Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Warga Mengeluh, Jalan Garuda Sakti Menuju Simpang Panam Pekanbaru Selalu Macet Panjang Setiap Hari 

Pengendara yang melintas di Jalan Garuda Sakti menuju ke simpang Panam mengeluhkan kemacetan yang setiap hari terjadi di persimpangan ini.

Penulis: Syaiful Misgio | Editor: Sesri
Tribunpekanbaru.com/Syaiful Misgio
Kemacetan di Jalan Garuda Sakti Pekanbaru menuju ke simpang Panam 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Pengendara yang melintas di Jalan Garuda Sakti Pekanbaru menuju ke simpang Panam mengeluhkan kemacetan yang setiap hari terjadi di persimpangan ini. 

Saat jam sibuk, atau akhir pekan, terutama di sore hari antrian panjang kendaraan selalu terjadi di lokasi ini.

Kemacetan panjang terjadi karena kondisi jalan garuda sakti yang sempit. Sehingga saat lampu merah, kendaraan yang menunggu lampu hijau hanya bisa berbaris satu lajur saja.

 Akibatnya kendaraan roda empat harus membuat antrian panjang. Antrian mulai terjadi dari simpang buluh cina hingga simpang panam.

"Setiap hari selalu begitu, terutama di sore hari, itu pasti macet, jalan semput, kendaraan besar-besar," kata Hamidun Hasan, warga Jalan Garuda Sakti yang saban hari selalu melihat kemacetan panjang di ruas jalan tersebut, Minggu (25/8/2024).

Midun mengatakan, selain jalan yang sempit dan padatnya kendaraan, kemacetan panjang di ruas jalan ini juga disebabkan karena banyaknya kendaraan truk bertonase besar bahkan melebihi kapasitas atau Odol yang melintas di ruas jalan ini. Sehingga menambah kemacetan semakin parah.

"Truk-truk besar itulah yang membuat kemacetan makin parah," ujarnya.

Baca juga: Kurang Rp 57 Miliar Lagi, Desember Pembayaran Ganti Rugi Lahan Flyover Simpang Panam Harus Tuntas

Baca juga: KPK Periksa Fisik Jembatan Fly Over Simpang Mal SKA, Pengendara Banyak yang Penasaran

Menanggapi persoalan tersebut, Pemprov Riau mengaku akan menggesa pembangunan fly over.

Dimana saat ini tahapannya sudah masuk ke tahap pembebasan lahan yang ditargetkan pembebasan lahan akan tuntas pada Desember 2024 mendatang.

"Panloknya sudah, tim apresial juga sudah, tinggal pembayarannya," kata Kepala Dinas PUPR Riau, Arief Setiawan.

Arief menegaskan, proses ganti rugi lahan harus tuntas akhir 2024, sebab awal tahun 2025 pemerintah pusat melalui kementerian PUPR akan menganggarkan untuk menyusun Rancang Bangun Rinci atau Detail Engineering Design (DED) dan dilanjutkan dengan pembangunan fisik dari flyover tersebut.

"Iya, Desember harus selesai (pembayaran ganti rugi lahan). Karena DED nya dianggarkan di 2025, fisiknya juga dimulai di 2025, kementerian baru bisa menganggarkan kalau ganti rugi lahanya selesai, makanya desember harus selesai," ujarnya.

Sejauh ini dikatakan Arief, tahapan pembebasan lahan sudah masuk ke tahap pembayaran. Sebab untuk penetapan lokasi atau penlok dan tim apresial  juga sudah turun ke lapangan untuk menghitung jumlah lahan yang harus dibayarkan ganti ruginya.

Namun untuk pembayaran ganti rugi lahan untuk pembangunan flyover simpang SKA tersebut belum bisa dituntaskan. Sebab di APBD murni 2024 baru dianggarkan Rp 20 miliar.

Sementara untuk pembebasan lahan totalnya setelah dihitung mencapai Rp 77 miliar. Artinya masih kurang Rp 57 miliar lagi yang akan dianggarkan di APBD Perubahan 2024

"Di APBD murni sudah kita anggarkan Rp 20 miliar, kebutuhanya Rp 77 Miliar, sisanya sudah kita dianggarkan di APBD perubahan" katanya.

(Tribunpekanbaru.com/Syaiful Misgiono)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved