky Armanda | Editor: Ariestia
Tribunpekanbaru.com/Rizky Armanda
Sidang lanjutan dugaan suap Bupati Kepulauan Meranti non aktif Muhammad Adil kepada ketua tim auditor BPKP Riau M Fahmi Aressa, Kamis (12/10/2023). 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Empat pemeriksa atau auditor pada Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan (BPKP) Riau, dihadiahi speaker merk JBL usai melakukan pemeriksaan terkait pengelolaan dan tanggung jawab keuangan di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Meranti.

Hal ini terungkap dalam sidang lanjutan kasus dugaan suap oleh Muhammad Adil, Bupati Kepulauan Meranti non aktif kepada M Fahmi Aressa, selaku ketua tim auditor BPKP Riau.

Anggota tim pemeriksa, Dian Anugrah, menyebut, saat ia dan 3 rekan pemeriksa kembali ke Pekanbaru pada 4 April 2023 usai melakukan pemeriksaan dan pengumpulan data di Kepulauan Meranti, staf BPKAD Kepulauan Meranti bernama Dita Anggoro, memberi mereka masing-masing 1 unit speaker merk JBL.

"Masing-masing anggota tim dikasih 1 unit," kata Dian.

Dian berujar, saat pemberian itu, tak ada permintaan khusus yang disampaikan Dita Anggoro.

Namun diakui Dian, ia dan teman-temannya anggota tim pemeriksa, merasa berat hati menerima pemberian tersebut.

"Kita sepakat mau mengembalikan tanggal 5, tidak mau menerima," ucapnya.

Terkait pemberian speaker itu, Dian menerangkan jika dirinya sudah memberitahu ke terdakwa Fahmi Aressa. Ia juga menyampaikan akan mengembalikan.

"Tapi kata Pak Fahmi kenapa dikembalikan? Itu silaturahmi pertemanan aja dari BPKAD," ulas Dian.

Ia mengungkap, jika menerima hadiah seperti itu merupakan suatu hal yang salah. Dipaparkan Dian, nilai barang tersebut setelah sempat ia cari di internet, berkisar antara Rp900 ribu sampai Rp1 jutaan.

"Speakernya dikembalikan ke Afdal (pegawai di BPKAD Kepulauan Meranti)," sebut Dian.

Soal terdakwa Fahmi Aressa, Dian menerangkan jika dirinya tak tahu apakah ikut menerima barang atau uang.

"Tahunya setelah OTT (terdakwa diduga menerima uang, red)," ucapnya.

Masih dalam kesaksiannya, Dian mengaku diminta mengurangi hasil temuan di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Meranti saat melakukan pemeriksaan terkait pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara oleh terdakwa Fahmi Aressa.

Dian menyatakan, dirinya terpaksa mengikuti kemauan terdakwa M Fahmi Aressa yang merupakan ketua tim pemeriksa. Ia tak ada pilihan lain, karena ia pun bingung sekaligus takut.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved