Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Wawancara Eksklusif

Kombes Pol Manang Soebeti Punya 600 Ribu Informan, Sudah Tangkap 2.205 Orang Terkait Narkoba di Riau

Kombes Pol Manang Soebeti sepanjang Januari sampai Juli 2024 sudah menangani 1.507 kasus narkotika dengan jumlah tersangka mencapai 2.205 orang

Penulis: Rizky Armanda | Editor: FebriHendra
tribunpekanbaru
Pemimpin Redaksi Tribun Pekanbaru Syarief Dayan (kiri) saat wawancara eksklusif dengan Direktur Reserse Narkoba Polda Riau, Kombes Pol Manang Soebeti di Studio Tribun Pekanbaru, Kamis (8/8/2024): 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Kombes Pol Manang Soebeti sudah sejak akhir 2023 menjabat sebagai Direktur Reserse Narkoba Polda Riau.

Sepak terjangnya dalam pemberantasan narkoba, tak perlu diragukan lagi.

Sudah ribuan pelaku narkotika berhasil ia penjarakan.

Beragam jenis narkoba yang merusak masyarakat khususnya generasi muda, disita dan dimusnahkan.

Menariknya, Kombes Manang ini juga aktif bermedia sosial.

Ia kerap mengunggah hasil penangkapan dan juga konten edukasi bahaya narkoba.

Seperti apa sosok dan kiprahnya memberantas narkoba di Bumi Lancang Kuning?

Berikut wawancara eksklusif Pemimpin Redaksi Tribun Pekanbaru Syarief Dayan dengan Kombes Manang di Studio Tribun Pekanbaru, Kamis (8/8/2024):

Tribun (T): Bisa ceritakan sedikit latar belakang karier kepolisian Anda?

Kombes Manang (M): Saya lulusan Akpol tahun 2021. Saya tugas pertama kali sebagai Lama di Polda Jawa Barat.

Saya belajar dari polisi remaja, tak lama ditugaskan di fungsi reserse. Kasubnit Reskrim tahun 2002.

Pada saat itu kejahatan narkoba sudah ada. Saya mulai mendalami tugas pemberantasan narkoba.

Lanjut tugas, Kanit Narkoba di Polres. Di sana saya belajar.

Memang sekolah saya lebih banyak pemberantasan narkoba. Baik dalam dan luar negeri.

Sampai 2007 saya di Polda Jabar. Kemudian saya ditarik ke Direktorat Narkoba Bareskrim sampai 2010.

Hampir 10 tahun saya belajar dan tugas di bidang narkoba.

Selepas itu saya sempat di Reserse Kriminal Umum di Jawa Timur. Sampai tahun 2017.

Sempat Kapolsek Sawahan Surabaya. Kalau pernah dengar lokalisasi Dolly, saya Kapolseknya di sana.

Singkat cerita, saya ke Kalimantan Tengah, balik Jawa Barat. Baru ke Polda Riau. Dari Desember 2023 sampai saat ini.

T: Berapa kasus yang sudah terungkap dan tersangka yang ditangkap?

M: Januari sampai akhir Juli 2024 kemarin, kami sudah menangani 1.507 kasus. Dengan tersangka 2.205.

Barang bukti yang kita sita 224,6 kilogram. Nilainya sekitar hampir Rp 225 miliar. Kita bisa selamatkan 550 ribu orang khususnya generasi muda.

Ganja 27 kilogram, esktasi 83 ribu butir lebih, dan 7.200 happy five.

Kasus narkoba ini seperti gunung es. Semakin banyak yang kita ungkap, menggambarkan banyak peredaran narkoba. Ini menjadi prestasi sekaligus juga keprihatinan kita.

T: Kita tahu Riau jadi pintu masuk narkoba, seperti apa penanganannya?

M: Bicara narkoba bukan hanya soal pemberantasan. Ada juga pencegahan, ada rehabilitasi. Kalau dibidang pemberantasan, kami berupaya maksimal.

Bayangkan satu orang bandar, pengedar, penggunanya banyak. Itu juga yang berupaya kami ungkap.

Seperti tersangka yang kita tangkap, banyak pengedar.

Kami melakukan penyelidikan secara konvensional, maupun teknologi. Kita harus bongkar semua.

T: Bagaimana mencegah narkoba masuk ke Riau?

M: Kita sudah punya data jaringan, data modus operandi, data jalur masuk narkoba. Ini yang jadi target kita.

Provinsi Riau memang jadi salah satu pintu masuk narkoba di Sumatera, bahkan Indonesia. Di Riau ada 3 sampai 4 titik pulau terluar yang berbatasan dengan Malaysia. Ini menjadi target kami.

Kami selalu melakukan kegiatan di sekitar sana. Kita memantau, menggunakan informasi jaringan, berbagai teknik lain dalam penyelidikan. Barang itu masuk dari pelabuhan tikus. Menggunakan kapal speed boat. Kita bekerjasama dengan instansi lain, Bea Cukai, BNN, TNI AL, dan lain-lain.

T: Anak muda yang terbilang rentan terpapar narkoba, bagaimana upaya yang dilakukan? Seperti kasus viral terjadi belakangan ini, mahasiswi mengonsumsi narkoba dan menabrak pemotor ibu-ibu hingga tewas.

M: Kalau di bidang pencegahan sebenarnya di Direktorat Narkoba, bukan bidang kami. Tapi kami tidak diam juga. Tugas kami lebih ke pemberantasan.

Tapi kami tidak diam. Salah satu cara saya melalui edukasi lewat konten media sosial yang saya buat. Saya selalu tampilkan, ini bahaya narkoba, contohnya sudah banyak.

Saya ingin mengedukasi masyarakat, generasi muda. Apalagi anak muda banyak yang pakai media sosial, jadi lebih tepat sasaran.

Pesan-pesan selalu saya sampaikan, jauhi narkoba, ayo bersatu lawan narkoba. Ini pencegahan sebenarnya.

Banyak direct message, banyak yang mengatakan terima kasih sejak nonton konten saya, jadi berhenti pakai narkoba. Saya bicara apa adanya.

Banyak juga yang minta bantuan, tolong suaminya, adiknya, dan sebagainya.

T: Masyarakat bisa menginformasikan langsung ke anda?

M: Semua komen dan pesan yang masuk, itu saya baca. Boleh melapor soal peredaran narkoba. Jadi saya punya 600 ribu informan, yang merupakan followers saya.

T: Dalam pemberantasan sampai ke kampung narkoba, terus kelanjutannya bagaimana?

M: Ini yang ingin saya sampaikan. Saya sudah sampaikan di awal, saya pernah jabat Kapolsek Sawahan, tempat lokalisasi Dolly di Jawa Timur. Ini terbesar di Asia Tenggara.

Kita buat rekayasa sosial. Bisa kita adopsi untuk kampung narkoba. Apalagi Pak Kapolda juga bilang jangan sampai lagi ada diksi kampung narkoba.

Saya berfikir, kita sudah berulang kali menangkap pelaku di kampung narkoba. Sudah banyak. Ini tidak selesai.

Karena di sana orang yang kita tangkap pengangguran, banyak orang luar juga.

Ditawari pengedar kerja bagian mantau-mantau, dan sebagainya.

Konsepnya yang ingin saya tawarkan, semua harus terlibat.

Kita ubah wajah kampung narkoba jadi kampung kreatif dan produktif.

Seperti di Dolly tadi, sekarang di sana jadi sentral UMKM, kampung kuliner.

Dengan anggaran pemerintah kota, bisa beli aset di sana, dibersihkan, diratakan, bisa dibangun pusat kuliner, atau pos polisi, atau pusat pelatihan kreatifitas, dan lain-lain.

Kita berdayakan masyarakat di sana. Kalau pemerintah mau peduli dan aktif,

Kita lakukan rekayasa sosial di sana. Lama kelamaan wilayah itu bisa bersih. Ini yang ingin saya sampaikan terus.

T: Harapan dan pesan anda apa?

M: Saya ditugaskan di Riau ingin membawa perubahan.

Bagaimana narkoba jangan sampai mempengaruhi masyarakat.

Ini pangkal semua kejahatan. Orang pemakai itu, banyak juga yang mencuri.

Jadi kita harus bersatu, berusaha merubah, kita lakukan rekayasa sosial bersama.

Mari dukung perubahan, supaya terhindar dari narkoba. Kita harus duduk bersama.

Kepada masyarakat, sekali lagi, saya tidak main-main berantas narkoba.

Terima kasih yang sudah mendukung. Semoga pesan ini sampai, kita harus bersama bersatu melawan narkoba.

Jangan takut dengan para pengedar atau bandar narkoba, lawan! (Tribunpekanbaru.com/Rizky Armanda)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved