Lewat YCFest2024 BRGM Ajak Generasi Muda Terlibat dalam Pemulihan Ekosistem Gambut dan Mangrove
#YCFest2024, hadir sebagai wujud apresiasi terhadapberbagai inisiatif konservasi yang telah dirintis oleh generasi muda dibawah usia 30 tahun
Penulis: Dodi Vladimir | Editor: Sesri
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Dalam upaya menghadapi krisis lingkungan yang semakin mendesak, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Institut Hijau Indonesia menggelar acara #YCFest2024.
Acara ini mengajak generasi muda untuk terlibat aktif dalam konservasi ekosistem gambut dan mangrove, berfokus pada kegiatan restorasi yang berlangsung di Desa Lukit, Kabupaten Kepulauan Meranti.
Untuk itu Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) berkomitmen di antaranya melibatkan generasi muda,yang merupakan ujung tombak dalam pengembalian fungsi ekosistem gambut danmangrove melalui Youth Conservation (#YCFest2024).
#YCFest2024, hadir sebagai wujud apresiasi terhadapberbagai inisiatif konservasi yang telah dirintis oleh generasi muda dibawah usia 30 tahun.
Acara ini merupakan bentuk kolaborasi aktif antara KementerianLingkungan Hidup dan Kehutanan, BRGM, serta Institut Hijau Indonesia.
Pada rangkaian #YCFest2024 ini, BRGM merangku lInstitut Hijau Indonesia, melalui inisiatifnya Green Leadership Indonesia(GLI), dan Tim Laboratorium Ekologi Sosial, untuk ikut terlibat dalam restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove.
Dan para peserta akan tergabung dalam dalam rangkaian Youth Conservation Trip (#YCTrip) dengan tema Save Mangrove, Heal the Peat, for Better Lukit. Kegiatan inidilaksanakan di Desa Lukit, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau dari tanggal 27 - 29 September 2024.
Desa Lukit merupakan salah satu desa yang mampu menunjukkan sinergi positif dalam restorasi dan konservasi lahan gambut melalui keberlanjutan kegiatan restorasi seperti penanaman sagu dan pengembanganekowisata mangrove.
Masyarakat di Desa Lukit secara mandiri telah melakukanrehabilitasi mangrove.
Sekretaris Desa Lukit, Muhammad Ali Murtado turut hadir dalamkesempatan ini untuk membagikan kisah Desa Lukit kepada para peserta #YCTrip Riau.
“Tantangan terberat di desa lukit adalah kebakaranbesar tahun 2014, gambut yang mudah terbakar, menyebabkan sulitnya mencaribahan pangan serta aktivitas masyarakat menjadi terganggu. Di tahun 2017 -2019, ada program sekat kanal dari BRGM untuk menahan laju air sehingga lahangambut tetap basah.
Dilanjutkan pada tahun 2020, kegiatan penanaman sagu mulaiberjalan, hingga tahun 2024 ini, total luas lahan gambut yang telah dilakukanrevegetasi seluas 135 hektar. Selain itu, masyarakat secara mandiri telahmelakukan rehabilitasi mangrove. Harapannya kegiatan restorasi gambut danmangrove ini berjalan secara berkelanjutan,” ungkap Ali.
Di desa Lukit ini, BRGM menerapkan strategi 3R, yaituRewetting, Revegetasi, dan Revitalisasi Ekonomi.
Kegiatan rewetting melalui pembangunan sekat kanal, dan sumur bor dimaksudkan agar lahan gambut tetap basahuntuk mencegah kebakaran yang meluas.
Kemudian revegetasi atau penanamankembali lewat komoditas sagu juga dilakukan. Sagu dipilih, karena selain untukdikonsumsi tanpa gambut harus dikeringkan, pohon sagu mampu mencegah emisi lahan gambut, baik dari kebakaran maupun dekomposisi gambut. Selain manfaat dalam menjaga lahan gambut agar tetap basah, pohon sagu juga bermanfaat untuk revitalisasi mata pencaharianmasyarakat.
Indonesia Tawarkan Kolaborasi Strategis Pengelolaan Hutan dan Mangrove ke Sri Lanka |
![]() |
---|
PT TMP Tingkatkan Kesiapsiagaan Desa Gambut Lewat Sosialisasi Karhutla dan Deklarasi DMPG |
![]() |
---|
Lahan Gambut di Inhil Terbakar Lagi, Pemadaman Dilakukan dari Darat dan Udara |
![]() |
---|
OMC Tahap Tiga di Riau Dimulai, Upaya Penanggulangan Karhutla Lewat Hujan Buatan |
![]() |
---|
Pengelolaan Ekosistem Mangrove di ASEAN: Komitmen Bersama Menuju Kelestarian |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.