Istri Bunuh Suami di Rejang Lebong

Belum Sempat Dirujuk ke RS Jiwa , Asmaul Husna Sudah Habisi Suami Sendiri dengan Cara Keji

Asmaul Husna belum sempat dirujuk ek RS Jiwa . Namun , ia sudah lebih dulu membunuh suaminya sendiri dengan cara yang tega dan keji

Editor: Budi Rahmat
tribunbengkulu
Aib Istri Bunuh Suami Diungkap Warga, Pecahkan Jendela Tetangga Hingga Bakar Pondok Suami 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Belum sempat dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa , Asmaul Husna (38) telah dulu berlaku keji dan tega pada suaminya sendiri Wandra Hafis (44).

Korban ia habisi menggunakan parang di sebuah pondok di kebun . Korban hanya bisa berteriak sampai ajal menjemputnya .

Pelaku yang memang sudah pisah ranjang dengan korban sudah gelap mata . Tak ada rasa iba lagi saat ia menghujani korban dnegan sabetan parang .

Baca juga: UPDATE Istri Bunuh Suami di Bengkulu: Dari Rumah Keluarga ke Pondok Suami, Asmaul Husna Beraksi

Korban akhirnya meregang nyawa . Sedangkan pelaku memilih meninggalkan lokasi .

Peristiwa tersebut membuat gempar warga sekitar . Sampai kemudian terungkap fakta dmei fakta terkait dnegan sosok Asmaul Husna

Ya , perilaku nyeleneh istri bunuh suami di Kelurahan Talang Rimbo Lama Kecamatan Curup Tengah Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu.

Pelaku meresahkan warga sekitar dengan perbuatannya yang mengganggu. Mulai dari melempari rumah tetangga hingga membakar pondok kebun suaminya sendiri.

Lantaran perilakunya itu, Asmaul Husna (38) ternyata pernah hendak dibawa ke rumah sakit jiwa.

Rencana pelaku hendak dirujuk untuk diperiksa kejiwaannya itu telah lama bahkan sebelum aksi pembunuhan terjadi pada Kamis (20/6/2024).

Ketua RT 02 Kelurahan Talang Rimbo Lama Kecamatan Curup Tengah Lukmansyah mengungkapkan, pihaknya pernah memfasilitasi dan mengusahakan pelaku untuk dirujuk ke rumah sakit jiwa.

Baca juga: Bicara Nggak Nyambung Bak Orang Linglung, Polisi Belum Bisa Periksa Istri Pembunuh Suami

Bahkan surat rujukan itu telah ada dan telah diserahkan kepada keluarganya.

Hanya saja tampaknya, upaya pemeriksaan kejiwaan terhadap Asmaul Husna tak juga dilakukan sampai saat ini.

"Sudah pernah, surat rujukannya bahkan kita telah berikan ke keluarganya, tapi nampaknya itu tidak terlaksana," kata Lukmansyah.

Lanjutnya, sudah banyak masyarakat yang mengeluhkan perbuatan pelaku. Maka dari itu akhirnya dibuat rencana untuk membawa pelaku agar diperiksa kejiwaannya.

Pelaku ini mulai kerap menggangu dan meresahkan masyarakat sejak setahun terakhir.

"Warga merasa terganggu, jadi kita bantu uruskan, tapi nampaknya tidak jadi pergi mereka," lanjut Lukmansyah.

Keluarga Asmaul Husna Belum Melayat

Sementara itu, suasana di rumah duka terlihat tenang. Banyak kerabat dan keluarga korban mendatangi rumahnya.

Namun dari informasi yang terhimpun, belum ada satupun keluarga dari pelaku yang datang melayat.

Rumah duka sendiri berada di rumah keluarga korban. Sedangkan rumah keluarga pelaku berada tak jauh dari sana.

Baca juga: Kondisi Asmaul Husna, Istri yang Bunuh Suami di Bengkulu: Polisi Kesulitan Meminta Keterangan

Keanehan yang Terlihat

Gelagat aneh Asmaul Husna (38) warga Kelurahan Talang Rimbo Lama Kecamatan Curup Tengah usai membunuh suaminya Wandra Hafis (44).

Usai membunuh suaminya, pelaku pulang kerumah kerabatnya yang tak jauh dari lokasi.

Sebelum pulang, pelaku membuang sajam jenis parangnya terlebih dahulu.

Saat diamankan, raut wajah pelaku seperti biasa saja dan bahkan tak menunjukkan rasa menyesal.

Pelaku juga bahkan terlihat mengobrol dan tertawa saat berbincang sebelum diamankan.

Satreskrim Polres Rejang Lebong akan memeriksa kondisi kejiwaan pelaku.

"Iya betul, namun kita mintai dulu keterangannya dengan melakukan pemeriksaan, apa memang ada atau tidak arahnya pelaku ini memiliki masalah kejiwaan,"sampai Kasi Humas Polres Rejang Lebong, AKP Sinar Simanjuntak.

Kasi Humas mengatakan, pelaku saat ini telah diamankan di Mapolres Rejang Lebong. Sat Reskrim Polres Rejang Lebong tengah melakukan pemeriksaan secara intensif terhadap pelaku.

Jika memang ditemukan adanya indikasi pelaku mengidap gangguan kejiwaan, pihaknya akan melakukan pengecekan terhadap pelaku.

"Untuk sekarang pelaku masih menjalani pemeriksaan dahulu oleh Reskrim," lanjut Sinar.

Baca juga: Cinta Berujung Tragis, Wandra Jadi Korban KDRT Istri hingga Tewas Dibunuh

WH Banyak yang Kenal

Sosok keseharian Wandra Hafis (44) warga Perumahan PU Kelurahan Talang Rimbo Lama, Kecamatan Curup Tengah, Kabupaten Rejang Lebong yang tewas ditangan istrinya diungkap tetangga.

Keseharian Wandra, kata para tetangga dikenal baik dan menjadi marbot atau penjaga masjid di desa tersebut.

Tetangga korban, Sairullah mengaku, korban yang merupakan marbot masjid setempat kerap bercerita seringkali mengalami kekerasan fisik dan ketakutan akan dibunuh istrinya.

Pasalnya, perilaku pelaku menjadi semakin berubah setelah ditalak cerai oleh korban pada April 2024.

Alasan korban talak cerai pelaku karena tak tahan akan sifat sang istri yang disebut ringan tangan dan emosian.

Bukan tanpa alasan, korban takut dibunuh istrinya sendiri karena mulai dari saat itu, sang istri kerap mengancam akan membunuh korban.

Para warga sekitar juga mengetahui bahwa semasa hidup korban ini sering dipukuli oleh pelaku.

Korban yang sabar biasanya tak membalas dan hanya menerimanya saja.

"Tak hanya itu saja, pelaku juga kerap meresahkan warga lainnya dengan tindakan-tindakan di luar batas seperti membakar pondok hingga memecahkan jendala kaca rumah tetangga," ungkapnya.

Ia dan beberapa warga lainnya sempat menjadi saksi pada saat itu. Bahkan mereka juga merasa keputusan korban saat itu menalak pelaku sudah benar.

Masalah mulai muncul setelah korban menjatuhkan talak cerai terhadap pelaku. Di mana korban sempat mengungkapkan dirinya takut dibunuh oleh sang istri.

"Sempat dia bilang gitu, sesudah korban menalak pelaku dia sempat bilang takut dan meminta bantuan," ucap Sairullah.

Ia dan warga setempat berharap agar pihak kepolisian melakukan pemeriksaan intensif terhadap pelaku.

Ditambahkan warga lainnya Fitri, sangat terlihat jelas perbedaan dari pasangan itu. Korban memiliki sifat baik dan disenangi masyarakat sekitar selama hidupnya.

Apalagi korban yang merupakan penjaga masjid itu sangat rajin beribadah.

Sedangkan pelaku sebaliknya, dia memiliki sifat emosian dan kerap berbuat onar sehingga meresahkan masyarakat.

"Kami berharap pelaku bisa dihukum tegas, juga agar dia bisa ditempatkan di tempat lain nantinya bukan di sini lagi," ujar Fitri. (*)

( Tribunpekanbaru.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved