Suami Bunuh Istri di Kampar

Polisi Yakin Suami Bunuh Istri di Kampar Riau Dilakukan Berencana, Pisau Ini Buktinya

Kepolisian Sektor Kampar Kiri Hilir, Kampar, Riau, berkesimpulan Amran Dahona (30) sudah merencanakan membunuh istrinya.

Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Ariestia
Polsek Kampar Kiri Hilir
Kepolisian Sektor Kampar Kiri Hilir, Kampar, Riau, berkesimpulan Amran Dahona (30) sudah merencanakan membunuh istrinya, Febeidar Laia (40). 

TRIBUNPEKANBARU.COM, KAMPAR - Kepolisian Sektor Kampar Kiri Hilir, Kampar, Riau, berkesimpulan Amran Dahona (30) sudah merencanakan membunuh istrinya, Febeidar Laia (40).

Pembunuhan di Kampar ini terjadi pada Kamis (13/6/2024).

Penyidik juga telah memasang pasal pembunuhan berencana atas kasus Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) tragis itu.

Suami menikami istrinya lebih dari delapan kali.

Kepala Polsek Kampar Kiri Hilir, IPTU. Irwan Fikri melalui Kepala Unit Reserse Kriminal, IPDA. David Gusmanto menyebutkan pasal yang disangkakan menjerat Arman. 

Menurut dia, Arman dijerat dengan Pasal 14 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan KDRT junto Pasal 338 junto Pasal 340 KUHP.

"Kita tetap menerapkan pasal yang paling berat. KDRT junto Pasal 338 junto Pasal 340," katanya kepada Tribunpekanbaru.com, Rabu (26/6/2024).

Seperti diketahui, KDRT yang berujung maut itu terjadi di areal industri Eukaliptus industri di Desa Rantau Kasih Kecamatan Kampar Kiri Hilir.

Saat itu, Amran dan istrinya bekerja menyiram bibit Eukaliptus. 

Baca juga: Beringasnya Amran, Tikam Istri Meski Sudah Terkapar: Kasus Suami Bunuh Istri di Kampar, Riau

Keduanya sempat bertengkar hingga bergelut.

Sampai akhirnya Amran mengeluarkan pisau dari sweater hoodie yang dipakainya, lalu menusukkannya ke tubuh Febeidar berkali-kali hingga tewas.

David mengatakan, Amran memang selalu berdalih tersulut emosi karena sangat kehausan saat bekerja.

Sementara istrinya tidak mau membantu sampai pekerjaan menyiram tanaman sampai selesai.

Amran mengaku istrinya malah marah-marah saat diminta menyelesaikan pekerjaan bersama-sama. Sehingga pertengkaran berdarah itu terjadi. 

Menurut David, pihaknya menemukan kejanggalan dengan pisau yang dibawa Amran dan disimpan di saku sweater. Padahal pisau itu tidak ada kaitannya dengan pekerjaan menyiram tanaman.

"Memang pelaku mengaku emosi karena sudah haus sekali. Tapi untuk apa membawa pisau itu ada di jaketnya. Sementara pisau itu tidak ada hubungannya dengan pekerjaannya," ujarnya.

Sebelumnya, David mengungkap pengakuan Amran yang menyebut jika istrinya suka melawan. "Korban suka menjawab-jawab omongannya. Katanya (Amran) sih begitu," katanya. (Fernando Sihombing)

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved