Dokter di Semarang Tewas dalam Kos

'Apa Tuhan Tau Saya Tersiksa', Diary Jadi Bukti, Ini Fakta-fakta Kematian Dokter Aulia Risma

Aulia Risma Lestari, Dokter yang tewas diduga bunuh diri karena tak tahan dengan bullying yang dia terima pun mendapatkan banyak simpati publik.

Editor: Muhammad Ridho
kolase
Curhat Dokter Aulia Risma Sebelum Ditemukan Tewas: Aku Tak Sanggup Tiap Hari Kerja Seperti Ini 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Kasus kematian Dokter Aulia Risma Lestari masih menjadi bahan perbincangan warganet di media sosial.

Dokter yang tewas diduga bunuh diri karena tak tahan dengan bullying yang dia terima pun mendapatkan banyak simpati publik.

Apalagi  Dokter Aulia Risma Lestari sempat menuliskan beberapa curahan hati alias curhat di buku harian atau diarinya sebelum ditemukan tewas.

Isi curhatan Aulia Risma Lestari tersebut menggambarkan kondisi mentalnya yang mengalami tekanan berat. 

Berikut Tribunpekanbaru.com fakta-fakta kasus Dokter di Semarang Tewas dalam Kos :

  1. Tidak ada tanda kekerasan

Sejumlah saksi dan bukti seperti CCTV, buku diari, hingga obat-obatan diperiksa.

Sebab, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh dokter Aulia Risma Lestaria.

"Tubuh korban tak ada tanda-tanda kekerasan hanya ada luka suntik. Di sampingnya, ditemukan satu ampul (botol obat) sudah habis dan satu ampul masih sisa," ujar Kasatreskrim Polrestabes Semarang, Kompol Andika Dharma Sena, Kamis (15/8/2024).

Lebih lanjut, Andika mengatakan obat yang ditemukan diduga disuntikkan dengan dosis tertentu ke tubuh dokter Aulia Risma Lestari.

"Itu masih dugaan, nanti dokter forensik yang periksa secara persis total obat yang masuk ke tubuh korban. Diduga korban meninggal dunia karena obat itu," ungkapnya.

2. Keluarga Singgung Penyakit

Pihak keluarga menegaskan dokter Aulia tidak melakukan bunuh diri dan tewas karena penyakit.

Diduga penyakitnya kambuh sehingga dokter Aulia menyuntikkan obat bius ke tangan.

Dosis obat bius yang dimasukkan ke dalam tubuh kelebihan sehingga dokter Aulia meninggal di kamar kos.

 Sebelum meninggal, dokter Aulia sempat berkomunikasi dengan keluarga.

"Baik-baik saja masih dalam kapasitas wajar (komunikasi). Masih dalam keadaan aktivitas. Bahkan menjelang meninggal dunia pun masih komunikasi dengan pihak keluarga," pungkas Kuasa hukum keluarga dokter Aulia Risma Lestari, Susyanto.

3. Hasil Visum

Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar, mengatakan hasil visum menunjukkan dokter Aulia tewas karena lemas.

Penyidik tak melakukan autopsi lantaran pihak keluarga menolaknya.

"Soal bunuh diri, belum tentu juga karena bisa juga karena lalai diri sendiri menyuntikkan obat nyeri melebihi aturan. Namun, masih kita dalami," ucapnya, Jumat (16/8/2024), dikutip dari TribunJateng.com.

Hingga saat ini, penyidik belum menyimpulkan dokter Aulia melakukan bunuh diri serta mengalami perundungan.

“Sampai saat ini belum ada ke arah itu. Butuh saksi dan alat bukti. Kalau memang ada bully-an dan perundungan pasti akan langsung kita proses hukum," tukasnya.

Kasatreskrim Polrestabes Semarang, Kompol Andika Dharma Sena, menjelaskan buku catatan yang ditemukan di kamar kos berisi curhatan dokter Aulia.

"Buku diary ya kita baca kita periksa, kita sinkronkan apa benar dengan korban. Jika dilihat korban juga punya obat-obatan yang perlu kita dalami sakit apa," tuturnya.

Dalam buku catatan, dokter Aulia tidak menuliskan adanya perundungan.

Namun, dokter Aulia mengalami kesulitan selama menjalani PPDS Anestesi.

"Buku diary enggak langsung bullying dan sebagainya. Kita jangan berasumsi dulu," lanjutnya.

Ia sempat mengajukan pengunduran diri, tapi terkendala program beasiswa yang diperoleh dari Pemkab Tegal.

"Karena yang berdangkutan penerima beasiswa, memang beberapa kali pengen keluar, cuma karena mungkin ada biaya-biaya yang harus dibayar makanya dia menahan," ujarnya.

4. Isi Diary Bikin Nangis

Kasatreskrim Polrestabes Semarang, Kompol Andika Dharma Sena menyinggung soal buku diari dokter Aulia Risma Lestari.

Isi buku diari juga tak jauh berbeda dengan curhatan korban ke ibunya soal beratnya mata pelajaran di perkuliahan.

Aulia Risma juga curhat ingin keluar dari kuliah, namun tak bisa karena ia merupakan mahasiswi beasiswa.

"Korban merupakan mahasiswa jalur beasiswa yang beberapa kali menyatakan ingin keluar dari program tersebut. Namun, karena ada biaya-biaya yang harus dibayar maka tak jadi keluar," bebernya.

Disinggung soal adanya perundungan, pihak kepolisian bakal memastikannya terlebih dahulu dengan melakukan klarifikasi ke teman-teman korban.

"Undip juga sedang investigasi sembari kami melakukan penyidikan," tuturnya.

Berikut isi lengkap buku diary Aulia Risma Lestari yang ditulis di buku hariannya tertanggal  5 Juli 2024: 

"1 semester aku berjuang di sini," 

"Terlalu berat untukku," 

"Sakit sekali," 

"Beban fsiknya begitu besar," 

"Aku ingin berhenti," 

"Sakit sekali, sungguh sakit," 

"Rasanya masih sama," 

"Aku ingin berhenti,"

"Aku tidak sanggup setiap hari bekerja seperti ini,"

"Ada yang bisa menolong saya,"

"Apa Tuhan tau saya tersiksa,"

"Apa Tuhan tau aku kesakitan,"

"Kenapa di setiap aku berharap,"

"Tapi kenapa aku dibiarkan,"

"Apa aku dilahirkan hanya untuk mengakhiri,"

"Seni kehidupan mana yang kulihat dahulu sehingga aku setuju untuk memililih dilahirkan,"

"Aku tidak serta merta menyerah tanpa berusaha,"

"Tapi kenapa aku dibiarkan,"

"Apa aku dilahirkan hanya untuk mengakhiri,"

"Aku mohon,"

"Aku tidak sanggup lagi,"

"Bila harus menanggung lebih lama lagi,"

"Aku sendirian, aku berjuang sendiri,"

"Tidak ada yang menolongku,"

"Aku tidak ingin sesakit ini lebih lama lagi,"

"Semoga Tuhan mengampuniku,"

"Tuhan, aku sakit,"

"Aku mohon tempat aku pulang,"

5. Sosok Dokter Aulia

Diketahui, Aulia sudah 5 tahun menjadi dokter di RSUD Kardinah Kota Tegal.

Ia pindah ke Semarang untuk menempuh PPDS Anestesi Undip yang ada di RSUP Dr Kariadi Semarang.

Aulia lahir di Tegal dan menyelesaikan pendidikan SMA di Tegal tahun 2011.

Plt Direktur RSUD Kardinah Kota Tegal, dokter Lenny Harlina Herdha Santi, mengatakan Aulia merupakan dokter yang memiliki etos kerja tinggi.

Di tempat kerja, Aulia dikenal sebagai sosok yang santun, baik dan rajin.

"Kami sangat merasa kehilangan atas kepergian beliau. Kami sampaikan bela sungkawa yang mendalam kepada keluarga dan civitas organisasi IDI dan juga RSUD Kardinah," ucapnya, Kamis.

Dokter Lenny menambahkan Aulia mendapat beasiswa untuk menempuh pendidikan spesialis dari Pemerintah Kota Tegal.

PPDS Anestesi sudah ditempuh Aulia selama 2 tahun.

Menurut dokter Lenny, Aulia memiliki penyakit Hernia Nukleus Pulposus (HNP) yang diduga memperberat kondisi kesehatan mentalnya.

"Mari tidak ikut berspekulasi, fokus saja mendoakan almarhumah dan keluarganya," pungkasnya.

( Tribunpekanbaru.com )

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved