Kasus Pembunuhan Vina Bisa Berbalik 180 Derajat ,jika Polisi Sejak Awal Melakukan Hal Penting ini

TRIBUNPEKANBARU.COM - Penyelidikan kasus kematian Vina dan Eky di Cirebon tahun 2016 silam bisa jadi akan berbalik 180 derajat jika satu kunci ini dibuka .

Ya , ada satu kunci yang bisa saja membuat penanganan kasus kematian Vina akan menjadi bertolak belakang dnegan kenyataan yang ditampilkan saat ini .

Tak hanya berpengaruh pada terpidana , juga akan sangat terpengaruh pada kepolisian yang melakukan penyelidikan .

Baca juga: Misteri Keberadaan Handphone Vina, Siapakah Oknum Polisi yang Memegangnya? Marliana ungkap Fakta Ini

Parahnya , kasus pembunuhan Vina dan Eky tidak seperti yang dilihat saat ini .

Namun , pertanyannya , apakah kunci itu akan dipakai untuk membukanya ? atau memang sengaja tidak dibuka ?

Jelas ini jadi pertanyaan yang sangat penting untuk dihadirkan.

Ya , menurut Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri mengungkap bahwa masih ada bukti penting di kasus Vina Cirebon yang belum dibuka Polda Jabar.

Menurutnya bukti ini termasuk bukti penting dalam mengungkap perkara sebenarnya di kasus kematian Vina dan Eky ini.

Tak hanya itu, Reza Indragiri mengatakan bukti tersebut juga bisa menentukan nasib 7 terpidana yang saat ini masih dipenjara pasca Pegi Setiawan dinyatakan bebas di praperadilan.

Baca juga: Inilah Rekam Jejak Kesaksian Aep di Kasus Vina Cirebon, Berujung Dilaporkan ke Bareskrim

Reza Indragiri mengatakan bukti penting tersebut belum pernah dibuka di ruang hukum.

Adapun bukti yang dimaksud adalah bukti komunikasi antar para pelaku.

Karena logikanya kasus ini dibingkai sebagai kasus pembunuhan berencana secara berkelompok.

"Niscaya orang yang melakukan pembunuhan berencana pada malam itu pasti berkomunikasi, via apa ?, via gawai," kata Reza Indragiri dalam tayangan TVOne, Rabu (10/7/2024).

Sehingga alangkah baiknya kepada para terpidana kasus Vina Cirebon termasuk Pegi Setiawan buka HP mereka untuk mengecek komunikasi apa yang ada di dalamnya.

Bisa dibuktikan ada atau tidak sesungguhnya komunikasi terkait pembunuhan berencana itu.