Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Tekan Emisi Karbon, Hilirisasi Mineral Manfaatkan Energi Terbarukan

Indonesia mendorong pemanfaatan energi baru dan terbarukan dalam program hilirisasi mineral guna mendapatkan nilai tambah.

|
Editor: M Iqbal
istimewa
Diskusi panel bertajuk "Renewable Energy’s Role in Green Mineral Downstream Industries" di Paviliun Indonesia 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Indonesia mendorong pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) dalam program hilirisasi mineral guna mendapatkan nilai tambah sekaligus menekan emisi gas rumah kaca untuk pencegahan perubahan iklim.

Demikian terungkap dalam diskusi panel bertajuk "Renewable Energy’s Role in Green Mineral Downstream Industries" di Paviliun Indonesia pada Konferensi Perubahan Iklim COP28 UNFCCC, Dubai, Uni Emirat Arab, Sabtu, 2 Desember, 2023.

Hadir sebagai pembicara pada kesempatan tersebut President Director PT Kayan Hydropower Nusantara Antony Lesmana, Head of Policy International Hydropower Association Debbie Gray, dan Sustainability Manager Nickel Industries Limited Muchtazar..

Antony Lesmana menuturkan, saat ini pihaknya sedang membangun pembangkit listrik bersih berbasis EBT yaitu PLTA Mentarang di Malinau, Kalimantan Utara.

"Ini akan menjadi PLTA terbesar di Indonesia yang pembangunannya mengedepankan keberlanjutan," katanya.

KHN merupakan perusahaan patungan antara perusahaan energi terintegrasi terbesar di Indonesia PT Adaro Energy Indonesia Tbk (Adaro), PT Kayan Patria Pratama (PT KPP) and Sarawak Energy, Malaysia.

PLTA Mentarang akan memiliki kapasitas hingga 1.375 MW. Nantinya, PLTA Mentarang akan menyediakan kebutuhan energi bagi Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) di Tanah Kuning, Kalimantan Utara. Kawasan industri yang sedang dibangun ini akan menjadi salah satu pusat pengolahan bijih mineral di Indonesia.

Antony menyatakan, selain menyediakan listrik bersih berkelanjutan untuk pengolahan mineral, PLTA Mentarang juga akan menjadi katalis pembangunan di Kalimantan Utara, sekaligus membantu pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat sekitarnya.

Sementara itu Sustainability Manager Nickel Industries Limited Muchtazar menjelaskan, sebagai salah satu produsen nikel terkemuka di dunia, pihaknya memanfaatkan EBT berbasis tenaga surya.

Dia menjelaskan, telah membangun PLTS di lokasi anak perusahaan yaitu PT Hengjaya Mineralindo, yang akan berkapasitas hingga 200 MW.


"Kami menargetkan penurunan emisi karbon hingga 50 persen pada tahun 2035 dan mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060," katanya.

Dia menyatakan, produksi nikel yang rendah emisi adalah keharusan karena nikel merupakan komponen penting dalam pembuatan baterai untuk mendukung pengembangan transportasi bersih berbasis kendaraan listrik. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved