Jalan Riau Sumbar Amblas

Jalan Riau-Sumbar Ditutup 5 September 2024, Ada Pemasangan Jembatan Sementara di Titik Amblas

Penutupan ini untuk perbaikan badan jalan yang amblas di Kilometer 106-107 Desa Tanjung Alai Kecamatan XIII Koto Kampar.

Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Sesri
Istimewa
Jalan Lintas Riau-Sumbar yang Amblas Sedalam 15 Meter, lalu lintas masih buka tutup 

TRIBUNPEKANBARU.COM, KAMPAR - Jalan Lintas Riau-Sumatera Barat (Sumbar) bakal ditutup beberapa jam.

Penutupan ini untuk perbaikan badan jalan yang amblas di Kilometer 106-107 Desa Tanjung Alai Kecamatan XIII Koto Kampar.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.4 Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional (Satker PJN) Wilayah I Riau pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Afdirman Jufri menyatakan, jalan amblas akan diperbaiki.

Ia mengatakan, perbaikan didahului dengan pemasangan jembatan sementara (bailey). Tujuannya agar kendaraan tetap dapat melintas selama perbaikan. 

"Rencana persiapan pemasangan jembatan bailey. Jembatan sementara," katanya kepada Tribunpekanbaru.com, Senin (26/8/2024).

Ia mengatakan, jembatan sementara sudah mulai dirakit pada Senin (26/8). Pemasangannya di lokasi dijadwalkan pada Kamis (5/9/2024) pekan depan.

"Rencana ada penutupan (selama pemasangan jembatan bailey)," katanya. 

Menurut dia, lama waktu pembuatan jembatan diperkirakan delapan jam. Dijadwalkan dari pukul 09.00 sampai 17.00 WIB.

Baca juga: Breaking News: Kondisi Terkini Jalan Riau-Sumbar Amblas, Arus Lalu Lintas Buka Tutup

Baca juga: Longsor di Kelok 9, Jalan Riau-Sumbar Putus Malam Ini Akibat Hujan Lebat

Ia mengaku telah berkoordinasi dengan Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Kepolisian Daerah (Polda) Riau dan Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor (Satlantas Polres) Kampar terkait rencana penutupan jalan. 

Sebelumnya, setengah badan jalan amblas pada Selasa (20/8/2024) lalu.

Badan jalan yang bisa fungsional  tersisa hanya 2 sampai 2,5 meter di lajur ke arah Sumbar. Lebar itu sudah termasuk bahu jalan. 

Menurut dia, amblas karena tanah di bawah badan jalan tergerus.

Tekstur tanah menjadi labil karena terdapat genangan air dalam jumlah besar di sisi jalan. 

Terdapat saluran di kedalaman 15 meter yang menyeberangkan air. Tetapi saluran berupa gorong-gorong yang terbuat dari baja itu terlalu kecil.

Gorong-gorong itu dipasang saat pembangunan Waduk PLTA Koto Panjang tahun 1991. Saluran air menjadi tersendat karena gorong-gorong terlalu kecil.  

Sehingga gorong-gorong tak cukup menampung air saat membeludak. Saat terjadi genangan, tanah menjadi jenuh dan labil. Akibatnya tanah tergerus.

Oleh karena itu, pihaknya akan membangun box culvert yang lebih besar. Sehingga dapat menampung lonjakan air saat curah hujan tinggi.

( Tribunpekanbaru.com / Fernando Sihombing)

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved