Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Pekanbaru

Harga Kebutuhan Kian Naik, Warga di Pekanbaru Pilih Belanja ke Pasar Tradisional

Hingga memasuki tiga pekan jelang Ramadan, harga kebutuhan pokok masih dikeluhkan oleh masyarakat Pekanbaru.

Penulis: Alex | Editor: Ariestia
Tribunpekanbaru.com/Alex Sander
Hingga memasuki tiga pekan jelang Ramadan, harga kebutuhan pokok masih dikeluhkan oleh masyarakat Pekanbaru. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Hingga memasuki tiga pekan jelang Ramadan, harga kebutuhan pokok masih dikeluhkan oleh masyarakat Pekanbaru, khususnya untuk sejumlah harga komoditi yang menjadi kebutuhan masyarakat sehari-hari.

Pantauan Tribunpekanbaru.com pada Minggu (18/2/2024) di Pasar Pagi Arengka Pekanbaru misalnya, untuk harga yang cukup signifikan kenaikannya adalah harga cabai.

Salah seorang pedagang cabai di pasar pagi Arengka Pekanbaru, April mengatakan, dalam 2 hari ini harga cabai yang sebelumnya juga sudah naik di angka Rp60 ribu sampai Rp75 ribu, dalam 2 hari ini naik menjadi Rp80 ribu per kilogramnya.

"Untuk cabai memang mengalami kenaikan, yakni di harga Rp80.000 perkilogramnya saat ini, sudah dua hari ini naik," April kepada Tribun.

Dikatakan April, faktor yang paling mempengaruhi kenaikan harga komoditi adalah ketersediaan stok jenis komoditi yang mengalami kenaikan tersebut, misalnya cabai.

"Kalau terkait kenaikan harga komoditi biasanya yang paling mempengaruhi adalah ketersediaan dari bahan itu sendiri, apakah banyak atau sedikit, kalau jumlahnya tidak terlalu banyak atau panennya lebih sedikit maka harga cabai akan otomatis mengalami kenaikan, demikian juga sebaliknya," ulasnya.

Namun demikian, dikatakan April, untuk penjualan cabai dan berbagai komoditi lainnya masih normal seperti biasanya. "Kalau penjualan masih standar seperti biasa, masyarakat tetap masih berbelanja seperti biasa walaupun mengalami kenaikan harga," tambahnya.

Sementara itu, kenaikan komoditi lainnya juga terjadi pada bawang merah. Jika sebelumnya bawang merah super berada pada harga Rp35 ribu perkilogramnya, saat ini menjadi Rp40 ribu perkilogramnya.

"Untuk bawang juga naik sedikit, tapi tidak terlalu signifikan, naik sekitar Rp5.000 per kilogramnya, kalau yang lain rata-rata masih normal masih sama dengan harga sebelumnya," ujarnya.

Sementara itu, salah seorang warga, Yusra yang berbelanja ke Pasar Pagi Arengka Pekanbaru mengatakan, dirinya gini lebih memilih belanja di pasar tradisional.

Dikatakannya, kalau belanja di warung yang juga mendapatkan bahan dari pasar tradisional, pada umumnya harganya tentu di atas harga pasar tradisional.

"Misalnya dua hari lalu saya beli cabai seperempat dengan harga Rp23 ribu, kalau di sini masih bisa seperempat kilogram kita beli harga Rp20 ribu, jadi bisa sekaligus untuk stok, misalnya beli satu kilo, kan lebih hemat, demikian juga dengan bahan lainnya, kalau beli di warung kita maklumi, karena mereka tentu juga belanja di pasar dan harus ambil untung juga dari situ, belum lagi transportasinya. Jadi kalau sempat ada waktu seperti hari Minggu ini, saya akan ke pasar kalau harga lagi naik seperti ini, setidaknya agak lebih murah lah sedikit, tapi kan lumayan juga bisa buat beli tahu dan tempe," ujarnya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru, Zulhelmi Arifin sebelumnya tidak menampik harga bahan pangan masih fluktuatif saat ini. Gejolak harga bahan pangan masih terjadi karena pasokan banyak berasal dari luar Kota Pekanbaru.

Dirinya mengatakan bahwa satu upaya untuk mencegah kenaikan harga yakni menjalin kerjasama dengan daerah penghasil. Ia menilai cara ini bisa menjadi solusi untuk menjamin ketersediaan pasokan bahan pangan.

"Kerjasama yang kita lakukan dengan daerah penghasil sembari melakukan pengawasan sampai ke hulu," ujarnya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved