Bocah Terkubur di Kediri

Balita 3 tahun di Kediri Dianiaya Ortunya hingga Tewas karena Berbicara Tidak Sesuai Fakta

Pelaku mengaku kesal karena korban yang masih balita berusis 3 tahun berbiacara tidak sesuai dengan fakta . Korban dianiaya hingga tewas

Editor: Budi Rahmat
TribunJatim.com/Melia Luthfi Husnika
Terungkap motif orangtua tega aniaya bocah 4 tahun di Kediri, Jawa Timur dan kubur jasad disamping rumah. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Balita 3 tahun di Kediri dianiaya orangtuanya karena berbicara tidka sesuai fakta . Pengakuan tersebut disampaikan oleh pelaku setelah diamankan polisi.

Pelaku mengatakan kesal kepada korban hingga melakukan penganiayaan berkali-kali . terakhir korban dianiaya hingga tak sadarkan diri sampai kemudian meninggal dunia .

Polisi yang melakukan pemeriksaan mendapatkan pengakuan dari pelaku terkait dnegan motivasinya menghabisi korban yang masih balita.

Baca juga: HASIL VISUM Ungkap Penyebab Tewasnya Bocah AF Ditangan Ortunya, Polisi Beberkan Fakta Penganiayaan

Kasat Reskrim Polres Kediri, AKP Fauzy Pratama menuturkan, orang tua korban mengaku kesal terhadap korban.

Keduanya lalu bertindak di luar batas dengan menganiaya korban.

"Keduanya ikut andil dalam penganiayaan. Namun masih kami dalami lagi siapa yang lebih banyak menganiaya dan menyebabkan korban meninggal. Untuk motif mengakunya karena kesal pada korban yang disebut sering berbicara tidak sesuai fakta," ujarnya.

Hasil Visum yang Mengerikan

Hasil visusm polisi ungkap kematian bocah 3 tahun di kediri . Korban yang berinisial AF meninggal dunia ditangan kedua orangtuanya .

Mirisnya lagi , jasad korban dikuburkan seadanya di samping rumah . Polisi membeberkan bahwa korban mengalami kekerasan hingga meregang nyawa .

Baca juga: UPDATE Temuan Bocah Tewas Terkubur di Kediri: Terungkap Siksaan Orangtua

Ada bekas pukulan benda tumpul dan salah satu yang paling fatal adalah di bagian kepala

"Dari hasil visum tadi, kami menemukan beberapa luka akibat benda tumpul. Ada di kepala dan beberapa bagian tubuh. Penyebab korban meninggal akibat pendarahan di kepala," kata Fauzy

AKP Fauzy Pratama menyebut, penganiayaan yang dialami korban kemungkinan terjadi tak hanya sekali saat korban meninggal.

Akan tetapi sudah terjadi beberapa kali.

Hanya saja, yang terparah terjadi pada Sabtu (22/6/2024) malam hingga menyebabkan korban kehilangan nyawanya.

Saat dianiaya tersebut, lanjut AKP Fauzy Pratama, korban kehilangan kesadaran dan sempat dilakukan pertolongan oleh kedua orang tuanya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved