Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Penganiayaan Anak di Daycare Depok

Ririn yang Tak Tega Lihat Penganiayaan Balita di Depan Mata, 'Lebih Baik Kehilangan Pekerjaan'

Polisi sejauh ini masih memeriksa MI pemilik Daycare. Pemeriksaan dilakukan pada psikologi MI yang hanya mengaku khilaf

Editor: Budi Rahmat
KOMPAS.com/BAHARUDIN AL FARISI
Meita Irianty pemilik Daycare jadi tersangka kasus penganiayaan anak, kini ditahan lagi hamil 4 bulan. Motifnya karena khilaf. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Ririn guru di di sebuah penitipan anak atau daycare di Kelurahan Harjamukti, Cimanggis Depok sudah jengah dengan perilaku buruk MI sang pemilik.

Karena itu tekadnya bulat melaporkan dugaan penganiayaan pada seorang balita.

Baginya mengungkapkan kebenaran lebih penting dan hal yang utama.

Soal pekerjaan ia menyebutkan itu nomor kesekian.

Baca juga: Meita Irianty, Pemilik Daycare Ternyata Punya Omzet Ratusan Juta, Tapi Gaji Guru Rp 250 Ribu

Karena itu, Ririn memilih melaporkan perbuatan buruk MI yang akhirnya membongkar perilaku buruknya pada anak-anak yang dititip.

Ya, bagi Ririn, mengungkapkan kebenaran merupakan hal yang paling utama. Sementara kehilangan pekerja nomor sekian.

“Menurut saya, kehilangan pekerjaan itu urusan belakangan. Yang penting, anak dulu. Mentalnya anak itu nomor satu, dibandingkan dengan pekerjaan saya,” kata Ririn kepada Kompas.com.

Ririn juga sudah cukup jengah dengan perilaku Meita yang memperlakukan guru-guru di Wensen School Indonesia bak pembantu.

Sebelum Meita menganiaya MK, pelaku menyuruh Ririn dan guru yang lain untuk mengajar anak-anak dengan status PAUD dan TK.

Alhasil, para guru di sekolah tersebut mulai mengajar sekitar pukul 08.00 WIB sampai 11.00 WIB.

Sementara MK berada di dalam ruangan bersama seorang bocah.

“Pada saat yang kejadian di CCTV itu, ya betul, seperti yang diceritakan ibunda anandanya. Saat itu, kami disuruh keluar untuk mengajar,” katanya.

“Iya (memang saat itu jam mengajar). Tapi seharusnya guru itu dibagi. Iya betul (ada yang mengajar dan ada juga yang mengasuh),” jelasnya.

Usai mengajar, sang guru bertemu dengan Meita. Saat itu, pelaku justru beralibi soal MK yang disebut kerap menangis.

“Beliau itu cuma bilang ke kami, 'ini lho, anakmu tuh menangis terus sampai gebukin badannya sendiri',” ucapnya.

Penganiayaan di depan guru

Setelah hari-hari penganiayaan tersebut, Meita justru tampak terbuka melakukan kekerasan terhadap MK.

Bahkan, sampai di depan guru-guru. Melihat hal ini, sang guru pun tidak bisa berbuat banyak. Sebab, pelaku merupakan atasan yang mempekerjakannya.

“Sering kayak kepalanya ditoyor. Kan sampai dilempar tisu (pak), dilempar kerudungnya, dan semua guru ada di situ, menyaksikan hal itu," ujarnya.

“Sempat dilempar tisu, terus sama kerudungannya yang bekas dia pakai itu dilempar ke anak tersebut, terus baju yang bekas dia pakai itu dilempar ke anak tersebut," lanjutnya.

Baca juga: Inilah Kondisi Balita yang Dibanting Meita Irianty di Daycare, Kepribadian Pelaku Dibongkar Pegawai

Ternyata Banyak Korbannya

Ririn mengungkapkan, MK bukan satu-satunya korban penganiayaan Meita.

Balita yang masih berusia 9 bulan justru juga mendapatkan kekerasan dari pelaku.

Tentunya, hal ini Ririn ketahui berdasarkan hasil rekaman CCTV yang telah dia saksikan.

“Yang satunya sih, yang saya lihat dari CCTV itu, tangannya ditenteng kayak anak kucing gitu. Terus, kepalanya itu langsung ditoyor ke tempat tidur,” ungkap guru tersebut.

“Sekitar sembilan bulan (usianya). Bahkan ada video terbarunya bahwa anak bayi itu diinjak,” tambah dia.

Dijadikan Pembantu

Sebagai guru daycare, dia mengaku bahwa dia dan rekan seprofesinya diperlakukan bak pembantu oleh Meita.

Menurutnya pada saat wawancara kerja disebutkan bahwa dia bakal menjadi guru sekaligus mengasuh di tempat penitipan anak tersebut. Namun, kenyataan berkata lain.

“Kami (para guru daycare) diperlakukan selayaknya pembantu sih ya. Kenapa kami bilangnya selayaknya diperlakukan pembantu? Karena tidak sesuai dengan jobdesk kami,” ujarnya.

“Pada saat interview kerja, jobdesk kami sebagai guru dan pengasuh. Bukan pembantu atau ART dia pribadi. Tapi, kami dilingkupi ART pribadinya dan ART di Wensen atau sekolah,” lanjutnya.

Meita juga disebut kerap menyuruh para guru untuk membersihkan kulkas, kamar mandi, serta mencuci baju dan gorden.

Sang guru ini pun mengetahui adanya pekerjaan guru di daycare milik Meita pada sebuah unggahan Instagram.

Setelah bekerja selama empat bulan terakhir, menurutnya, gaji yang dia terima sangat tidak sepadan.

“Kalau untuk gaji, enggak sepadan banget. Karena kami juga melingkupi semuanya. Karena bukan jadi guru dan pengasuh saja, kami jadi pembantu, jadi ART. Gajinya itu per minggu Rp 250.000. Setiap minggu kami digajinya,” ujarnya.

Pengakuannya Khilaf

Polisi masih menyelidiki motif kekerasan terhadap balita yang dilakukan MI, pemilik Wensen Daycare, di Kelurahan Harjamukti, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat.

"Kalau motif, sementara kami sudah tanyakan yang bersangkutan. Dia menyatakan khilaf gitu ya," kata Kapolres Metro Depok Arya Perdana dalam konferensi pers di Mako Polres Depok, Jalan Margonda, Kota Depok, Kamis (1/8/2024).

Baca juga: Ngaku Khilaf, Meita Irianty Banting Bayi 9 Bulan di Daycare Depok: Diduga Kaki Bayi Alami Dislokasi

Namun untuk motif secara khususnya, lanjut Arya, nanti akan didalami saat pemeriksaan.

"Pelaku akan kita periksa dari sisi psikologinya," ujarnya.

Sejak ditangkap tadi malam, polisi sudah melakukan interogasi dan pemeriksaan terhadap yang bersangkutan.

"Terduga pelaku ditangkap pukul 22.00 di rumahnya. Kita mengkonfirmasi bahwa yang ada di video tersebut benar yang bersangkutan," jelas Arya.

Dia menambahkan pelaku telah mengakui melakukan kekerasan terhadap anak.

"Nanti kita akan lanjutkan upaya penyidikan ini setelah memeriksa saksi-saksi," imbuhnya.

Polisi juga akan mengambil keterangan dari ahli dan dinas perijinan terkait dengan sekolahnya.

Hingga saat ini yang sudah melakukan laporan dua orang korban.

"Korbannya MK berusia 2 tahun dan HW berusia 9 bulan. Kita masih visum ya, nanti hasilnya akan kita sampaikan," tutur Arya.

Korban diduga mengalami dislokasi pada kaki. Namun polisi akan menanyakan hal itu pada dokter.

"Dokter yang menilai itu. Nanti hasil pemeriksaan akan kita sampaikan," tandas

Sebelumnya , kasus kekerasan terhadap anak di sebuah penitipan anak atau daycare di Kelurahan Harjamukti, Cimanggis Depok yang diduga dilakukan oleh Pemilik Wensen School Indonesia yang juga influencer parenting bernama Meita Irianti dibongkar oleh guru yang bekerja di tempat penitipan anak tersebut.

Salah seorang guru yang disamarkan identitasnya itu mengaku rela tak bekerja lagi di tempat penitipan anak tersebut setelah melihat perangai buruk influencer parenting melakukan penganiayaan terhadap anak- anak yang dititipkan di tempat penitipan anak tersebut.

Saat ini Influencer parenting bernama Meita Irianti itu sudah ditetapkan tersangka oleh pihak kepolisian atas kasus dugaan penganiayaan terhadap balita berinisial MK (2) pada Senin (10/6/2024).

Sang guru pun menceritakan perangai buruk influencer parenting tersebut hingga akhirnya dia memberanikan diri melaporkan tindakan kekerasan yang terjadi di tempat penitipan anak tempat dia bekerja tersebut.

Guru di tempat penitipan anak itu awalnya merasa curiga dengan MK yang selalu menangis.

Belakangan diketahui bahwa penyebab menangis karena trauma akibat penganiayaan dari Meita, sang guru itu pun memberikan informasi ini kepada orangtua MK, Rizki Dwi Utari (28).(*)

( Tribunpekanbaru.com )

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved