Karyawan Koperasi di Palembang Dibunuh

Sebelum Jasadnya Dicor di Ruko, Anton Dicekik Pakai Kawat? Bekas di Leher Jadi Petunjuk

Dari hasil otopsi selama empat jam, ditemukan bekas lilitan atau jeratan di leher yang sudah mulai menghilang dan ada hantaman benda tumpul

Editor: Muhammad Ridho
tribunsumsel/kolase
Sebelum Jasadnya Dicor di Ruko, Anton Dicekik Pakai Kawat? Bekas di Leher Jadi Petunjuk 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Sebelum jasadnya dicor, Anton Eka Saputra dibunuh dengan cara dicekik kawat?

Kasus Pembunuhan di Palembang masih diselidiki pihak kepolisian sampai saat ini.

Ditambah lagi, pelaku utama Pembunuhan di Palembang belum berhasil ditangkap.

Diketahui. pria bernama Anton Eka Saputra, seorang pegawai koperasi ditemukan tewas terkubur dalam distro pakaian di Palembang.

Mayat Anton ditemukan terkubur di dalam ruko penjualan pakaian Distro "Anti Mahal" yang berada di Jalan KH Dahlan, Perumahan Maskarebet, Kecamatan Sukarami Palembang, Rabu (26/6/2024).

Dari hasil otopsi selama empat jam, ditemukan adanya hantaman benda tumpul di bagian kepala.

Selain luka, terdapat juga bekas lilitan atau jeratan di leher yang sudah mulai menghilang.

"Kalau dilihat dari kondisinya, diduga kuat kematian berasal dari hantaman benda tumpul di bagian kepala. Kami juga menemukan bekas jeratan tali di leher,"kata Dokter Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Palembang AKBP dr Mansuri, usai melakukan otopsi, Kamis (27/6/2024).

Dalam cor an semen jenazah korban, ditemukan kawat rem sepeda tapi sudah longgar.

"Ada (kawat seling). Ada tanda di lehernya, namun ini masih harus dianalisa lebih lanjut," katanya.

Kendati demikian, ia menegaskan kematian Anton kemungkinan besar akibat kekerasan benda tumpul di kepalanya sesuai dengan penyidikan.

"Dilihat dari kondisinya, diduga kuat kematian berasal dari kekerasan benda tumpul di bagian kepala," katanya.

Mansuri menambahkan, proses evakuasi di TKP memakan waktu disebabkan petugas Identifikasi harus membersihkan semen yang ada di jenazah korban.

"Kondisi awal korban banyak pasir dan sisa-sisa beton. Hal itu yang agak memakan waktu untuk membersihkannya sebelum kami memulai pemeriksaan," katanya.

Terpisah Kuasa Hukum keluarga korban Jasmadi SH mengatakan, jenazah Anton sudah dimakamkan di Kabupaten Lampung Utara.

"Sudah dimakamkan tadi subuh sekitar jam 5 di kampungnya, " ujar Jasmadi.

Dia menambahkan berdasarkan hasil pemeriksaan dokter forensik ditemukan tanda bekas di leher, yang diduga korban juga dihabisi dengan cara dicekik.

"Masih diduga. Nanti kami menunggu hasil resmi dari penyelidikan kepolisian. Jadi korban ini selain dipukul, diduga dicekik juga, kemudian dicor," katanya.

Punya Rumah Mewah

Kasus pembunuhan Anton Eka Saputra (25) seorang pegawai koperasi oleh bos distro bernama Antoni kini masih terus menjadi perhatian publik.

Pasalnya, pembunuhan ini diduga karena Antoni memiliki utang Rp 10 juta kepada Anton.

Ini menjadi sorotan, karena utang tersebut dinilai kecil dibandingkan aset yang dimiliki oleh Antoni.

Antoni diketahui memiliki rumah mewah dengan usaha yang sudah dirintis sudah sangat lama.

Diketahui, Antoni menjadi buronan polisi setelah diduga melakukan pembunuhan terhadap Anton Eka Saputra.

Ia terakhir kali terlihat oleh pedagang sekitar ruko pada hari Minggu 9 Juni 2024 lalu.

Rumah pelaku beralamat di Komplek Kehutanan Tiga Lorong Kelengkeng Raya, Kecamatan Alang-Alang Lebar.

Rumah tersebut berjarak kurang lebih 200 meter dari ruko distro yang jadi TKP pembunuhan dan kini dalam keadaan kosong ditinggal penghuninya. 

Pantauan di lokasi rumah mewah itu sudah terpasang garis polisi, pasca satu pelaku sudah diketahui dan tertangkap.

Salah satu tetangga yang enggan disebutkan namanya mengatakan rumah tersebut sudah ditempati selama satu tahun terakhir.

"Baru satu tahun rumah ini dia tempati sama istrinya. Tiga tahun dibangun bertahap," katanya saat dijumpai, Kamis (27/6/2024).

Sebelumnya Antoni dan istri tinggal di ruko distro yang sudah dirintisnya selama bertahun-tahun.

"Dulu dia tinggal di ruko distro-nya itulah dan itu sewa. Karena mau cari tempat tinggal yang dekat dengan distro akhirnya dia bangun sendiri disini," terang dia.

Antoni dan istri terakhir kali terlihat sebelum Idul Adha dan tidak ada yang tahu kemana perginya.

Tetangga juga kaget mendengar peristiwa pembunuhan yang terjadi di dalam distro.

"Saya berangkat mudik tanggal 14 Juni dan itu juga mereka sudah tidak terlihat lagi. Kami tidak menyangka, karena dia biasanya kalau distro lagi ramai tidur di sana. Kami menyangka dia tidur disana," katanya.

Dalam pergaulannya dengan warga sekitar juga dikenal cukup baik dan normal seperti tetangga-tetangga pada umumnya.

"Orangnya biasa-biasa saja. Kalau ada kegiatan disini ikut kumpul. Dan juga kalau pergi buka distro pagi pulang malam jam 10," katanya.

Haryanto salah satu pedagang di sekitar ruko distro mengatakan kalau Antoni terlihat di hari Minggu 9 Juni 2024 lalu.

Distro tersebut tidak buka keesokan harinya sejak hari Senin 10 Juni 2024.

"Terakhir lihat pokoknya hari Minggu. Sudah itu besoknya tidak buka lagi. Ya kami tidak terlalu tahu dia pergi kemana, namanya urus jualan masing-masing, " katanya.

Sementara itu Ketua RT 65 Herman mengatakan, Antoni memiliki keseharian dan interaksi sesama warga yang bagus.

Bahkan meski terhitung baru menempati rumah, Antoni ramah terhadap warga sekitar.

"Orangnya bagus-bagus saja tidak ada yang aneh. Dia ramah kalau sama tetangga juga tidak pernah ada masalah," katanya.

Ia juga tidak menyangka kalau Antoni terlibat pembunuhan yang korbannya seorang karyawan koperasi. Dan saat ini rumah Antoni sudah disegel oleh polisi.

"Tidak menyangka. Karena yang kami dan warga tahu dia ini kerjanya cuma di distro terus kalau tutup pulang ke rumah. Tidak tahu kalau ada masalah lain," katanya.

Gegara Utang Rp10 Juta

Sebelumnya, Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Harryo Sugihartono mengatakan nominal utang pelaku ke korban senilai Rp 10 juta.

"Dari informasi yang kami himpun korban yang merupakan seorang karyawan koperasi hendak menagih utang ke pelaku senilai Rp 10 juta," ujar Harryo kepada Tribunsumsel.com, Rabu (26/6/2024).

Namun saat ditagih oleh korban, ternyata pelaku belum memiliki uang tersebut.

Justru pelaku ingin meminjam uang kembali kepada korban, namun ditolak.

"Karena mau minjam uang lagi dan korban menolak memberi, akhirnya pelaku kesal disitulah pelaku utama dan dua lainnya menghabisi korban," katanya.

Diketahui, satu pelaku pembunuhan Anton Eka Saputra karyawan koperasi di Palembang yang mayatnya dicor di belakang halaman ruko distro, ditangkap tim gabungan Jatanras Polda Sumsel, Satreskrim Polrestabes Palembang dan Polsek Sukarami.

Pelaku yang ditangkap merupakan rekan dari pelaku utama yang saat ini masih dalam pengejaran.

Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Harryo Sugihartono mengatakan, pelaku yang belum disebutkan identitasnya itu memiliki peran membantu dalam proses eksekusi korban.

"Jumlah pelaku diduga ada tiga orang. Satu berhasil ditangkap di Batam, perannya dia yang membantu memukul korban menggunakan besi saat korban datang ke distro," ujar Harryo, Rabu (26/6/2024).

Jasad Anton Dicor di Distro di Palembang, Dihabisi Saat Tagih Utang, Polisi Kejar Pelaku Utama (Tribunsumsel.com/ Rachmad Kurniawan)
Siasat Pelaku

Menurut pengakuan satu tersangka yang sudah berhasil diamankan, korban berhasil dieksekusi setelah ada satu diantara mereka yang menyamar jadi pembeli di distro milik pelaku Antoni.

"Peristiwa pembunuhan ini seperti sudah disusun oleh pelaku utama. Sebab saat korban datang di TKP, pelaku lainnya menyamar sebagai pembeli. Jadi ketika korban sedang berbincang dengan pelaku utama, yang lainnya memukul korban," kata Harryo saat ditemui di TKP, Rabu (26/6/2024).

Terhadap pelaku yang berhasil ditangkap itu, Harryo masih enggan menyebut identitasnya.

Namun ia menjelaskan, peran pelaku itu yakni membantu dalam proses eksekusi korban.

"Jumlah pelaku diduga ada tiga orang. Satu berhasil ditangkap di Batam, perannya dia yang membantu memukul korban menggunakan besi saat korban datang ke distro," ujarnya.

Terpisah, Kapolsek Sukarami, Kompol M Ikang Ade Putra menambahkan, posisi jenazah korban dicor di sebuah tempat bekas kolam kecil yang ada di belakang ruko distro.

"Iya dicor. Bentuk kolamnya persegi panjang. Sebagian dari kolam itu digunakan untuk mengecor jenazah korban," katanya.

( Tribunpekanbaru.com )

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved