Emak-Emak, Katalisator Andal dalam Menghemat Energi
kebijakan efisiensi energi dinilai lebih efektif dibandingkan membangun sumber energi baru terbarukan yang menelan biaya investasi cukup besar.
Penulis: Firmauli Sihaloho | Editor: Firmauli Sihaloho
“Permintaan AC bekas juga lagi tinggi-tingginya saat ini. Awal bulan kemarin saya ada 4 AC bekas, tak sampai seminggu sudah laku. Sekarang pun masih banyak yang menghubungi saya tanya-tanya soal AC bekas,” katanya kepada tribunpekanbaru.com, Jumat (31/5/2024).
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Pekanbaru melaporkan adanya peningkatan jumlah rumah tangga selang tiga tahun terakhir. Pada tahun 2021 tercatat sebanyak 236.864 rumah tangga, kemudian meningkat menjadi 242.989 pada tahun 2023.

Peningkatan permintaan AC di atas juga diakui GM Daikin Indonesia, Fawzie Taib. Dia mengatakan penjualan AC Daikin di Riau tumbuh positif, kenaikan setiap tahunnya rata-rata 18 persen.
“Namun untuk tren AC yang hemat energi, pada umumnya masyarakat masih belum mengetahuinya. Sebab, penjualan AC Non Inverter masih mendominasi menurut catatan kami,” kata Dia saat workshop Kebijakan SKEM dan LTHE yang digelar SIEJ dan CLASP di Bogor, Senin (10/6/2024).
Fawzie menjelaskan meski AC Inverter Bintang Lima lebih mahal, namun dalam setahun konsumen sudah merasakan Return on Investment (ROI) dari penghematan energi AC inverter.
Organisasi non-pemerintah (NGO) yang fokus pada isu efisiensi energi penggunaan perangkat elektronik dan perubahan iklim, CLASP melaporkan penggunaan peralatan yang mengantongi bintang 5 tidak hanya berdampak positif pada keberlanjutan bumi. Akan tetapi juga memberikan nilai tambah.
“Namun, berdasarkan hasil survei end-use nasional CLASP tahun 2019, disebutkan kesadaran masyarakat Indonesia dalam membeli dan menggunakan alat elektronik rumah tangga yang bertanda LTHE terbilang rendah, yakni hanya 6,5 persen,” kata Program Manager CLASP Asia Tenggara, Nanik Rahmawati pada workshop yang sama.
Padahal, lanjut Nanik, berdasarkan riset CLASP penggunaan peralatan hemat energi mampu mengurangi hampir 40 persen emisi karbon yang saat ini menjadi permasalahan global.
Menurut Dia, kampanye penggunaan peralatan elektronik yang efisien sudah saatnya digencarkan mengingat Indonesia menetapkan Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060, atau bahkan lebih cepat.
“Transformasi menuju peralatan yang lebih hemat energi perlu dukungan semua pihak. Keberhasilan mendorong penggunaan energi yang lebih efisien dan transformasi pasar elektronik ke peralatan hemat energi adalah salah satu bentuk konkret kontribusi kita terhadap manusia dan planet,” tegasnya.

Perwakilan Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementrian ESDM (Dirjen EBTKE), Endra Dedi Tamtama menuturkan pihaknya terus berupaya mengedukasi masyarakat terkait kebijakan tersebut.
“Saat ini baru 7 jenis peralatan elektronik yang menggunakan SKEM dan LTHE. Namun pada 2030 kita menargetkan penambahan 4 jenis peralatan elektronik. Dengan begitu, diharapkan masyarakat sudah terbiasa dan familiar dengan SKEM dan LTHE ini,” ungkapnya.
Endra menuturkan kebijakan efisiensi energi dinilai lebih efektif dibandingkan membangun sumber energi baru terbarukan yang menelan biaya investasi cukup besar.
Pada kesempatan itu, pihaknya menghimbau masyarakat agar memeriksa barang elektronik yang sudah menyematkan logo SKEM dan LTHE melalui website https://simebtke.esdm.go.id/sinergi/skem-label/konsumen/pengondisi-udara-ac.
Agar masyarakat mengetahui peralatan elektronik yang akan dibeli tersebut sudah terdaftar resmi.
HEBOH, Bidan Jual Bayi di Kosan, Ada yang Dijual Rp 10 Juta jika yang Mengandung Orang Susah |
![]() |
---|
PEJABAT Publik tak Boleh Asal-asalan Gunakan Sirene di Jalan Raya, Ingat Sudah Diberi Surat Edaran |
![]() |
---|
Tak Jadi Jabat Menko Polkam, Inilah Tugas Baru Mahfud MD dari Presiden Prabowo Subianto |
![]() |
---|
Modal Belajar di Internet, Cewek Tamatan SMA Nyamar jadi Dokter, Nipu Orang hingga Setengah Miliar |
![]() |
---|
Terungkap Fakta Baru, Kacab Bank BUMN Ilham Pradipta Ternyata Bukan Target Utama Pembunuhan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.