Media Israel Sebut Indonesia Bakal Jalin Kerjasama Dengan Israel Demi OECD

TRIBUNPEKANBARU.COM - Media Israel menyebut Indonesia diperkirakan akan menormalisasi hubungan dengan Israel.

Kerjasama dengan Israel itu harus dilakukan Indonesia sebagai syarat masuk menjadi anggota Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).

The Jerusalem Post memberikatakan bahwa meski Israel musuh diplomatik Indonesia di panggung internasional, namun Indonesia dan Israel diam-diam menjalin hubungan dalam bidang perdagangan dan pariwisata.

Israel yang telah menjadi anggota OECD sejak 2010 lalu memiliki hak dalam mengajukan syarat bagi Indonesia jika negara itu mau menjadi anggota OECD. 

Syaratnya tentu harus menjalin kerjasama dengan Israel disemua bidang.

Menteri Luar Negeri Israel Katz keberatan dengan masuknya Indonesia kecuali Indonesia memberikan isyarat terhadap Israel, seperti normalisasi.

OECD menjadikan normalisasi dengan Israel sebagai bagian dari persyaratan Indonesia untuk keanggotaan OECD.

Ini adalah langkah yang diambil ketika Israel semakin terisolasi di kancah internasional akibat perang Gaza, dan ada anggapan bahwa Israel tidak mungkin memperluas hubungan diplomatiknya sampai konflik setengah tahun tersebut berakhir.

Israel dan Indonesia telah lama menjalin hubungan diam dalam bidang perdagangan dan pariwisata, namun keduanya merupakan musuh diplomatik di panggung internasional.

Indonesia diharapkan menjadi salah satu negara yang akan menormalisasi hubungan berdasarkan Perjanjian Abraham, dan pemerintahan Trump sebelumnya menjanjikan mereka satu miliar dolar untuk melakukan hal tersebut.

Rencana kedua negara untuk menormalisasi hubungan telah berjalan di bawah pemerintahan Biden tetapi dibatalkan akibat perang Israel-Hamas , yang dimulai pada 7 Oktober, ketika kelompok teror tersebut menyerbu negara Yahudi tersebut.

Hal ini dihidupkan kembali pada musim dingin ini melalui proses keanggotaan OECD. Salah satu tanda-tanda perubahan dalam hubungan mereka adalah keputusan Israel untuk mengizinkan Indonesia berpartisipasi dalam pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza, sebuah langkah yang ditolak oleh Turki, yang memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia.

OECD menguraikan pemahamannya mengenai peran yang akan mereka rencanakan dalam proses normalisasi dalam surat yang ditulis Mathias Cormann kepada Israel, tertanggal 26 Maret.

“Saya dengan senang hati mengkonfirmasi bahwa Dewan telah secara resmi menyetujui prasyarat yang jelas dan eksplisit bahwa hubungan diplomatik harus dibangun dengan semua Anggota OECD sebelum mengambil keputusan untuk mengundang Indonesia menjadi Anggota Organisasi tersebut,” tulis Cormann.

Artinya, kata beliau, “kegagalan terakhir Indonesia untuk menjadi Anggota OECD tidak akan diambil keputusan oleh Dewan sebelum hubungan diplomatik terjalin dengan seluruh Anggota OECD,” tegasnya.