Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Kampar

Harga Cabai Merah di Kampar Turun, Tapi Pedagang Masih Khawatir

Harga cabai merah di Kampar turun, Minggu (17/3/2024). Meski begitu, pasokan dari daerah penghasil belum normal.

Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Ariestia
Tribunpekanbaru.com/Fernando Sihombing
Seorang pedagang bahan makanan di Pasar Inpres Bangkinang menunggu pembeli, Minggu (13/3/2024). 

TRIBUNPEKANBARU.COM, KAMPAR - Harga cabai merah di Kampar turun, Minggu (17/3/2024). Meski begitu, pasokan dari daerah penghasil belum normal.

Turunnya harga cabai merah seperti terpantau di Pasar Inpres Bangkinang Kota. Rudi Hartono, seorang pedagang bahan makanan, mengatakan, harga cabai dijual variatif.

"Hari ini harga cabai merah memang turun. Tapi tidak menentu. Ada ada 60.000, ada 70.000, ada 50.000 (per kilogram) untuk hari ini," katanya kepada Tribunpekanbaru.com, Minggu siang.

Ia mengatakan, harga telah jauh turun dari beberapa hari sebelumnya sempat menyentuh lebih dari 100.000 per kg. Menurut dia, harga masih naik turun alias fluktuatif.

Sementara harga cabai rawit antara Rp.80.000 sampai Rp90.000. Selain itu, tomat di harga Rp17.000 dari sebelumnya sempat mencapai Rp25.000 per kg. "Modal (tomat) aja ada 15.000, ada 14.000 (per kg)," katanya.

Lalu harga bawang mencapai Rp40.000 per kg. Naik dari harga normalnya dari Rp15.000 sampai Rp20.000 per kg.

Rudi tidak dapat menjamin turunnya harga akan bertahan lama. Ia mengkhawatirkan, harga kembali naik saat memasuki pertengahan Bulan Ramadhan. Sebab kebutuhan meningkat.

"Kita nggak bisa jamin harga sekarang. Takutnya nanti pertengahan Puasa nanti pas orang lagi butuh-butuhnya," ujarnya.

Ia mendapat pasokan bahan makanan itu dari Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Harga dari pemasok kedua daerah itu tidak jauh berbeda.

"Harga nggak menentu ini sudah sebulan lebih," ungkapnya.Rudi mengaku, pasokan dari daerah penghasil jauh berkurang. Ia mencontohkan cabai merah. Saat kondisi normal, ia biasanya bisa mendapatkan pasokan sampai 100 kg per hari.

Kini, kata dia, pasokan yang diterima tidak sampai setengahnya. Cuma sekitar 30 kg. Hal ini berdampak kepada menurunnya penghasilan yang mencapai 50 persen.

Menurut dia, pemasok mendapatkan bahan makanan hasil panen dengan harga tinggi dari petani. Sehingga pemasok pun harus menjualnya kepada pedagang dengan harga tinggi pula.

Rudi tak dapat berkata apa-apa terkait ketidakmenentuan harga seperti sekarang. Ia menyadari kondisi ekonomi saat ini sedang tidak baik. Baik dialami petani maupun pembeli.

Di tempat yang sama, Ketua Persatuan Pedagang Plaza Bangkinang (PPPB), Indra Nazarudin berharap agar harga stabil saat memasuki Hari Raya Idul Fitri.

Ia meminta pemerintah mengantisipasi lonjakan harga pada hari besar Agama Islam itu. Sebab lonjakan harga, akan menurunkan daya beli masyarakat. Sehingga pedagang sulit mendapatkan laba.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved