Karhutla di Pelalawan
3 Hari Hotspot Nihil Lantaran Curah Hujan Tinggi, BPBD Pelalawan Sebut Hasil TMC dari Pemprov Riau
Curah hujan yang tinggi belakangan ini di Pelalawan merupakan hasil dari Teknik Modifikasi Cuaca (TMC) yang dilakukan oleh Satgas Udara Provinsi Riau
Penulis: johanes | Editor: Nurul Qomariah
TRIBUNPEKANBARU.COM, PELALAWAN - Titik panas dan titik api di Kabupaten Pelalawan nihil dalam tiga hari terakhir ini.
Biasanya hotspot selalu muncul setiap hari dan disusul dengan penemuan firespot di wilayah Pelalawan.
Hotspot kerap terdeteksi di daerah yang menjadi langganan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) seperti Kecamatan Teluk Meranti, Ukui atau areal Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Pangkalan Kuras, Langgam, dan Kuala Kampar.
Namun sejak Minggu (22/10/2023) lalu, wilayah Provinsi Riau, khususnya Pelalawan bersih dari hotspot maupun firespot.
"Alhamdulillah, sudah tiga hari ini wilayah kita clear dari hotspot dan nihil titik api. Kabut asap juga sudah jauh berkurang," papar Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan, Zulfan M.Si kepada Tribunpekanbaru.com , Selasa (24/10/2022).
Zulfan menjelaskan, nihilnya titik api dan titik panas dipengaruhi oleh curah hujan yang cukup tinggi di Pelalawan dalam sepekan terakhir.
Hujan turun hampir setiap hari di Pelalawan mulai dari pagi hingga malam hari.
Meski belum merata dengan intensitas ringan hingga sedang, namun bisa menekan titik panas dan titik api yang selama ini terdeteksi oleh satelit.
"Titik api yang diluar pantauan satelit BMKG juga tak ada. Mudah-mudahan terus nihil," tutur Zulfan.
Ia menegaskan, curah hujan yang tinggi belakangan ini merupakan hasil dari Teknik Modifikasi Cuaca (TMC) yang dilakukan oleh Satgas Udara Provinsi Riau.
Tim menaburkan garam atau NaCl ke udara Riau, termasuk Pelalawan untuk menciptakan potensi awan yang menghasilkan hujan.
Ternyata program TMC tampak berhasil terlihat dari curah hujan yang mulai meningkat dalam pekan ini.
Berdasarkan informasi yang diterima BPBD Pelalawan dari Provinsi Riau, musim kemarau akan berakhir pada penghujung Bulan Oktober mendatang.
Dilanjutkan dengan musim hujan pada awal November nanti.
Diharapkan hujan yang dihasilkan dari program TMC berlanjut dengan hujan alami. Sehingga musim hujan lebih panjang menjelang akhir tahun 2023.
"Jika kondisi hujan, tentu kita siaga banjir dan longsor lagi. Mulai sekarang sudah harus mempersiapkan diri," ujar Zulfan.
Masyarakat diimbau untuk membersihkan gorong-gorong maupun parit serta drainase yang ada di sekitar rumah.
Agar tidak terjadi genangan air ataupun banjir saat hujan lebat turun.
( Tribunpekanbaru.com / Johannes Wowor Tanjung )
| Karhutla Nihil Meski Cuaca Panas Terik, BPBD Pelalawan Ingatkan Jangan Bakar Sampah Sembarangan |
|
|---|
| Asap Hilang, BPBD Pelalawan Pastikan Karhutla di Pangkalan Kerinci Padam Total |
|
|---|
| Masih Ada Titik Asap di Tengah Lahan Bekas Terbakar, Karhutla di Pangkalan Kerinci Mulai Padam |
|
|---|
| Helikopter Water Bombing Kembali Bantu Pemadaman Karhutla di Pangkalan Kerinci Pelalawan |
|
|---|
| Heli Water Bombing Diturunkan untuk Bantu Pemadaman dan Pendinginan Karhutla di Pelalawan |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.