Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Rohul

Kisah Jebolnya Bendungan Sei Kijang di Desa Cipang Kiri Hilir Rohul, Dhuaaarrr Suara Berdentam

Pagi itu, tepat selepas subuh. Suara keras berdentam terdengar memecah kesunyian di pagi buta dari Bendungan Sei Kijang Rohul.

Penulis: Syahrul | Editor: Ariestia
Tribunpekanbaru.com/Syahrul Ramadhan
Bendungan Sei Kijang di Desa Cipang Kiri Hilir 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PASIRPANGARAIAN - Pagi itu, tepat selepas subuh. Suara keras berdentam terdengar memecah kesunyian di pagi buta dari Bendungan Sei Kijang Rohul pada Jumat (26/1/2024) lalu.

"Dhuaaaaaaarrr.. bedontamnyo suaronyo tu," kata Istri Mardalius dengan bahasa Ibu daerah Rokan di gugusan Bukit Barisan itu.

Selepas mendengar suara tersebut, istri penjaga bendungan itu pun langsung mengintip keluar di bagian belakang rumahnya di pinggiran Sungai Mentawai di Desa Cipang Kiri Hilir.

"Semalam tu hujan lebat deras sekali. Tak ada kami keluar karena gelap. Listrik di desa kami sudah tak hidup sejak pembangkit air tu rusak," katanya menjelaskan.

Suara keras yang menghantam pada pagi itu kemudian memaksa dia untuk melihat keluar rumah dan membuatnya takjub sekaligus kaget.

Betapa tidak, ketika dia melihat keluar ke halaman belakang rumahnya yang berada di tepi sungai itu, dia melihat sebuah benda besar melintang diatas sungai dan air sungai masih terpancar lebih tinggi daripada batang kelapa di halaman belakang rumahnya itu.

Sekilas, dia mengenal benda yang melintang diatas sungai. Benda yang sebagian berwarna biru tua itu merupakan beton jembatan dari sebuah bendungan yang dijaga suaminya tak jauh di belakang rumahnya itu.

Ketika menjelang terang, dia pun sadar, bahwa tanggul bendungan yang mengatur jalannya air di Sungai Mentawai itu telah jebol akibat diterjang banjir pada pagi itu.

"Kami lepas tu langsung melihat ke rumah tetangga di samping belakang rumah. Rupanya, disana rumahnya bagian dapur sudah banjir, sedangkan air tak masuk ke rumah kami karena ada parit aliran sungai dan bendungan," sebutnya kemudian.

Akibat banjir tersebut, sejumlah petak sawah di kawasan Cipang Kiri hanyut tenggelam dan tertutup air. Demikian pula dengan sejumlah ruas jalan yang lebih rendah dengan permukaan sungai juga turut terendam.

Kabar buruk datang pula dari desa tetangga, seperti di Desa Sikebau Jaya. Sejumlah fasilitas rumah ibadah dan pasar rakyat turut tenggelam akibat luapan air yang tak terbendung akibat bendungannya jebol itu.

Terpisah, Kabid Pengairan Dinas PUPR Rokan Hulu Resqi Rades yang datang meninjau ke lokasi kejadian bersama dengan tim dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera III beberapa hari kemudian mengatakan, bendungan itu sudah sampai pada masa pakainya, mendekati 50 tahun.

"Kalau berdasarkan informasi dari masyarakat, bendungan itu sudah dibangun sekitar 1970-an akhir hingga 1980-an lalu," kata Rades.

Bukan tanpa alasan pula, Rades menyebut, struktur bangunan yang dibuat tanpa tulang besi itu dan hanya berupa susunan batu yang disusun rapat membuatnya tak kuat menahan beban volume air yang dinilai berlebihan karena didera hujan selama beberapa hari belakangan.

Akibatnya, bendungan yang seharusnya memiliki masa pakai hingga 50 tahun itu menyerah terhadap kondisi dan jebol sebelum waktunya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved