Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Permintaan Rehabilitasi Narkoba di Kuansing Riau Membludak, Ada Pelajar SMP Jadi Pecandu Sabu

Peredaran Narkoba di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) sudah di situasi mengkhawatirkan.

Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: Sesri
Tribunpekanbaru.com/Guruh BW
Kantor BNNK Kuansing. Permintaan rehabilitas Narkoba di Kuansing membludak. Ada siswa SMP menjadi pecandu sabu. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, KUANSING - Peredaran Narkoba di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) sudah di situasi mengkhawatirkan.

Tak hanya orang dewasa, anak-anak usia sekolah pun menjadi korban peredaran Narkoba di Kuansing.

Kepala Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Kuansing AKBP Syofyan melalui Ketua Tim Rehab Gusti Rahmad mengungkapkan per Juli tahun 2024 ini sudah ada dua pelajar yang menjalani rehabilitasi Narkoba.

"Satu masih duduk di bangku kelas tiga SMP dan satunya duduk di bangku SMA. Mereka menjadi pemakai karena ajakan teman-temannya," ujar Gusti Rahmad, Rabu (31/7/2024).

Selain itu, jumlah klien yang mengajukan rehab per Juli 2024 juga sudah mencapai kuota yang disiapkan untuk tahun ini.

Gusti Rahmad menjelaskan, BNNK Kuansing mendapat 15 kuota rehab untuk tahun 2024 ini.

"Namun per Juli 2024 ini sudah capai target," ujarnya.

Sementara pada tahun 2023 lalu, jumlah klien yang menjalani rehab melebihi kuota yang ditetapkan.

Di tahun itu, ada 38 klien yang menjalani rehab.

Baca juga: Berpacaran dengan Bandar, Janda Anak Dua di Kuansing Riau Jadi Pengedar Narkoba

Baca juga: Update Kasus Dugaan Oli Palsu di Kuansing Riau, Proses Uji Lab Masih Berjalan, Ini Nasib Pelaku

Sementara pada tahun 2023 tersebut, kuota rehab di BNNK Kuansing hanya 25.

"Tetap kita layani untuk rehabilitasi meski sudah mencapai target. Itu sudah menjadi tugas kita," ujar Gusti.

Dari 38 klien yang menjalani rehab pada 2023 lalu, empat di antaranya harus dirawat inap karena sudah cukup parah.

Mereka yang kecanduan Narkoba dengan tingkat parah akan dirujuk ke RS NAFZA Medan, Panti rehabilitas pusat di Lido Bogor atau di Batam.

"Klien yang tingkat kecanduannya parah, kita rujuk ke NAFZA Medan dan Lido Bogor," ujar Gusti.


(Tribunpekanbaru.com/Guruh Budi Wibowo) 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved