Anak SMP Tewas di Padang

Kasus Tewasnya AM , LBH Padang Beberkan Pengakuan Saksi A yang Punya Paman di Polda, Ada Apa ?

Padahal saksi A awalnya memberikan keterangan ke LBH . Kemudian kepada polisi malah lain jadinya ceritanya . Ada Apa dengan Saksi A

Editor: Budi Rahmat
IST
Direktur LBH Padang Indira Suryani dan Kapolda Sumbar, Inspektur Jenderal Suharyono 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Kasus tewasnya Afif Maulana seorang remaja di Padang , Sumatera barat terus bergulir hingga mendspar respon dari banyak pihak .

Lembaga Bantuan Hukum ( LBH ) Padang yang menjadi pihak yang terus menyuarakan keadilan mengungkap kejadian terbunuhnya Afif , terus mendapatkan fakta demi fakta .

Terbaru adalah adanya dugaan upada intimidasi kepada saksi yang mengetahui korban sempat mendapatkan penganiayaan .

Baca juga: Polda Sumbar Buru Pemviral Tewasnya Afif Maulana, LBH Padang : Menguatkan Ada yang Salah

Namun , sayangnya saksi yang awalnya jujur menyampaikan kejadian , kini justru malah berbeda pernyataanya kepada polisi .

Hal tersebut membuat pihak LBH menjadi curiga . Sebab , LBH yang lebih dulu melakukan wawancara dengan saksi baru kemudian polisi.

LBH Padang juga mengungkapkan , saksi A yang sebelumnya menjadi orang yang banyak bercerita kepada LBH terkait dengan kasus meninggalnya Afif , kini sulit ditemui

"Keterangan A kepada kami itu saat Idul Adha. Setelah itu kami hilang kontak. Dia menyebut ada pamannya di Polda," kata Indira yang dihubungi Kompas.com, Selasa (25/6/2024).

Ada Apa Polisi dengan Kasus Afif Maulana ?

Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang menduga saksi kunci kematian siswa SMP AM (13) di Sungai Batang Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat telah mendapat intimidasi.

Baca juga: LBH Padang : Rangkaian yang Mustahil, Melaporkan Polisi ke Teman Polisi dan Ada Atasannya Polisi

Hal itu dikarenakan adanya perbedaan pernyataan teman AM, A ke LBH dan ke polisi.

Kepada LBH, A yang memboncengi AM saat kejadian mengaku telah ditendang polisi sehingga menyebabkan AM terpelanting.

Kemudian AM dikelilingi polisi yang ada di antaranya membawa rotan.

Setelah itu, A mengaku tidak mengetahui lagi keberadaan AM sampai akhirnya ditemukan meninggal dunia.

Sementara berdasarkan keterangan Kapolda Sumbar Irjen Pol Suharyono, saksi A mengatakan korban AM berencana terjun ke dalam sungai untuk menghindari polisi.

Kendati demikian, Suharyono menyebutkan pihaknya masih mendalami kasus itu dan menunggu hasil otopsi jenazah AM.

Direktur LBH Padang Indira Suryani menyebutkan keterangan A kepada LBH lebih dahulu daripada polisi.

Menurut Indira, pihaknya memiliki bukti surat pernyataan dari A usai diwawancarai LBH Padang.

Baca juga: Pakar Forensik Sorot Pernyataan Suharyono Soal Kematian Siswa SMP Padang: Kapolda Hati-hati

Bahkan, kata Indira, keluarga pernah merekam pernyataan itu lalu kemudian viral di media sosial.

Adanya perbedaan pernyataan itu, menurut Indira diduga karena A telah diintimidasi.

"Kami menduga ada intimidasi dan upaya mengaburkan fakta. Pengalaman kami memang kasus penyiksaan yang diduga dilakukan polisi ada 2 pola alibinya. Pertama bunuh diri atau tindakan inisiatif sendiri yang berujung kematian atau pembelaan diri karena melawan petugas," jelas Indira.

Sebelumnya diberitakan Kapolda Sumatera Barat Irjen Pol Suharyono siap bertanggungjawab jika ada anggotanya yang terlibat dalam kasus kematian pelajar AM (13).

"Saya selaku Kapolda akan sangat bertanggung jawab kalau ada oknum anggota terlibat dalam penyimpangan itu. Kami masih berproses ini secara eksternal," kata Suharyono kepada wartawan, Minggu (23/6/2024) di Padang.

Menurut Suharyono saat ini ada 30 personil polisi yang diperiksa Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Sumbar.

Baca juga: Pakar Forensik Sorot Pernyataan Suharyono Soal Kematian Siswa SMP Padang: Kapolda Hati-hati

Suharyono mengatakan semuanya sudah menjalani pemeriksaan selama dua hari dan mendalami seperti apa duduk permasalahannya.

"Perlu pembuktian dan penyelidikan yang akurat. Jadi tidak bisa kita katakan sesuatu itu terjadi tanpa fakta. Ini perlu diluruskan," jelas Suharyono.

Seperti diketahui, Minggu (9/6/2024) polisi menemukan jenazah remaja laki-laki tanpa identitas sekitar pukul 12.00 WIB.

Jenazah tersebut kemudian dibawa ke RS Bhayangkara Padang,.kemudian dijemput pihak keluarga yang sebelumnya kehilangan salah seorang anggota keluarganya.

Sebelum ditemukan tewas, AM berada di jembatan Kuranji yang saat itu diduga sedang terjadi aksi tawuran sehingga polisi datang ke lokasi kejadian.

Polisi sempat mengamankan sejumlah orang yang diduga akan melakukan tawuran, namun kemudian dilepas dan hanya satu yang diperiksa intensif karena membawa senjata tajam.

Sejauh ini publik masih menunggu kejelasan dari kasus kematian Afif Maulana. Apakah murni kecelakaan atau memang ada kekerasan yang dilakukan polisi . (*)

( Tribunpekanbaru.com )

Baca juga: Sudah Sampai ke Pusat, Begini Kata Polri Soal Kasus Siswa SMP Tewas di Padang

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved